Concepts

LINGKARAN INSECURE

https://pixabay.com/id/photos/kuning-dinding-gadis-wanita-926728/

Insecure, istilah yang sudah tidak asing lagi bagi kita semuanya ini merupakan memang merupakan satu hal yang dapat menimpa siapa saja, tanpa mengenal jenis dan rentang usia. Tapi, sudah sejauh apa kalian mengerti seputar insecure ini?

Apa sih arti insecure yang sebenarnya?

Insecure merupakan suatu keadaan yang menunjukkan rasa gelisah, takut, dan tidak percaya terhadap diri sendiri maupun lingkungannya. Didapatkan juga sebuah fakta bahwa ternyata remaja lebih riskan terserang virus insecurity ini lho! Kenapa ya?

Mengingat masa remaja merupakan masa awal menuju pendewasaan, yang diikuti dengan emosi yang tidak stabil. Hal ini memicu kecemasan, jangka berpikir pendek, bahkan depresi.

Apa yang menjadi penyebab dari rasa insecure?

Insecure tidak terjadi begitu saja lho! melainkan ada penyebabnya, diantaranya:

1. Circle pertemanan

Sebagai makhluk sosial, kita dalam hidup ini pasti membutuhkan orang lain dalam menjalani hidup. Seseorang yang merasa tidak memiliki kelompok, teman atau sahabat tentu merasa insecure, karena bagaimanapun kita butuh teman cerita dan butuh pengakuan sosial bahwa kita memang ‘ada’. Terutama pada usia remaja, seseorang tentu membutuhkan sebuah kelompok untuk menjadi bagian dari identitas mereka.

2. Terbiasa overthinking

Nah, di sini siapa hayo yang sering overthinking? Kalau kaum wanita bilang mah: “Jam-jam malam adalah waktunya overthinking” hehehe. Memang tidak bisa disangkal, overthinking seringkali mengidap di otak manusia. Namun jangan lupa untuk sesegera mungkin menepisnya, ya! Alihkan pikiranmu terhadap hal yang indah-indah saja, ok!

3. Membandingkan prestasi

Segelintir manusia menganggap bahwa prestasi hanya berwujud dalam materi saja, terutama dalam bidang akademik. Anggapan seperti itu secara tidak langsung membentengi diri kita untuk lebih tidak percaya diri terhadap kemampuan yang kita miliki. Kemahiran dalam menggambar, bernyanyi, menari, bermain futsal, merakit komputer, dan lain sebagainya pun merupakan prestasi sebenarnya. Setiap kelebihan yang dititipkan Allah atasmu, maka syukurilah keberadaannya. Masih banyak lho, orang-orang yang mati-matian belajar agar bisa memiliki kemampuan seperti kamu. Lantas, kamu yang sudah diberi kelebihan mengapa tidak bersyukur?

4. Merasa tidak dipahami orang tua

Usia remaja merupakan usia yang masih membutuhkan bimbingan orang tua, bahkan harus lebih ekstra. Bagi mereka yang merasa tidak dipahami orang tua, atau bahkan merasa tidak memiliki hubungan yang dekat dengan orang tua seringkali merasa lemah. Hal ini merupakan salah satu catatan penting yang harus dipahami oleh para dan calon orang tua, bahwa setiap anak  (berapa pun usianya) masih membutuhkan kasih sayang dan perhatian mereka, terutama dari ibu. Jadi jangan disepelekan ya, calon bunda-bunda!

5. Menerima semua statement negatif dari orang lain tanpa diseleksi terlebih dahulu.

Ya, setiap orang memang berhak untuk mengkritisi. Namun coba diperhatikan, apakah kritik yang kalian lontarkan akan membangun? atau malah menjatuhkan? Belajar jadi orang yang bijak yuk dear!

Kiat-kiat meredakan rasa insecurity:

Untuk kalian yang masih susah untuk keluar dari lingkaran insecurity, yuk coba beberapa cara dibawah ini agar rasa insecure bisa mereda:

1. Tanamkan kalimat-kalimat positif dan membangun untuk menyemangati dirimu sendiri

2. Stop menghakimi diri sendiri

3. Kelilingi dirimu dengan lingkungan yang supportif

4. Lupakan dan maafkan kesalahanmu di masa lalu

5. Gali potensi dan kelebihan diri

6. Jangan melabeli diri sendiri sebagai orang yang paling buruk dan tidak beruntung

7. Kenali diri sendiri, jangan dengarkan perkataan orang lain yang belum 100% mengenal dirimu

Perlu diingat, rasa insecure pasti akan menghampiri di setiap situasi dan kondisi. Kuncinya,  jangan berlarut dalam rasa bersalah tersebut! Jangan sampai membuat mentalmu tidak sehat ya! So, “Stay focus, and be the best version of yourself ^.^”

Penulis: Hilya Maylaffayza (Komuniasik Campus Amvassador Batch 2.0)

Editor: Surnawati

CRISIS COMMUNICATION

Previous article

Polyglot: si Manusia Penggelut Bahasa

Next article

Comments

Leave a reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *