Minggu, 08/10/23 – 18.40 WIB
Fenomena ghosting, yang mengacu pada tindakan tiba-tiba menghentikan komunikasi dengan seseorang tanpa penjelasan atau pemberitahuan, telah menjadi isu yang semakin meresahkan di kalangan pemuda Indonesia. Praktik ini terutama ditemui dalam konteks hubungan percintaan di era digital, di mana pesan teks dan media sosial menjadi sarana utama komunikasi. Artikel ini akan menggali fenomena ghosting dari sudut pandang komunikasi dan emosi, menyoroti dampaknya pada korban dan penyebabnya, serta mencoba memahami perspektif tersangka yang melakukan ghosting.
- Definisi dan Manifestasi Ghosting
Ghosting adalah tindakan menghentikan komunikasi tanpa penjelasan atau pemberitahuan, meninggalkan pihak lain dalam kebingungan dan ketidakpastian. Dalam hubungan percintaan, ghosting seringkali terjadi setelah beberapa pertemuan atau bahkan setelah hubungan berlangsung dalam jangka waktu yang cukup lama.
- Dampak Emosional pada Korban
Ghosting bisa memiliki dampak emosional yang serius pada korban, termasuk rasa penolakan, rendah diri, dan kebingungan. Tanpa penjelasan, korban sulit memahami alasan di balik tindakan tersebut, yang dapat mengakibatkan kepercayaan diri yang rusak dan trauma emosional.
- Penyebab Ghosting di Kalangan Pemuda
- Ketidakmampuan Menghadapi Konflik: Beberapa pemuda mungkin memilih ghosting karena tidak tahu cara mengatasi konflik atau tidak ingin menghadapi reaksi emosional dari pihak lain.
- Dorongan Diri: Ada yang melihat ghosting sebagai cara untuk menjaga diri dan merasa lebih aman secara emosional, terutama jika mereka merasa hubungan tersebut tidak serius atau memiliki komitmen jangka panjang.
- Tekanan Sosial dan Kebutuhan Ruang Pribadi: Pemuda mungkin merasa tertekan oleh ekspektasi sosial atau merasa perlu waktu dan ruang untuk diri sendiri, yang mungkin sulit diungkapkan dalam konteks hubungan romantis.
- Perspektif Tersangka: Mengatasi Diri Sendiri
Tersangka yang melakukan ghosting mungkin merasa bahwa mereka melakukan tindakan tersebut sebagai bentuk perlindungan diri atau cara untuk menenangkan diri dalam situasi yang sulit. Ini bisa mencakup kebutuhan untuk mengatasi emosi mereka sendiri atau merasa bahwa mereka tidak memiliki keterampilan komunikasi yang cukup untuk mengatasi masalah tersebut dengan baik.
- Solusi dan Langkah-langkah untuk Mengatasi Ghosting
- Pentingnya Komunikasi Terbuka: Penting bagi pemuda untuk memahami bahwa komunikasi terbuka dan jujur adalah kunci dalam hubungan. Belajarlah untuk mengungkapkan perasaan, kebutuhan, dan harapan dengan jelas.
- Pendidikan Emosional: Sekolah dan lembaga pendidikan harus memasukkan pelajaran tentang keterampilan komunikasi, kecerdasan emosional, dan pengelolaan konflik ke dalam kurikulum mereka, membantu pemuda mengatasi situasi sulit dengan cara yang sehat dan efektif.
- Pemahaman dan Empati: Penting bagi masyarakat untuk lebih memahami dan bersikap empati terhadap pengalaman emosional orang lain. Dengan meningkatkan pemahaman ini, kita dapat membantu mengurangi ghosting di kalangan pemuda Indonesia.
Ghosting dalam hubungan percintaan pemuda Indonesia mencerminkan kompleksitas komunikasi dan emosi dalam era digital ini. Penting bagi kita semua untuk memahami dampak emosional yang mungkin ditimbulkan oleh ghosting dan bekerja sama untuk menciptakan lingkungan di mana komunikasi terbuka, jujur, dan empati didorong. Dengan cara ini, kita dapat membantu pemuda mengatasi konflik dengan cara yang lebih sehat dan membangun hubungan yang lebih kuat di masa depan.
Penulis : Fauzan Anshari
Editor : Rani Mahadewi
Comments