Theory

Teori Interaksi Simbolik Dalam Fenomena Komunikasi Sosial

Teori interaksi simbolik dicetuskan oleh George Herbert Mead dan Herbert Blumer. Mereka menjelaskan bahwa komunikasi adalah proses bertukar makna melalui simbol-simbol seperti bahasa, ekspresi, atau gerakan. Teori ini untuk memahami bagaimana masyarakat berkomunikasi dan membentuk hubungan sosial. 

“@jefrinichol mengomentari postingan Anda” 

Notif pesan ini menggambarkan ketika seseorang memberi emoji hati ❤️ di komentar Instagram, maka bisa memaknainya sebagai tanda kasih sayang atau sekadar apresiasi. Saat ini, fenomena, seperti komunikasi antarbudaya, aktivitas di media sosial, hingga bagaimana seseorang membangun identitas di dunia daring dipahami melalui teori ini. Lewat simbol, manusia membentuk persepsi dan norma tertentu.  

Hand holding smartphone social media concept
Ragam Platform Media Sosial (Sumber: Freepik.com)

Makna Simbol Sebagai Komunikasi

Setiap orang berinteraksi dengan lingkungan berdasarkan makna simbol tertentu. Simbol ini bisa berupa kata, gestur, atau bahkan emoji di media sosial. Makna tersebut tidak selalu tetap, melainkan dapat berubah-ubah tergantung situasi dan interaksi. Misalnya, ucapan “terima kasih” bermakna sopan, tetapi dalam kondisi tertentu bisa dianggap sebagai sindiran. 

Di media sosial seperti Instagram dan Twitter, teori ini membantu menjelaskan bagaimana orang menggunakan simbol untuk berkomunikasi. Emoji, GIF, dan meme sering digunakan untuk menyampaikan emosi dan ide. Namun, maknanya bisa berbeda bagi setiap individu atau kelompok, tergantung latar belakang budaya dan pengalaman mereka. Hal ini membuat komunikasi digital rentan terhadap kesalahpahaman.

Selain itu, interaksi simbolik sangat berpengaruh dalam pembentukan identitas. Identitas seseorang dibangun melalui interaksi dengan orang lain. Contohnya, seorang influencer di media sosial membangun citranya berdasarkan jumlah like, komentar, dan pengikut. Setiap respons dari audien menjadi simbol yang menguatkan atau menantang identitas yang mereka ciptakan. Komunitas daring juga dibentuk dengan simbol-simbol tertentu, seperti tagar (#), yang menandakan solidaritas dan tujuan bersama, misalnya dalam gerakan sosial.

Interaksi Simbolik Memahami Komunikasi

Teori ini juga membantu memahami komunikasi antarbudaya. Simbol yang sama bisa punya makna berbeda di budaya lain. Misalnya, sebuah gestur tangan bisa diterima sebagai tanda positif di satu budaya, tapi dianggap ofensif di budaya lain. Nah, Sobat MinSik teori interaksi simbolik membantu kita memahami bagaimana makna dibentuk dan dipertukarkan dalam interaksi sosial. 

Di era digital, simbol visual seperti emoji dan teks menjadi bagian penting dari komunikasi. Namun, karena setiap orang bisa memiliki pemahaman berbeda terhadap simbol yang sama, potensi kesalahpahaman juga semakin besar. Dengan memahami teori ini, orang dapat lebih peka terhadap perbedaan makna dan lebih efektif dalam berkomunikasi, terutama dalam konteks budaya yang beragam. Kesadaran ini sangat penting agar komunikasi tetap inklusif dan harmonis di tengah masyarakat modern yang semakin kompleks.

Penulis: Maya Maulida

Editor: Diah Ayu

komuniasik@gmail.com

4 Pola Komunikasi Negatif ini Bikin Hubungan Gagal!

Previous article

Intip Tahapan dan Teknik Komunikasi Persuasif

Next article

Comments

Leave a reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *