Kamu pernah nggak sih merasa tertekan dengan pertanyaan-pertanyaan seperti “Nanti aku bakal jadi apa ya?” atau “Bisa nggak ya ngerjain skripsi dan dapat pekerjaan setelah lulus kuliah?” Jika iya, kamu nggak sendirian. Fenomena ini dikenal dengan istilah quarter life crisis, dan banyak orang di usia 20-an mengalami hal ini. Tapi, kenapa sih fase ini sering terjadi? Mari kita bahas lebih dalam!
Apa Itu Quarter Life Crisis?
Quarter life crisis merupakan fase dimana seseorang merasakan hal-hal ketidakpastian dan kebingungan yang biasanya terjadi di usia 20-an hingga awal 30-an. Di fase ini, banyak orang merasa terjebak dalam rutinitas, mengalami tekanan untuk mencari tujuan hidup, sibuk untuk memenuhi ekspetasi sosial, dan seringkali meragukan pilihan yang mereka buat. Ini adalah masa di mana banyak orang merasa cemas tentang masa depan dan mengalami konflik internal terkait identitas serta tujuan hidup.
Kenapa Quarter Life Crisis Terjadi?
1. Tekanan Sosial dan Eksternal
Di era ini, tekanan untuk sukses dan memenuhi ekspektasi sosial bisa sangat besar. Media sosial seringkali memperlihatkan gambaran pencapaian dari kehidupan orang lain, yang bisa membuat kita merasa kurang atau tidak cukup baik. Ditambah lagi dengan tuntutan untuk segera menemukan pekerjaan yang bagus dan memulai hidup dewasa, hal ini bisa menambah beban psikologis.
2. Perubahan Identitas dan Tanggung Jawab
Masuk ke dunia dewasa berarti menghadapi tanggung jawab baru mulai dari pekerjaan, keuangan, hingga hubungan pribadi. Proses transisi ini bisa membuat orang menjadi gundah dan tertantang. Banyak orang mengalami kesulitan dalam menyeimbangkan antara harapan pribadi dan ekspektasi dari lingkungan sekitar mereka.
3. Pencarian Makna dan Tujuan Hidup
Di usia 20-an, banyak orang mulai merenungkan makna hidup dan tujuan pribadi mereka. Mereka seringkali bertanya-tanya apakah pilihan yang mereka buat sudah sesuai dengan passion dan aspirasi mereka. Ketidakpastian tentang masa depan dan rasa takut gagal bisa menambah perasaan krisis yang dialami tersebut.
4. Kebutuhan untuk Menyesuaikan Diri
Berbeda dengan saat masa kecil, semua hal yang terjadi telah diatur dan diarahkan oleh orang tua. Namun, saat memasuki dunia dewasa, banyak orang merasa perlu menyesuaikan diri dengan aturan dan harapan yang ada. Ini termasuk mencapai pencapaian tertentu dalam karier, memiliki kehidupan pribadi yang stabil, dan memenuhi harapan dari keluarga. Proses penyesuaian ini seringkali memicu perasaan cemas dan ketidakpastian.
Apa yang Bisa Dilakukan untuk Menghadapinya?
1. Berikan Waktu untuk Diri Sendiri
Penting untuk memberi diri waktu untuk memahami apa yang benar-benar diinginkan dan apa yang membuat bahagia. Cobalah untuk mengeksplorasi berbagai minat dan passion tanpa merasa tertekan untuk segera menemukan jawaban.
2. Atur Harapan dengan Realistis
Sadarilah bahwa tidak semua orang memiliki jalur hidup yang sama. Bandingkan diri dengan orang lain hanya akan menambah stress. Fokuslah pada kemajuan pribadi dan atur harapan dengan lebih realistis.
3. Cari Dukungan dan Bimbingan
Bicara dengan teman, keluarga, atau profesional seperti konselor bisa sangat membantu. Mereka bisa memberikan perspektif yang berbeda dan membantu kamu mengatasi perasaan cemas.
4. Fokus pada Kesehatan Mental
Jaga kesehatan mental dengan cara yang sehat, seperti berolahraga, meditasi, atau melakukan aktivitas yang menyenangkan. Ini membantu mengurangi stress dan meningkatkan kesejahteraan.
5. Jangan Takut Mengambil Langkah Kecil
Gapai tujuan besar dengan melakukan langkah-langkah kecil yang lebih mudah dicapai. Hal ini membantu mengurangi rasa kewalahan dan membuat kemajuan terasa lebih nyata.
Saat menghadapi quarter life crisis, penting untuk diingat bahwa kegagalan dan ketidakpastian adalah bagian normal dari perjalanan hidup. Tidak perlu merasa tertekan untuk memenuhi semua ekspektasi atau mengikuti jejak orang lain. Setiap orang memiliki jalannya masing-masing, dan tidak semua orang harus mencapai kesuksesan atau kebahagiaan dengan cara yang sama.
Jangan merasa bahwa kamu harus memiliki segalanya sekarang juga. Proses menemukan diri dan mencapai tujuan pribadi memerlukan waktu. Yang terpenting adalah bagaimana kamu menjalani setiap langkah dengan penuh kesadaran dan rasa syukur. Menjadi “biasa-biasa saja” juga tidak masalah, yang penting adalah bagaimana kamu merasa puas dan bahagia dengan perjalananmu sendiri.
Penulis: Putri Layina Isyrofa
Editor: Rafiq Subhi Sahfi
Comments