Uncategorized

PENTINGNYA STOIKISME BAGI KITA

Sebagai manusia tentunya komunikasi adalah hal yang tidak bisa kita tinggalkan, karena qodrat manusia adalah sebagai makhluk sosial, tentunya kita harus bisa menjaga hubungan sosial kita denganorang-orang di sekitar kita. Jika membahas tentang komunikasi tentunya sangatlah luas, akan tetapi secara garis besar akan digariskan ke dalam dua jenis komunikasi, yaitu Komunikasi External dan Komunikasi Internal.

Tidak hanya menjaga hubungan dengan orang lain, sebagai manusia juga kita harus bisa menjaga hubungan kita dengan diri kita sendiri, salah satunya dengan Komunikasi Intrapersonal, yaitu komunikasi dengan diri kita sendiri (self to self communication). Dalam komunikasi ini, seseorang berperan sebagai komunikator dan komunikan, sehingga pesan yang ingin disampaikan dapat tersampaikan dengan baik

Seiring berjalannya waktu, manusia akan melewati berbagai macam fase kehidupan, perasaan yang mereka rasakan pun beragam, dan tentunya di masa remaja ini kita sangat punya banyak harapan dan cita” yang ingin di wujudkan, akan tetapi yang menjadi titik masalahnya adalah, bagaimanana kita bisa mengontrol perasaan kita dengan baik, agar apa yang kita tuju tidak mengecewakan kita.

Stoikisme bukanlah aliran kepercayaan atau agama, tapi adalah aliran filsafat, yang membantu kita untuk mengontrol emosi negatif dan mengaplikasikan bahkan melipat gandakan kebahagiaan dan rasa syukur yang kita rasakan, dan jika dikaitkan dengan ilmu teologi, stoikisme tidak bertebarakan dengan kepercayaan apapun, termasuk Islam, karena pada dasarnya dalam agama Islam kita diajarkan tentang tawakal, yaitu bagaimana kitab bisa menerima segala keputusan yang ditetapkan oleh Allah SWT.

Dengan Stoikisme kita dapat berkomunikasi dengan diri kita lebih mendalam, kita dapat memahami diri kita sehingga dapat menentukan hal-hal yang harus kita lakukan sesuai dengan kemampuan diri kita. Stoikisme membagi hidup ke dalam dua dimensi, yaitu :
• Internal (Hal-hal yang terjadi, dan masih dalam kondisi kita secara penuh)
• Eksternal (Hal-hal yang terjadi dan berada di luar kontrol kita)

Dengan adanya stoikisme menyadarkan kita bahwa kebahagiaan dan kepuasan itu dapat diubah dari dimensi external menjadi internal, yaitu kita dapat
mendatangkan kebahagiaan dan kepuasan itu sendiri tidak hanya itu stoikisme juga mengajarkan kita untuk bersikap rasional, dan merespon semua hal dengan rasionalitas, sebagai contoh Ketika ada seorang lelaki yang jatuh cinta kepada seorang wanita, dan ia ingin menyatakan perasaannya, tentunya ada dua kemungkinan respon yang akan ia terima, antara diterima atau ditolak, dan karena si laki-laki ini faham tentang konsep stoikisme tentunya ia akan berfikir secara rasional dengan menempatkan ekepetasinye kepada kemungkinan terburuknya, yaitu ditolak, karena dengan menempatkan ekspetasinya pada kemungkinan terburuk hal tersebut akan meminimalisir rasa kekecewaan yang akan ia rasakan Ketika memang kemungkinan yang terburuk itu yang ia dapatkan, dan sebaliknya ia
pernyataan cintanya diterima ia akan merasakan kebahagiaan yang sangat besar, bahkan berlipat ganda dari sebelumnya, oleh karena itu kita akan lebih siap dan bisa menerima segala konsekuensi yang akan kita dapatkan dari setiap pilihan yang telah kita pilih.

Stoikisme juga bisa menjadi obat bagi diri kita yang tumbuh di era digitalisasi, dimana arus informasi sangat cepat dan tidak dapat terbendung, dengan usapan jari kita bisa mendapatkan informasi dari berbagai macam sumber, contoh kecilnya di media sosial, tentunya media sosial tidak hanya menjadi alat untuk bersosialisasi, tapi juga sebagai alat untuk membangun personal branding. Terkadang pencapaian kita mungkin tidak sehebat pencapaian teman kita, dan tentunya hal tersebut akan membuat kita untuk mengejar ketertinggalan tersebut dan membuat kita haus validasi dari orang-orang di sekitar kita, karena pada realitanya prinsip Ketika kita hidup di media sosial itu bagaimana kita dapat dilihat dan diakui oleh oranh sekitar kita, dan dengan adanya stoikisme itu membantu kita menciptakan kebahagiaan dan ketenangan bagi diri kita, karena sesungguhnya rasa bahagia itu bukan terletak pada seberapa tinggi sebuah pencapaian, namun seberapa rasional sebuah harapan, dan
perlu dicatat bahwa stoikisme tidak membunuh impian dan cita” kita, melainkan membantu kita untuk mendefinisikan apa yang ingin kita kejar, dan kita capai dan membuang semua distraksi yang tidak penting di dalam menjalani kehidupan.

Penulis : Ammar Luthfi Ramadhan
Editor : Jundy Aljihad

Pengaruh Puasa Terhadap Mental dan Psikologi

Previous article

Tantangan dan Solusi Buat yang LDR Biar Gak Miskomunikasi!

Next article

Comments

Leave a reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *