Pernahkah kalian berpikir bahwa miskomunikasi dapat terjadi hanya karena penggunaan emotikon? Biasanya emotikon digunakan saat berkomunikasi lewat media sosial supaya terkesan ekspresif. Namun, ternyata emotikon dapat menimbulkan salah tafsir. Semakin berkembangnya zaman, semakin sering manusia menggunakan media sosial, maka semakin banyak pula hal-hal penunjang yang dapat digunakan dalam media sosial, salah satunya emotikon atau yang biasa kita sebut emot. Banyak sekali jenis dan bentuk emotikon dengan beragam ekspresi. Ternyata kita harus berhati-hati dalam penggunaannya, loh! Percaya gak kalau penggunaan emotikon bisa menimbulkan miskomunikasi? Artikel ini akan membahas miskomunikasi dan hubungannya dengan penggunaan emotikon.
Miskomunikasi berarti kesalahpahaman yang terjadi di antara komunikator dengan komunikan atau pemberi pesan dengan si penerima pesan. Penggunaan emotikon yang berupa gambar, simbol, atau karakter digunakan sebagai bentuk komunikasi verbal tak langsung untuk menunjukan ekspresi secara online. Misal, penggunaan emotikon dua belah tangan yang disatukan (🙏🏻) sering digunakan sebagai pelengkap ucapan permohonan maaf atau terima kasih, dan lain sebagainya. Namun, sebagian orang memaknai emotikon ini sebagai simbol euphoria atau tos.
Setiap orang memiliki perbedaan dalam menafsirkan emotikon sehingga berbeda juga dalam penggunaannya. Jika tidak adanya kesamaan persepsi, sangat memungkinkan terjadi miskomunikasi. Tidak ada cara khusus untuk menghindari miskomunikasi yang disebabkan oleh penggunaan emotikon karena pastinya beda lingkungan beda pula pemaknaannya.
Sejatinya, keberadaan emotikon tidak memengaruhi secara langsung isi pesan yang disampaikan. Maka dari itu dapat diminimalisir penggunaannya, terlebih dengan orang baru yang berbeda lingkungan dan budaya dengan kita. Lalu, gimana sih cara mengatasi miskomunikasi akibat penggunaan emotikon?
Caranya bisa dengan menegur lawan bicara, bertemu face to face, menghubunginya lewat telepon, atau dengan cara lainnya. Sebenarnya penggunaan emotikon tidak berarti buruk atau menjadi suatu hal yang negatif, melainkan sebagai pemanis komunikasi, hanya saja perlu mempertimbangkan beberapa hal. Jangan sampai isi pesan menjadi ambigu sehingga membuat bingung lawan bicara.
Nah, demikian penjelasan dalam penggunaan emotikon yang berpotensi menimbulkan miskomunikasi dan upaya yang dapat dilakukan jika hal tersebut terjadi. Alangkah baiknya jika setelah ini kita lebih selektif dalam penggunaan emotikon. Yuk, lebih berhati-hati dalam mengekspresikan diri melalui emotikon!
Penulis : Irma Ferdianti
Editor : Nabilah Saffanah
Referensi
Syahrul dkk. (2023). Miskomunikasi (Studi Kegagalan Komunikasi antara Mahasiswa dan Dosen STAIN Majene Melalui WhatsApp). Shoutika: Jurnal Studi Komunikasi dan Dakwah. Vol. 3. No. 1. 11-20
Comments