Uncategorized

Layar Kaca Pertelevisian yang kian Memudar, tentang Nasibnya Stasiun Televisi di Era Digital.

Perkembangan teknologi digital telah mengubah lanskap media secara drastis, dan industri pertelevisian pun tak luput dari pengaruhnya. Era di mana kita berkumpul di depan layar kaca untuk menyaksikan program favorit bersama-sama kini perlahan mulai memudar. Pertumbuhan platform streaming seperti Netflix, Disney+, dan layanan video on-demand lainnya telah memberikan penonton fleksibilitas yang jauh lebih besar dalam memilih konten dan waktu menonton.

Salah satu faktor utama di balik penurunan popularitas televisi tradisional adalah perubahan preferensi penonton. Generasi muda, yang tumbuh dengan akses mudah ke internet dan perangkat pintar, cenderung lebih memilih konten yang bersifat personal dan interaktif. Mereka dapat dengan mudah menemukan konten yang sesuai dengan minat mereka melalui platform streaming, serta berinteraksi dengan konten tersebut melalui fitur seperti komentar dan berbagi di media sosial. Selain itu, tren binge-watching atau maraton menonton episode secara beruntun juga semakin populer di kalangan generasi muda.

Pada aspek distribusi, Industri televisi memercayakan penyiaran, yang kemudian disalurkan melalui televisi berbasis kabel dan satelit. Penyiaran yang terdapat dalam industri televisi biasanya bersifat satu arah sehingga penonton harus menonton di jam yang sudah ditentukan. Di sisi lain, industri digital juga menyajikan konten melalui platform-platform online, seperti video streaming, media sosial, gadget, dan situs web. Penonton dapat mengakses konten di mana dan kapan saja selama perangkat yang ia gunakan terhubung dengan internet.

Perbedaan industri televisi dan industri digital yang kedua adalah dari aspek penonton. Industri televisi cenderung memiliki penonton yang lebih tua dan sudah terbiasa dengan tayangan satu arah.  Sementara itu, industri digital justru memiliki penonton dari berbagai kelompok usia, khususnya generasi muda. Hal itu terjadi karena generasi muda memang lebih akrab dengan teknologi digital.

Setelah itu juga ada pada aspek interaktivitas. Industri televisi tentunya memiliki keterbatasan dalam hal ini karena industri televisi hanya bersifat satu arah. Jadi, penonton tidak dapat berinteraksi secara langsung. Sementara industri digital sangat memungkinkan adanya interaksi langsung antara penonton dengan host atau penyiar. Penonton dapat dengan mudah berinteraksi melalui kolom komentar dan bebas memilih konten yang ingin ia tonton.

Digitalisasi adalah proses mengubah konten dan penyiaran media konvensional menjadi bentuk yang dapat diakses dan diunduh dengan mudah, yaitu bentuk digital. Komisioner Komisi Penyiaran Indonesia (KPI), Mohamad Reza, menyampaikan bahwa ini merupakan salah satu bentuk upaya sinkronisasi media konvensional dan digital. Hal itu menunjukkan bahwa industri televisi dan industri digital tidak melulu harus bersaing. Kedua industri ini dapat hidup berdampingan dan saling mengisi. 

Meskipun menghadapi tantangan yang berat, televisi tidak akan hilang begitu saja. Televisi akan terus beradaptasi dengan era digital dan menemukan model bisnis yang baru. Kemungkinan besar, televisi akan menjadi salah satu platform dalam ekosistem media yang lebih luas, di mana penonton dapat mengakses berbagai jenis konten melalui berbagai perangkat.

Pergeseran dari televisi tradisional ke platform digital merupakan sebuah evolusi yang tidak dapat dihindari. Stasiun televisi yang mampu beradaptasi dengan cepat dan inovatif akan memiliki peluang yang lebih besar untuk bertahan dan berkembang di era digital. Namun, bagi penonton, perubahan ini berarti lebih banyak pilihan dan fleksibilitas dalam menikmati konten hiburan.

komuniasik@gmail.com

Menguak Fenomena Podcast AudioVisual: Kenapa Mendengarkan dan Menonton Orang Ngobrol Bisa Seasyik Ini.

Previous article

Judi Online Merusak Generasi Bangsa

Next article

Comments

Leave a reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *