Dalam dunia digital, banyak sekali perubahan yang terpampang nyata dihadapan kita. Perubahan ini juga masuk ke dalam dunia politik, salah satunya perpindahan kampanye yang merambah dalam dunia digital. Kampanye politik telah mengalami transformasi signifikan dengan munculnya media sosial sebagai alat utama dalam menjangkau pemilih. Di era digital ini, kandidat maupun partai politik tidak hanya mengandalkan metode konvensional seperti baliho dan poster, tetapi juga memanfaatkan platform-platform seperti Facebook, Instagram, TikTok, dan Twitter untuk menyampaikan visi, misi, gagasan maupun personal branding mereka.
Dalam pemilu 2024, semua komponen politik mulai dari partai politik, calon Legislatif, maupun calon Presiden mengubah strategi dalam kampanye mereka. Disebabkan karna meningkatknya pemilih muda dalam kontestasi politik tahun 2024 ini, bahkan data menyebutkan 55 – 60 % pemilih muncul dari pemilih muda, Gen Z maupun Millenial. Dengan kebiasaan Gen Z yang tidak bisa lepas dari Media Sosial, komponen politik ini memanfaatkan situasi melalui media sosial, dan mengedepankan vilarism untuk mereka berkampanye. Strategi yang dipakai dalam berkampanye politik dalam dunia digital antara lain :
Konten Kreatif dan Viral
Dalam konteks ini melihat pemilu 2024, pasangan calon Prabowo – Gibran membuat kampanye yang gampang diterima khususnya pada pemilih muda, konten konten kreatif dan viral. Lagu “oke gas” dan sebutan “gemoy” menjadi ciri khas dalam kampanye politik Prabowo – Gibran. Strategi membuat konten kreatif dan viral sangat penting untuk menaikkan engagement dan membuat pesan kampanye lebih mudah diterima.
Bekerja sama dengan Influencer atau Konten Kreator
Kolaborasi dengan influencer dan pembuat konten populer juga menjadi strategi penting. Melalui kerja sama ini, pesan politik dapat menjangkau audiens yang lebih luas dan menciptakan citra positif di kalangan pengguna media sosial. Influencer mampu memberikan nuansa yang lebih relate bagi pemilih muda. Kolaborasi ini sangat menguntungkan bagi para kandidat untuk menjagkau suara lebih banyak.
Membangun Hubungan Langsung
Cara ini menjadi salah satu strategi yang sering dipakai setiap kandidat. Media Sosial membuat dunia terasa sangat dekat sehingga hubungan dapat dimunculkan. Kandidat dapat berinteraksi langsung dengan para pemilih melalui sesi tanya jawab di live streaming maupun komentar, dan bisa mendengarkan aspirasi masyarakat secara real time. Hal ini menciptakan hubungan personal yang lebih kuat dan meningkatkan kepercayaan public kepada kandidat. Pada pemilu 2024, cara ini sering dipakai oleh Anies Baswedan dalam live streaming TikTok maupun Instagram pribadinya, sehingga dari sinilah kemudian muncul diksi “Anak Abah” dari pendukungnya yang dipakai secara terus menerus dalam kampanye Anies Baswedan.
Memanfaatkan Trend dan Gimmick dalam kampanye
Trend baru yang muncul sering kali digunakan dalam kampanye politik,lagu yang sedang trend dan lain hal sebagainya bisa digunakan dalam berkampanye, karna biasanya yang sedang trend adalah yang paling sering dilihat dan sering di dengarkan. Selain trend, gimmick juga sering kali digunakan,dalam berkampanye, untuk meningkatkan daya tarik konten. Penggunaan meme, istilah gaul, atau trend viral dapat menciptakan buzz di media sosial, meskipun perlu diingat bahwa penggunaan gimmick harus seimbang agar tidak mengabaikan substansi visi dan misi. Contohnya adalah penggunaan nama “Samsul” oleh Gibran yang menarik perhatian banyak netizen.
Pemilu 2024 menghasilkan sebuah transformasi kampanye yang sangat signifikan dan menggores sejarah baru, bahkan transformasi ini akan terus berlanjut dalam kontestasi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024. Hal ini membuktikan bahwa zaman terus berkembang dan menghasilkan pemikiran baru yang modern, sehingga kualitas SDM terus semakin meningkat dengan memunculkan kreativitas yang cemerlang.
Tags
Inovasi
Kampanye
Politik
Digital
Penulis: Muhammad Renardi Ariza
Editor: Diah Ayu
Comments