Concepts

Harold Lasswell: Pionir 5W1H dalam Komunikasi Modern

Harold Lasswell's Propaganda Theory - MCT

Ilustrasi Tokoh Harold Laswell (Sumber: https://masscommunicationtheories.com/harold-lasswells-propaganda-theory/)

Halo, sobat minsik! Kali ini MinSik bakal ngebahas tokoh super penting di dunia komunikasi. Siapa lagi kalo bukan Harold Lasswell, si jenius yang sering banget disebut-sebut sebagai “Bapak Komunikasi”. Penasaran kan kenapa dia bisa dapet gelar sekeren itu? Yuk langsung ke pembahasannya!

Siapa Harold Dwight Lasswell?

Harold Dwight Lasswell itu ilmuwan politik dan komunikasi asal Amerika yang hidup dari tahun 1902 sampai 1978. Teori-teori bapak komunikasi masih digunakan hingga sekarang, lho. Model Komunikasi 5W1H -yang bikin Lasswell terkenal banget.

“Who Says What In Which Channel To Whom With What Effect?”

Atau dalam bahasa gaulnya:

Who: Siapa yang ngomong?

Says What: Ngomong apaan?

In Which Channel: Lewat mana?

To Whom: Ke siapa?

With What Effect: Efeknya apa?

Lasswell menjadi pionir banget di bidang komunikasi politik. Beliau menjelaskan bagaimana propaganda bisa berpengaruh ke opini publik. Tentunya ini sangat penting banget buat kita yang hidup di era informasi kayak sekarang. Selain itu, fungsi teori komunikasi massa, menurut Lasswell ada tiga, yakni:

  1. Surveillance: Ngawasin lingkungan (misalnya berita)

2. Correlation: Ngehubungin berbagai bagian masyarakat

3. Transmission: Nyalur-in warisan sosial dan budaya

Harold Lasswell mengembangkan metode Analisis Isi (Content Analysis), yaitu cara untuk menganalisis pesan komunikasi secara sistematis. Saat ini, metode ini banyak digunakan untuk memahami tren di media sosial dan konten viral. Selain itu, Lasswell juga membahas konsep kekuasaan dengan ungkapan terkenal “who gets what, when, how,” yang menggambarkan politik sebagai proses distribusi kekuasaan.

Meskipun teori Lasswell sudah lama, ia masih relevan di era digital. Misalnya, model 5W1H dapat diterapkan dalam strategi influencer, teori propaganda membantu kita lebih kritis terhadap hoaks, dan analisis isi berguna dalam riset tren di platform digital. Namun, Lasswell tidak luput dari kritik. Beberapa orang menyebut model komunikasinya terlalu linear dan kurang memperhitungkan umpan balik (feedback). Meski demikian, pemikiran Lasswell penting untuk membuat kita lebih sadar akan proses komunikasi sehari-hari, membantu kita lebih kritis dalam konsumsi dan produksi konten, serta menyediakan alat analisis yang sederhana namun efektif.

Jadi, bagaimana sobat MinSik? Apakah kalian mulai tertarik dengan pemikiran Lasswell? Lain kali saat scroll feed atau nonton YouTube, coba gunakan model 5W1H untuk menganalisis! Siapa tahu kalian bisa jadi ahli komunikasi masa depan. Kalau Lasswell masih hidup di era digital, menurut kalian apa ya komentarnya tentang komunikasi masa kini?

Penulis : Diah Ayu

Editor : Maya Maulidia

komuniasik@gmail.com

Pentingnya Body Positivity untuk Rasa Percaya Diri

Previous article

Terjebak di Penjara Digital: Second Account Pelarian Gen Z

Next article

Comments

Leave a reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *