Cerita Komunikasi

Golongan Komunikasi Bikin Orang Bete, Kamu Termasuk?

Business people talking about documents
Ilustrasi Improve Komunikasi Bersama (Sumber: Freepik.com)

Golongan komunikasi yang buruk bukan hanya membuat pesan tak tersampaikan dengan benar, tetapi juga bisa merusak hubungan dan bikin orang di sekitarmu merasa jengkel. Tanpa sadar, kamu mungkin melakukan kesalahan komunikasi yang membuat orang jadi bete dan malas berinteraksi. Jadi, simak penjelasannya dan improve kemampuan komunikasi kamu.

Golongan Komunikasi Ini yang Bikin Orang Bete

  1. Golongan Pertama: Orang yang Gak Sabaran
    Bayangin lagi ngobrol santai, tiba-tiba cerita kamu dipotong di tengah jalan. Misalnya, Tika lagi curhat soal resign dari kantor karena lingkungan yang toxic. Namun, sebelum selesai, Rina langsung potong dan malah cerita soal masalahnya sendiri, misalnya:
  • Tika: “Bro, gua baru resign, ga nyaman, banyak yang sikut-sikutan…”
  • Rina (langsung motong): “Wah, sama bro! Kerjaan gua sekarang juga toxic banget, gua selalu kerja paling banyak tapi…”

Ini bikin percakapan berubah arah dan bikin Ryan merasa diabaikan. Memotong obrolan seperti ini menunjukkan kurangnya empati dan bikin orang jadi malas cerita lagi.

Sobat MinSik bisa perbaiki komunikasi dengan memberikan ruang untuk teman ketika lagi ngobrol, biarkan dia cerita sampai selesai, pahami, dan berikan empati. Selanjutnya, baru bagian part kita yang cerita. Penting untuk menjadi pendengar yang baik, bukan hanya pembicara yang baik..

  1. Golongan Kedua: Tipe “Mendang-Mending”
    Ini tipe orang yang selalu membandingkan masalah orang lain dengan masalahnya sendiri. Misalnya, Ketika seseorang lagi curhat soal putus dengan pacarnya, tetapi bukannya memberi dukungan, justru malah membandingkan-bandingkan dan emosi.
  • Tina: “Gua putus sama Mita…”
  • Tini: “Yaelah bro, masih mending lu, baru 2 tahun. Gimana gua yang pacaran 5 tahun?”

Respon semacam ini bikin curhat jadi gak nyaman. Bukannya didengarkan, malah merasa masalahnya gak valid karena dibandingan dengan pengalaman orang lain.

Sobat MinSik bisa perbaiki ketika temen kamu lagi curhat, dia sebenarnya gak minta dibandingin, tapi dipahami dan validasi. Coba sedikit saja untuk mendengar dan memahami, jangan langsung menghakimi.

  1. Golongan Ketiga: Dikit-Dikit Cek HP
    Tipe ini sering muncul di mana-mana. Ketika lagi serius cerita, tetapi malah sibuk dengan ponsel dan media sosialnya. Misalnya,
  • Pete: “Bro, gua bisa cerita gak?”
  • Masdi: “Oh iya bro, cerita aja (tetapi sambil cek ponsel)
  • Pete: “Jadi gini bro, kemarin gua baru aja resign dari kantor gua.. dan …….”
  • Masdi: “Oh gitu ya (tetapi liat ponsel) Lanjut cerita lagi, tetapi selalu liat HP..”

Ini nih menggambarkan kurangnya perhatian bikin orang merasa diabaikan dan percakapan terasa sia-sia. Kebiasaan terus-terusan mengecek ponsel menunjukkan bahwa kamu gak menghargai waktu dan cerita lawan bicara.

Dalam komunikasi, atensi itu penting. Sobat MinSik bisa perbaiki dengan mendengarkan bukan cuma sekadar mendengar, tetapi menyimak dengan fokus. Lepaskan ponsel sejenak dan berikan perhatian penuh saat orang lain berbicara.

Nah, sobat MinSik ketiga kebiasaan ini bisa merusak komunikasi dan bikin orang bete, lho. Cobalah untuk menciptakan obrolan yang menyenangkan, belajarlah mendengarkan dengan sabar, menghargai cerita orang lain tanpa membandingkan, dan fokus pada percakapan tanpa terdistraksi. Dengan begitu, komunikasi jadi lebih berkualitas dan hubunganmu dengan orang lain akan lebih baik.

Penulis : Maya Maulidia

Editor : Diah Ayu

komuniasik@gmail.com

Melatih Otak dengan Kegiatan Sehari-hari yang Menyenangkan

Previous article

Burnout? No Way! Ini Dia Strategi Kekian Biar Makin Semangat Belajar

Next article

Comments

Leave a reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *