Uncategorized

FERARRI MENJADI BADUT KUDA JINGKRAK MERAH F1

Badut kuda jingkrak merah atau sebut juga Team Ferarri dalam balapan Formula 1 (F1) lagi-lagi membuat sebuah kejutan yang bukan kejutan kegembiraan, melainkan kejutan yang membuat kepala geleng-geleng melihat kelakuan selama balapan. Awal musim ini banyak yang menyangka soal Ferarri bisa saja menjadi dominasi balapan, tetapi siapa sangka, semakin lama, semakin menurun dan banyak berbuat salah. Banyak sekali insiden yang membuat kita menjadi tertawa dan juga sedih. Orang bertanya-tanya soal Ferarri, ada apa sebenarnya dengan Tim besar Ferarri ?, yang dulunya tahun ke tahun selalu mewarnai balapan dengan strategi dan ambisius di dalam sirkuit. Mari kita telaah beberapa fakta soal masalah dan strategi yang dialami Ferarri dalam waktu dekat ini.

Tiga balapan yang akan kita bahas badut kuda jingkrak merah ini. Balapan di sirkuit Hungarian, disinilah terlihat lawakan Ferrari yang sangat jelas dengan strategi yang bisa dikatakan abal-abal. Strategi ban dalam balapan F1 sangat penting karena ban adalah salah satu kunci utama juga dalam meraih podium juara. Saat balapan berlangsung strategi yang digunakan oleh juara dunia musim lalu yaitu Max Verstappen yang tadinya menggunakan ban Soft berpindah ke ban Medium, diikuti juga dengan rivalnya musim lalu dari tim Mercedes Geogre Russel, melihat kedua tim ini masuk, Ferarri pun ikut pit stop mengingat juga ban yang digunakan akan tidak memberikan performa baik untuk mengejar keunggulan tim RedBull Max Verstappen. Pit stop yang kedua, mengingat kedua tim Redbull dan Mercedes sedang war di depan, keduanya memasuki penggantian ban, Ferarri pun ikut juga menggunakan strategi tersebut mengingat ingin bersaing juga untuk memperebutkan posisi podium, tapi, tidak disangka Ferarri malah menggunakan ban bertipe Hard, yang dimana tipe ban Hard ini cukup dikatakan awetnya lama, tetapi tidak cocok dengan balapan yang sirkuitnya bisa dibilang hanya kecil jangka putaran lap yang banyak. Sempat ada masalah yang dialami oleh Max Verstappen di depan dan diikuti oleh Ferarri, Max spin (berputar) yang mengakibatkan waktu terulur, untungnya Max bisa save di depan dan Ferarri lagi-lagi tidak bisa mengejar karena ban yang digunakan Ferarri yang ditunggangi Leclerc gripnya dari ban tidak dapat menyaingi dari ban yang digunakan Max yaitu ban Medium yang jangkanya pendek tapi grip yang didapatkan banyak. Itulah drama lawakan dari balapan Hungarian. Selanjutnya keblunderan Ferarri di balapan Belgian Granprix, yang lagi-lagi membuat fans Tifossi Scuderia Ferarri kecewa. Mulai dari kejadian Charles Leclerc masuk Pit Stop karena mobil yang di kendarai kemasukan tear off atau sebuah plastik yang menempel di visor pembalap yang berguna untuk mencegah kotoran sisa ban balapan di aspal. Mobil Charles Lecler mengeluarkan asap, akhirnya masuk pit stop untuk membersikan tear off tersebut. Insiden tersebut mengakibatkan Leclerc mengganti ban baru dan ruginya waktu yang terbuang banyak. Selanjutnya ada dari rekan tim Leclerc yaitu Carlos Sainz, yang masuk pit karena kehabisan ban soft, maka Sainz mengganti ban tersebut menjadi medium demi bisa mengejar kecepatan Max Verstappen walaupun sebenarnya agak mustahil dalam mengejar Max yang lagi On Fire dengan strategi yang dimiliki, mulai dari Pos 15 hingga 12 Lap berlangsung menjadi Pos 3. Balapan berlangsung adem hingga ke Lap 43, namun tiba-tiba Charles Leclerc mengambil keputusan pit stop ke ban soft untuk mengejar Fastest Lap Max, Karena Fastest Lap menambah poin klasemen, maka Leclerc berniat untuk mengejar Fastest Lap Max, namun percobaan itu nihil yang adanya Leclerc mendapat penalti karena kecepatan Leclerc pada saat dalam zona pit stop melebihi dengan ketentuan yang di tetapkan yaitu 60 kmp/h, akhirnya Leclerc mendapat Penalty 6 detik, walaupun detik itu sangat membuat kerugian yang cukup banyak buat para pembalap. Lanjut ke balapan di Sirkuit Zandvoort, ini adalah balapan Ferarri yang sangat memalukan yang dimana ada kejadian yang tidak enak dipandang. Bermula saat Carlos Sainz memasuki pit stop bersamaan dengan Sergio Perez Tim Redbull, namun sayang, pit stop yang dilakukan dari Tim Ferarri tidak sempurna karena ban sebelah kiri belakang Sainz tidak disiapkan oleh mekanik, ditambah lagi dengan bahayanya menyimpan wheel gun tergeletak di tengah jalan dan akhirnya kelindas oleh mobil Perez. Akibatnya, Sainz tertinggal 12 detik dan kehilangan posisi, dan Perez naik satu posisi setelah insiden Ferarri terebut.

Sudah saatnya Merah bukan identik dengan badut, bahkan penggemar merah ingin merasakan sebuah kemenangan yang sangat meriah, disambut oleh Tifosi Scuderia Ferarri, lautan merah, bendera kuda jingkrak yang selalu mendominasi tribun sirkuit. Apalagi saat memulai balapan di Monza nanti di Italia, markas besar para Tifosi Kuda Jingkrak merah, semoga saja ada secerca harapan untuk merayakan kembali pesta kuda jingkrak Ferarri yang menjadi ikonik balapan F1. Bukan berarti membenci tim yang lain, balapan hanya perlu sportifitas dan respek terhadap satu sama lain. Semoga tim Ferarri setelah ini tidak menjadi badut dalam sirkuit lagi.

Penulis: Ahmad Alfi Mazaya

Penyunting: Julian Ilham Riansyah

FoMO: Ketakutan Generasi Muda Masa Kini

Previous article

BOCORNYA KEMANAN NEGARA

Next article

Comments

Leave a reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *