Uncategorized

Edisi Hari Pers Nasional : Tirto Adhi Soerjo, Sang Perintis yang Terlupakan

Tanggal 9 Februari diperingati sebagai Hari Pers Nasional, ini juga bertepatan dengan Hari ulang tahun Persatuan Wartawan Indonesia. Hari pers Nasional ini ditetapkan berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 5 tahun 1985 yang ditandatangani oleh presiden Soeharto. Semenjak saat itu di di Indonesia. Terkadang walau sebagian kita memperingati Hari Pers Nasional ini, banyak juga dari sebagian itu yang kurang mengetahui sejarahnya. Nah, seperti judul tulisan diatas, kita akan membahas Bapak Pers Nasional, seorang perintis Koran pertama di Indonesia beliau adalah Tirto Adhi Soerjo.

Lahir di Blora, Jawa tengah pada tahun 1880 sebagai bangsawan pada zamannya tidak menjadikannya sombong. Dengan statusnya sebagai seorang bangsawan, Tirto Adhi Soerjo dapat berkesempatan bersekolah di Batavia, sekolah yang hanya diperuntunkan bagi para anak hindia belanda. Inilah yang menjadikan pemikiran seorang Tirto Adhi Soerjo berbeda pada umumnya. Berinteraksi dengan banyak orang dari berbagai kalangan ditambah pengetahuan yang didapat dari sekolah menjadikan pemikirannya lebih terbuka dan modern.

Walau bersekolah di HBS  dan meneruskan studinya dengan jurusan kedoktern di Stova, Batavia. Ia lebih tertarik dengan dunia pers. Menurutnya pers sangat penting bukan hanya sebgai ekonomi namun juga sebgai motor penggerak gerakan. Dalam hidupnya ia sering diasingkan karna mendapat hukuman dari pengadilan karna tulisannya. Karya dan kontribusi dapat terliht dari seorang perinting, menjadikan duania pers maju di masanya. Berikut beberapa pencapaian yang telah dilakukan oleh Tirto Adhi Soerjo:

  • Mendirikan Surat Kabar Soenda Berita dan  Medan Prijaji

Dalam sejarah surat kabar Soenda Berita merupakan surat kabar pertama di Indonesia. Dimana surat kabar ini didirikan, dikelolah dan diterbitkan oleh pribumi yaitu Bumi Poetra. Selanjutnya setelah pulang dari Makassar untuk menjelajah beliau mendirikan Medan Prijaji bersama para sahabatnya.

  • Mendirikan Serikat Priyayi

Berawal dari Medan Prijaji, Tirto juga mendirikan Serikat Priyayi sebagai organisasi pergerakan yang memberikan pengajaran untuk para pribumi agar lebih maju. Dari sinilah selanjutnya banyak bermunculan organisasi pergerakan lainnya yang di motori oleh pemuda. Bergerak lebih jauh lagi Tirto lewat Serikat Priyayi, memberikan pembelaan lewat tulisan kepada korban yang ditindas bahkan juga bantuan hukum jika diperlukan.

  • Mendirikan Serikat Dagang Islam (SDI)

Tanggal 5 April 1909, mendeklarasikan berdirinya Serikat Dagang Islam di Bogor. Beliau bergerak bersama pedagang yang berikari. Berikutnya beliau menjelajah untuk mencari orang menjadi pengurus. Bertemulah dengan Samanhudi, juragan batik asal Surakarta. Dari sinilah Serikat Dagang Islam cabang Solo semangkin besar dan memiliki basis pendukung yang luas. Mengubah namanya menjadi Serikat Islam yang dipimpin oleh H.O.S Cokrominoto

Meninggal pada 7 Desember 1918 Karena penyakit lama yang diidapnya. Di akhir hayatnya beliau hanya diantar oleh beberapa orang saja, tidak bayak yang tahu karena sahabat-sahabatnya menjauhinya. Tirto dicap oleh Inteligent Belanda sebagai orang yang berbahaya karenaa sering mengkritik pemerintahan Belanda dan pengaruh sangat besar. Maka di akhir hayatnya karya dan tulisan beliau dikaburkan.

Dalam budaya popular, nama beliau didedikasikan sebagai media daring yang kita sering kenal bernama Tirto,id dan juga melatar belakangi tokoh Minke dalam novel Bumi Manusia serial Pulau buruh Pramudya Anata Toer. Namanya kini senyap tertelan oleh waktu, tak banyak dibicarakan oleh generasi-generasi. Seorang tokoh yang luar biasa pemuda yang memiliki semngat yang menggelora untuk kemajuan bangsa pribumi, tulisannya turun membersamai suara-suara yang tak terdengar membela pribumi dengan coretan tangannya.

Refrensi :

Melawan Lupa Mentro Tv

Wikipedia.org/TirtoAdhiSoerjo

Penulis: Ririn Riani R (Komuniasik Campus Ambassador batch 2.0)

Editor: Surnawati

Polyglot: si Manusia Penggelut Bahasa

Previous article

Self Love, Why not?

Next article

Comments

Leave a reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *