Uncategorized

Centang Biru WhatsApp Mati, Bikin Hidup Jadi Happy, Emang Iya?

WhatsApp menjadi aplikasi chatting dengan pengguna lebih dari 2, 45 miliar di seluruh dunia (dataindonesia.id). Apalagi setelah pandemi covid-19, komunikasi yang biasanya dilakukan secara face-to-face, perlahan berubah kepada komunikasi digital. 

Namun kemudahan dan keramaian penggunaan aplikasi WhatsApp mengakibatkan sebagian penggunanya merasa cemas dalam menerima pesan. Maka tak heran ada sebagian orang yang mematikan centang biru untuk menghindari kecemasan saat menerima pesan. Kondisi ini disebut sebagai WhatsApp Anxiety Syndrome. 

Saat menerima pesan seringkali kita merasa bingung bagaimana harus bersikap. Karena dalam komunikasi digital kita tidak bisa mendengar nada suara, melihat ekspresi wajah atau bahasa tubuh seseorang yang berujung pada salah tafsir. Salah tafsir inilah yang membebani seseorang sehingga muncul rasa cemas berlebihan. 

Selain itu tugas kantor atau kampus yang berjibun pun dapat menjadi faktor seseorang terkena WhatsApp Anxiety. Akhirnya daripada ribet, harus membalas pesan bagaimana, pakai emoji apa, maka mematikan centang biru menjadi solusinya.

Belum lagi kondisi masyarakat saat ini lebih cenderung individualis. Hal ini diakibatkan oleh sistem kehidupan yang diatur oleh kapitalis yang berasaskan manfaat. Sehingga orang  cenderung akan menghubungi orang lain ketika ada butuhnya saja atau ada manfaatnya. Ini yang suka bikin sebel kan? Sehingga orang lebih cenderung menghindar dengan mematikan centang biru. 

Sob, mematikan centang biru sebenarnya boleh-boleh saja. Misalnya untuk menghindari teror orang yang membahayakan hidup kita. Tapi jika niatnya untuk menghindari tanggung jawab serta tidak peduli kondisi orang lain, ini yang tidak boleh ya Sob. Jika kita merasa terganggu dengan chat yang tidak ada habisnya, kita dapat mengkomunikasinya dengan memberitahu untuk menghubungi kita nanti. Intinya semua itu bisa dikomunikasikan tanpa harus menghindar dan mematikan centang biru. 

Karena dengan mematikan centang biru, tidak akan menyelesaikan masalah, tugas atau tanggung jawab. Jadi yang bisa kita kendalikan adalah rasa cemas dan respon kita menghadapinya. 

Jadi Sob, mematikan centang biru memang bukan menjadi solusi apalagi bikin happy. Mungkin saja itu bisa menimbulkan masalah baru, seperti menimbulkan suudzan (prasangka negatif) atau kebingungan bagi si pengirim pesan. Jadi jika sudah membuka pesan namun berhalangan membalas, alangkah lebih baik untuk meminta maaf kepada pengirim pesan. 

Referensi : Muslimah Media Center 

Penulis : Linda Oktaviyani

Editor : Putri Alvita

MENDENGARKAN LAGU SESUAI SUASANA HATI

Previous article

Gaslighting Dalam Suatu Hubungan

Next article

Comments

Leave a reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *