“Maybe in another universe”. Kalimat tersebut tentunya sudah tidak asing lagi didengar oleh kita. Banyak orang yang menggunakan kalimat tersebut, bahkan para penulis lagu ataupun penyanyi banyak yang menggunakan kalimat tersebut untuk diselipkan ke dalam lagunya. Tak jarang juga kita menemukan film yang membahas mengenai kehidupan paralel di luar sana.
Parallel universe, atau biasa dikenal dengan sebutan dunia paralel, merupakan salah satu topik pembahasan yang hangat diperbincangkan oleh publik, salah satunya pada dunia maya, seperti di media sosial. Selain itu, sudah banyak para ilmuwan yang membahas dan meneliti mengenai teori dari parallel universe ini. Dengan adanya teori-teori yang dibahas oleh para ilmuwan, tak heran banyak teori-teori maupun konspirasi-konspirasi yang kerap kali menjadi perbincangan dan dibahas oleh publik.
Banyak orang yang percaya bahwa kita tidak hidup sendiri di dunia ini. Mereka percaya bahwa jauh di luar sana, di lokasi yang sangat jauh dari tempat kita berada ini, terdapat kehidupan yang lain. Di kehidupan lain di sana, yang entah di mana kehidupan itu berada, banyak orang percaya terdapat ekosistem dan kehidupan seperti yang sedang kita jalani sekarang.
Parallel universe sebenarnya adalah konsep yang muncul dari adanya teori Multiverse. Menurut teori multiverse bahwasannya alam semesta yang sedang kita tempati sekarang ini merupakan salah satu dari sekian banyaknya alam semesta yang ada.
Seorang ahli fisika yang Bernama Max Tegmark yang berasal dari Massachusetts Institute of Technology atau MIT berpendapat bahwa adanya multiverse ini. Max Tegmark menyatakan dalam bukunya yang berjudul “Our Mathematical Universe”, bahwasannya seantero alam semesta yang kita hidupi ini bisa jadi hanya tersusun dari elemen, atom, ataupun kepulauan kosmik yang tidak mempunyai ujung.
Menurut Tegmark dalam artikel ilmiahnya yang berjudul “Parallel Universe”, terdapat 4 tingkatan dalam multiverse, yaitu:
Level 1: Beyond Our Cosmic Horizon
Pada level ini, alam semesta tempat kita tinggal digambarkan mempunyai bentuk seperti gelembung udara yang berdesak-desak di dalam ruang-waktu yang dikenal dengan sebutan jagat raya. Tegmark memakai analogi kalua kita seperti sedang melihat sebuah kapal di tengah laut. Saat kapal berada di luar pandangan mata atau di luar horizon kita tidak dapat melihatnya. Tetapi, saat kapal tersebut masuk dalam horizon lalu mendekat ke arah kita, kita tentunya dapat melihatnya secara perlahan-lahan.
Level II: Other Postiflation Bubbles
Pada level ini yang didasari oleh teori Chaotic Eternal Inflation, mengatakan bahwasannya alam semesta ini terus menerus mengalami perkembangan yang semakin ‘membesar’ mulai terjadinya Big Bang, dan hal tersebut berlangsung hingga saat ini. Pada Level II: Other Postiflation Bubbles, dinyatakan bahwasannya alam semesta pada level I kelak bisa dikelompokkan membentuk satu multiverse. Maka dari itu, artinya jagad raya ini nantinya akan memiliki banyaknya multiverse.
Level III: Quantum Many World
Pada teori yang didasarkan dari teori Mekanika Kuantum, yang dinyatakan bahwasannya tahapan kuantum yang terbentuk dengan acak bisa membuat alam semesta ini jadi bercabang serta jumlahnya yang tidak terbatas.
Ditemukan perbedaan pada level I dan III ini, yaitu posisi alam semesta. Dalam level I, dinyatakan kalau alam semesta kita ini dengan alam semesta ‘lain’ tersebut berlokasi pada luar horizon. Di samping itu pada level III, dinyatakan kalau alam semesta kita dengan alam semesta ‘lain’ tersebut ada pada cabang kuantum yang berbeda.
Pada level III ini, yang di mana didasari dari teori Mekanika Kuantum tersebut menjadi konsep paling kontroversial.
Level IV: Other Mathematical Structures
Pada level IV, sudah diperlihatkan bukti oleh dua orang fisikawan yang bernama Dr. Robert Foot dan Dr. Saibal Mitra yang berasal dari Australia. Mereka berhasil menemukan penelitian asteroid Eros yang berupa adanya Mirror Matter. Pada mirror matter, terdapat adanya bayangan cermin di sesuatu yang berada pada alam semesta, fungsinya yaitu menjadi yang menstabilkan alam semesta. Kehadiran dari mirror matter mempunyai dua sisi, yaitu pada belahan sisi kiri merupakan alam semesta, sementara itu pada belahan sisi kanan merupakan mirror matter itu sendiri. Sekarang ini, kita belum bisa menyaksikan kehadiran dari mirror matter itu sendiri, dikarenakan entitas tersebut berkomunikasi bersama alam semesta kita ini hanya dengan gravitasi saja.
Tingkat dari dunia paralel pada level IV ini sementara mengemukakan bahwasannya alam semesta ‘lain’ itu tidak sekadar ada pada luar horizon alam semesta kita, namun juga memiliki perbedaan dari bermacam-macam aspek, seperti waktu, hukum, serta fisika dengan alam semesta kita ini. Oleh sebab itu, Tingkat dari level IV ini susah untuk digambarkan.
Dapat kita tarik kesimpulan bahwasannya parallel universe atau multiverse ini merupakan presumsi yang mengungkapkan kalau pada alam semesta luar tempat kita tinggal ini, terdapat adanya alam semesta yang lain. Maka dari itu, terdapat adanya hal yang mungkin kalau diri kita ini memiliki kembaran yang juga memiliki kehidupan yang mungkin sama serta tinggal pada alam semesta lain tersebut.
Kalau kamu percaya parallel universe gak?
Penulis : Asna Ayu Naraya
Editor : Nivaldi
Comments