Uncategorized

Menguak Fenomena Podcast AudioVisual: Kenapa Mendengarkan dan Menonton Orang Ngobrol Bisa Seasyik Ini.

Podcast, format audio digital yang memungkinkan siapa saja untuk menghasilkan dan mendengarkan konten audio, telah mengalami evolusi dengan hadirnya elemen visual. Podcast audiovisual, yang menggabungkan audio dengan video, telah berhasil menarik perhatian audiens yang lebih luas. Mengapa format ini begitu menarik?

Salah satu alasan utama adalah pengalaman yang lebih seru dan informatif bagi para Audience. Dengan adanya visual, pendengar tidak hanya dapat mendengarkan percakapan, tetapi juga melihat ekspresi wajah, gestur tubuh, dan lingkungan sekitar pembawa acara. Hal ini menciptakan koneksi yang lebih kuat antara pendengar dengan pembuat konten. Selain itu, visual juga dapat membantu menjelaskan konsep yang kompleks atau memberikan konteks yang lebih baik bagi pembahasan.

Kemudahan akses juga menjadi faktor penting dalam mendorong pertumbuhan podcast audiovisual. Platform-platform streaming seperti YouTube, TikTok, dan Instagram telah menyediakan alat yang mudah digunakan untuk membuat dan mendistribusikan konten video. Selain itu, banyak platform podcast tradisional juga mulai mendukung format audiovisual. Dengan demikian, podcast audiovisual menjadi lebih mudah ditemukan dan dinikmati oleh audiens.

Saat ini selain vlog atau video blog, video tutorial dan Do It Yourself atau DIY, konten siniar atau podcast juga banyak diminati oleh masyarakat. Selain bisa dilihat, bagi mereka yang tak suka menonton dan lebih tertarik mendengar, podcast saat ini memiliki segmen pasarnya sendiri. Tak heran, banyak kreator konten di berbagai platform saat ini juga banyak yang berlomba-lomba membuat podcast, dengan paling banyak masih di YouTube, memadukan konten audio dan visual sekaligus. Selain buat sarana entertainment, podcast juga banyak yang dijadikan rujukan atau inspirasi belajar. Hal ini didukung oleh Populix yang meluncurkan survei baru berjudul “Podcast Trends Unveiled: Indonesia’s Podcast Streaming Habits”. Survei tersebut mengungkap kebiasaan masyarakat Indonesia dalam mengakses podcast sebagai sumber informasi dan hiburan baru.

Survei menunjukkan rata-rata responden mendengarkan podcast sebanyak 3-4 kali dalam seminggu dengan mayoritas responden (49%) mendengarkan podcast 4-6 kali dalam seminggu. Responden biasa mengakses podcast pada waktu-waktu istirahat sepulang beraktivitas, yaitu pukul 20.00-22.00 (44%) dan pukul 17.00-20.00 (29%). Temuan-temuan ini menyiratkan tumbuhnya podcast sebagai channel marketing baru yang dapat dimanfaatkan oleh para pelaku industri. Dengan konten dan pilihan KOL yang tepat, podcast dapat menjangkau target audiens secara efektif, baik dalam bentuk video maupun audio.

Hal ini tentu tidak bisa dipisahkan dari kualitas konten, dan topik-topik populer yang dibahas layaknya acara bincang-bincang di televisi. Belum lagi, adanya tambahan elemen visual yang membuat segmen podcast audiovisual semakin menarik ditonton. Melihat perkembangan podcast tersebut sebenarnya bukan hal yang mengejutkan. Mengingat, saat ini podcast menjadi salah satu media penyebaran informasi yang diminati banyak kalangan. Terutama kalangan generasi milenial maupun kalangan Gen Z. Popularitas podcast inilah yang akhirnya turut melahirkan banyak insan kreatif di Indonesia. Jika terus dikembangkan dan diasah, bukan mustahil jika seorang podcaster, selaku pelaku industri kreatif, dapat berkontribusi memaksimalkan peluang dalam mendorong kebangkitan ekonomi dan terbukanya lapangan kerja seluas-luasnya di masa mendatang.

komuniasik@gmail.com

Maraknya standar Coffeshop dengan Dekorasi Kerikil yang Instagramable, menunjang Perkumpulan Generasi masa kini.

Previous article

Layar Kaca Pertelevisian yang kian Memudar, tentang Nasibnya Stasiun Televisi di Era Digital.

Next article

Comments

Leave a reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *