
Thrifting, atau yang lebih dikenal dengan membeli barang bekas, semakin diminati oleh banyak orang, terutama generasi muda. Thrifting adalah kegiatan membeli barang bekas, khusunya pakaian, dari toko yang menjual barang bekas. Pakaian yang dijuak di toko barang bekas sering kali masih dalam kondisi baik dan dijual dengan harga lebih terjangkau daripada barang baru. Kegiatan thrifting ini semakin populer sebagai pilihan berbelanja di pusat perbelanjaan dengan membeli barang baru dengan harga yang lebih tinggi.
Generasi milenial dan Gen Z menjadi kelompok yang paling aktif dalam tren thrifting. Mereka tertarik dengan konsep menghemat uang namun tetap mengikuti perkembangan mode. Dampaknya adalah semakin banyak banyak orang muda yang memilih thrifting untuk mendukung gerakan berkelanjutan karena kesadaran lingkungan yang meningkat. Dengan membeli pakaian bekas, mereka membantu mengurangi produksi libah tekstil dan dampak lingkungan dari industri fast fashion.
Alasan Thrifting Populer
Dari segi ekonomi, thrifting menawarkan harga yang lebih terjangkau dibandingkan dengan produk baru. Ini adalah solusi bagi banyak orang yang ingin berpenampilan modis tanpa harus mengeluarkan banyak biaya. Selain itu, banyak konsumen yang mulai menyadari efek negatif dari fast fashion pada lingkungan, dan thrifting menyediakan opsi yang lebih ramah lingkungan. Di samping itu, terdapat nilai “harta karun” dalam thrifting, di mana individu dapat menemukan barang-barang unik dan vintage yang tidak tersedia di toko konvensional. Faktor ini menjadi nilai bagi pencinta mode yang ingin gaya yang lebih personal dan unik daripada yang lain.
Thrifting bukan sekadar tren gaya hidup, tapi juga memberikan dampak positif untuk lingkungan. Industri fashion adalah penyebab utama polusi global. Penyebabnya adalah produksi tekstil yang intens dan siklus tren mode yang mendorong konsumen untuk terus membeli produk baru. Dengan menjual barang bekas, siklus konsumsi dapat melambat. Orang-orang cenderung lebih memilih untuk menggunakan kembali barang yang sudah ada daripada membeli yang baru. Selain itu, thriting juga memberikan manfaat ekonomi. Toko barang bekas adalah bisnis kecil yang mendukung komunitas lokal.
Nah, Sobat MinSik thrifting jelas bisa menjadi cara untuk berhemat, karena konsumen bisa mendapatkan produk berkualitas dengan harga lebih rendah. Namun bagi banyak orang, berbelanja di toko barang bekas juga merupakan gaya hidup. Mereka membeli barang bukan hanya karena harganya murah, tetapi juga untuk menemukan barang unik, dan mengekspresikan diri melalui mode yang lebih individual.
Berbelanja barang bekas atau thrifting bukan hanya tentang memilih antara hemat atau gaya hidup. Ini adalah gabungan dari keduanya, di mana konsumen dapat menghemat biaya sambil tetap mengikuti tren dan peduli pada lingkungan. Tren terus berkembang menunjukkan bahwa thrifting bukan fenomena sementara, melainkan bagian dari perubahan sosial dalam cara kita berkonsumsi.
Penulis : Dhilal Ikhsani
Editor : Maya Maulidia
Comments