Budaya patriarki menjadi salah satu masalah serius di Korea Selatan. Pemahaman ini akhirnya terbawa sampai ke segala aspek kehidupan mulai dari sistem rumah tangga hingga kesempatan bekerja yang mengutamakan kepemimpinan laki-laki. Wanita yang diperlakukan dengan buruk oleh suaminya, sering mendapatkan pelecehan seksual di tempat kerja, atau bahkan mengalami kesulitan untuk mengadu di kepolisian. Polisi yang mendapatkan laporan tersebut akan mengabaikan korban, bahkan mengancam korban agar tetap diam. Konon, banyaknya drama romantis yang diproduksi oleh perusahaan hiburan Korea Selatan disebabkan oleh fenomena ini, menggambarkan sosok pria ideal yang sangat perhatian dengan wanitanya, pria yang mati-matian mengajar sang wanita, pria kaya yang jatuh cinta dengan wanita miskin dan masih banyak lagi gambaran-gambaran sempurna sosok pria romantis di dalam drama tersebut yang kadang berhasil membuat wanita yang menikmati drama itu berandai-andai akan sosok pria itu dikehidupan nyata. Padahal kenyataannya justru kehidupan percintaan dan rumah tangga di Korea Selatan tak seindah di Drama yang di produksi perusahaan hiburan disana.

Salah satu bentuk patriarki di Negeri Gingseng ini adalah Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) yang juga menjadi salah satu masalah yang cukup serius di Korea Selatan. KDRT di Negeri Gingseng ini merupakan salah satu tertinggi di dunia. Fenomena ini diakibatkan oleh pemahaman masyarakat Korea Selatan yang sangat konservatif, patriarkis, dan konfusianisme. Konfusianisme merupakan ajaran dalam rumah tangga dimana posisi perempuan akan selalu berada dibawah laki-laki.  Ada pula kecenderungan di Korsel untuk memperlakukan KDRT sebagai “urusan keluarga”. Dari kasus KDRT yang dilaporkan selama lima tahun terakhir, hanya 13% kasus yang pelakunya yang ditahan, 8,5% menjadikan pelakunya sebagai tersangka, dan hanya 0,9% yang berujung pada vonis hukuman penjara. Karena budaya patriarki tersebut banyak wanita di Korea Selatan memilih untuk tidak menikah. Tahun lalu, sebuah survei terhadap 920 istri asal luar negeri di Korsel yang dilakukan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia menemukan bahwa 42% responden mengalami kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) dan 68% mengalami tindakan seksual yang tak diinginkan.

Karena faktor patriarki inilah banyaknya wanita di Negeri Gingseng tersebut yang enggan menikah. Padahal Di Negeri Gingseng tersebut baik pria maupun perempuan juga menghadapi tekanan sosial untuk segera menikah. Korea Selatan di tahun ini kembali mencatatkan rekor angka kelahiran terendah. Hal ini memicu kekhawatiran pemerintah dan masyarakat terkait kondisi yang disebut “jurang demografi” di mana suatu negara menghadapi masa depan suram akibat tingkat kelahiran yang sangat rendah. Dilansir dari Korea Times, hanya ada 20.654 bayi yang lahir pada Februari 2022, terhitung turun 3,2 persen dari tahun sebelumnya. Menurut data yang berhasil dikumpulkan Badan Statistik Korea. Jumlah kelahiran tersebut bahkan tercatat sebagai angka yang terendah di bulan Februari sejak 1981.

Selama bertahun-tahun, perempuan Korea Selatan terus mencoba mendapatkan kesetaraan dan pemberdayaan. Pada September 2019, 10 ribu perempuan Korea menggelar aksi menuntut keselamatan mereka dari kamera tersembunyi, kekerasan seksual dan patriarkis. Sepanjang 2020 lalu, semakin banyak drama Korea memiliki karakter utama perempuan yang kuat, sebuah perubahan tren nyata dari citra candy girl yang menguasai industri drama Korea selama dua dekade. Profesor East Asian Studies and Anthropology Yonsei University, Bonnie Tilland, menilai perubahan penggambaran karakter utama perempuan dalam drama Korea ini berkaitan dengan keinginan serta sambutan hangat dari penonton. Kemudian, semakin banyak masyarakat umum serta para pesohor yang berani buka suara mengenai patriarki serta pemberdayaan perempuan, baik di media sosial maupun secara langsung.

Penulis: Khuril Jannah

Menikmati Momen tanpa Harus Takut Kehilangan Momen

Previous article

5 Langkah Menjadi Mahasiswa Yang Berkualitas

Next article

Comments

Leave a reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *