Rabu, 04/10/23 – 11.13 WIB
Silent treatment atau suatu perlakuan diam merupakan tindakan dimana seseorang sengaja tidak berbicara atau berinteraksi dengan orang lain sebagai bentuk penolakan atau penghukuman. Perilaku ini seringkali terjadi dalam suatu hubungan pasangan, teman, atau keluarga di mana seseorang secara sengaja menghentikan semua bentuk komunikasi. Silent treatment diartikan sebagai bentuk komunikasi yang negatif. Ini merupakan taktik di mana seseorang memilih untuk tidak berbicara atau berinteraksi dengan pasangannya sebagai bentuk ekspresi ketidakpuasan, menghindari konflik, kemarahan, atau perasaan terluka. Meskipun dapat dikatakan sebagai cara yang mudah untuk mengungkapkan ketidaksetujuan atau ketidakpuasan, silent treatment ketika dilakukan dalam suatu hubunganbisa menjadi bumerang dan memiliki dampak negatif yang serius pada kesehatan emosional dan hubungan interpersonal.
Dalam konteks ini, silent treatment merupakansalah satu respon konflik yang berdampak negatif, baik pada individu yang memberikan perlakuan diam maupun pada individu yang menerimanya apabila dilakukan secara berkala. Meskipun setiap individu memiliki cara masing-masing untuk meredam emosi, perilaku diam dianggap tidak baik dan seringkali mengarah retaknya suatu relasi. Menurut James Altucher, penulis buku The Power Of Yes dan The Power Of No. “Mengabaikan seseorang adalah cara terburuk untuk menyelesaikan masalah. Bukannya terselesaikan, masalah tersebut justru akan menumpuk dan memperburuk komunikasi dalam suatu relasi.”
Silent treatment ketika digunakan dalam suatu hubunganbisa menjadi bumerangdan berdampak negatif baik pada individu yang memberikan perlakuan tersebut maupun individu yang menerimanya. Salah satu berdampak pada kesehatan emosional individu yang menerimanya, dimana seseorang akan menjadi sasaran perlakuan diam seringkali mengalami stress, kecemasan, dan depresi. Mereka mungkin merasa terluka, diabaikan, dan tidak dihargai. Keretakan hubungan menyebabkan pasangan merasa terpisah akibat tidak lancarnya suatu komunikasi dan mengakibatkan sulit untuk memecahkan masalah. Perasaan bersalah yang tidak beralasan biasanya orang akan merasa bahwa mereka telah melakukan sesuatu yang salah, meskipun mereka mungkin tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi. Peningkatan konflik, ironisnya silent treatment mungkin digunakan untuk menghindari konlik, tetapi itu seringkali meningkatkan konflik. Penurunan kualitas hubungan dalam jangka panjang, biasanya pasangan yang mengalami perlakuan diam dapat merasa tidak aman dan kehilangan rasa percaya diri dalam hubungan. Isolasi sosial menyebabkan individu yang menerimanya merasa bahwa mereka tidak dapat membagikan pengalaman mereka terhadap orang lain. Hal ini dapat meningkatkan perasaan kesepian dan isolasi.
Meskipun silent treatment seringkali dianggap sebagai bentuk taktik manipulatif atau tidak sehat dalam hubungan, ada beberapa situasi di mana beberapa orang mungkin melihatnya sebagai cara sementara untuk menangani masalah atau konflik dalam hubungan mereka. Namun, penting untuk memahami bahwa penggunaan silent treatment sebagai solusi adalah pendekatan yang berisiko dan seringkali lebih baik dicari alternatif yang lebih sehat. Berikut adalah beberapa alasan mengapa beberapa orang mungkin melihat silent treatment sebagai solusi, yaitu sebagai pengendalian emosi ketika mereka merasa sangat marah atau kecewa. Dalam beberapa kasus memberikan diri waktu untuk merenungkan perasaan mereka dapat membantu mereka menghindari konfrontasi emosional yang merugikan. Mengindari pertengkaran berkepanjangan pada pasangan sebagai bentuk strategi sementara untuk mengurangi ketegangan. Refleksi sebagai bentuk memberikan waktu pada diri untuk merenungkan perasaan dan memproses masalah sebelum berbicara dapat membantu individu merumuskan argument atau solusi yang lebih baik.
Mengatasi silent treatment atau perlakuan diam dalam hubungan memerlukan upaya bersama dari kedua belah pihak. Ini adalah langkah-langkah yang dapat bisa dipertimbangkan untuk mengatasi masalah ini, yaitu pertama, pertimbangkan prespektif dengan cara memahami mengapa silent treatment terjadi dan apa penyebab tertentu di baliknya, seperti ketidaksetujuan, kecewa, atau perasaan terluka. Upayakan untuk melihat situasi dari perspektif pasangan dan bicarakan dengan mereka dengan pengertian. Kedua, komunikasi terbuka adalah kunci utama untuk mengatasi masalah ini. Cobalah untuk mengajak bicara dengan pasangan dengan tenang dan penuh pengertian. Ungkapkan perasaan dan berusaha untuk mendengarkan perasaan mereka juga. Ketiga, hindari terlibat dalam konfrontasi atau konflik yang lebih besar. Tetap tenang saat berbicara, dan hindari menggunakan bahasa atau tindakan yang merendahkan atau menyalahkan. Keempat, Jangan bertindak balas cara ini hanya akan memperburuk situasi. Sebaliknya, usahakan untuk tetap terbuka untuk berbicara. Kelima, berikan mereka waktu dan ruang yang mereka butuhkan, tetapi tetap tegas dalam niat anda untuk memperbaiki hubungan. Keenam, cari solusi bersama dengan berdiskusi bagaimana masalah dapat diatasi atau bagaimana hubungan dapat diperbaiki. Ketujuh, beri apresiasi dengan memberi pujian kepada pasangan ketika mereka bersedia berbicara atau ketika masalah berhasil dipecahkan. Memberikan apresiasi dapat memperkuat motivasi untuk memperbaiki hubungan. Kedelapan, Jika masalah tidak kunjung membaik atau bahkan semakin buruk, pertimbangkan untuk mencari bantuan dari seorang terapis atau konselor yang berpengalaman dalam hubungan. Mereka dapat memberikan panduan dan dukungan yang dibutuhkan untuk mengatasi konflik tersebut.
Jadi, apakah silent treatment bisa menjadi solusi atau bumerang dalam hubungan? Ini tergantung pada cara yang digunakan dan konteks spesifik hubungan tersebut. Dalam sebagian besar kasus, komunikasi terbuka, pengertian, dan kerja sama lebih baik daripada menggunakan silent treatment sebagai taktik dalam hubungan. Pendapat saya mungki sebaiknya, komunikasi yang terbuka, jujur, dan penuh pengertian adalah kunci untuk mengatasi masalah dalam hubungan. Bekerja sama untuk menyelesaikan masalah dengan saling mendengarkan dan mencari solusi bersama lebih mungkin membawa hasil yang positif daripada menggunakan silent treatment.
Penulis : Sri Devi
Editor : Ahmad Zaki Mubarok
Comments