Sepakbola adalah salah satu olahraga terbesar di dunia. Berbagai hal yang berhubungan dengan sepak bola dari dalam dan luar lapangan selalu saja menjadi perbincangan. Dimulai dari hasil pertandingan, taktik pelatih, transfer pemain, serta gosip heboh di luar lapangan. Hal itu kian menegaskan bahwa sepak bola bukanhanya sekedar pertandingan belaka melainkan sepak bola berkaitan dengan berbagai aspek lainnya seperti budaya, ekonomi, sosial, hingga politik.
Sepakbola dan politik seakan sulit untuk dipisahkan. Jumlah massa yang besar menjadi ketertarikan bagi elite politik dan partai politik untuk mencari pendukungnya lewat sepakbola. Begitupun juga dengan negara yang menggunakan sepakbola untuk diplomasi publik ataupun hanya sekedar melakukan promosi dan membentuk citra positif kepada masyarakat dunia.
Sebagai contoh, Brazil dengan gaya permainan indah ala jogo bonito sukses menjuarai piala dunia pada tahun 1970. Salah satu tim terhebat pada masanya yang dihuni oleh pemain seperti pele dan Jairzinho. Kala itu, Brazil dipimpin oleh Junta Militer yang tentu saja menjadikan sepakbola bahan promosi mereka dalam hal bukti bahwa kehidupan di brazil sangatlah sejahtera. Presiden Junta Militer, Emilio Medici mengatakan “Ini adalah bukti bahwa semangat kolektif patriotisme orang brazil sangat luar biasa dari tim kita yang menjadi juara dunia”.
“Ini adalah bukti bahwa semangat kolektif patriotisme orang brazil sangat luar biasa dari tim kita yang menjadi juara dunia”.
Emilio Medici
Siapa yang tidak mengenal Silvio Berlusconi?, mantan perdana Menteri asal Italia dan juga merupakan owner dari klub sepakbola AC Milan. Berlusconi mengawali karier bisinisnya dalam hal properti, Ia mendirikan Edilnord pada tahun 1962 hingga menjadi perusahaan pengembang real estat yang sukses. Tahun 1969, Berlusconi membangun seluruh bagian utara kota Milano dengan memberikan nama Milano 2 yang pada akhirnya dihuni oleh sepuluh ribu orang. Berlusconi membangun kelompok medianya yang pertama, Fininvest yang berhasil meraup untung sebesar 113 miliar lira. Tahun 86, ia membeli tim sepakbola yang pada saat itu sedang struggling, yakni AC Milan. Berlusconi tak tanggung menggelontorkan uang yang begitu banyak untuk membangkitkan kembali AC Milan ke era kejayaannya. Nama-nama hebat seperti, Arigo Sacchi, Fabio Capello, Frank Rijkaard, Marco Van Basten, dan Ruud Gullit berhasil didatangkan. Dalam hitungan 8 tahun antara 1986-1994, ia berhasil menjadi perdana Menteri Italia lewat sepakbola. Berlusconi membuat partai politik baru pada tahun 1993 yang bernama Forza Italia yang mengantarkannya menjadi Perdana Menteri Italia.
Berbagai macam hal ini menunjukkan bahwa politik dan sepakbola sulit untuk dipisahkan. Tidak ada sepakbola yang tidak politis. Pada dasarnya itulah harkat sesuatu yang dapat memengaruhi massa dalam jumlah besar. Tidak ada larangan politikus mengurus sepakbola, tetapi siapa pun yang mengurus sepakbola harus melakukannya dengan benar. Ini mutlak dan berlaku untuk semua pihak
Penulis : M. Rafli Hariyanto
Comments