Uncategorized

Remake film korea, Miracle In Cell no.7 mendapat banyak respon positif

Film Korea Miracle In Cell No.7 yang dirilis pada 23 Januari 2013 dan melalui film ini ternyata ditemukan kasus yang sama di Korea Selatan pada tahun 1972. Film ini memperlihatkan diskriminasi dan ketidakadilan yang dialami oleh seorang penyandang disabilitas. Film ini sangat popular dan sudah diadaptasi oleh beberapa negara. Lalu diadaptasi ke dalam versi Indonesia dibawah rumah produksi Falcon Pictures dengan
judul yang sama yaitu Miracle In Cell No.7. Film Miracle In Cell No.7 yang disutradai oleh Hanung Bramantyo telah tayang di Bioskop pada 8 September 2022. Dalam versi Indonesia, selain mengangkat tema keluarga, terdapat juga unsur komedi sehingga menjadi salah satu daya tarik dari film Miracle in Cell No.7 versi Indonesia.

Film Miracle In Cell No.7 menceritakan tentang hubungan seorang ayah penyandang disabilitas bernama Dodo Rozak yang hidup berdua dengan anak satusatunya bernama Kartika. Atau ayahnya sering memanggilnya dengan panggilan Ika. Mereka hidup dengan sangat sederhana namun kehidupan mereka berdua bahagia karna memiliki hubungan ayah dan anak yang harmonis, saling melengkapi satu sama lain. Dalam film tersebut, Dodo suka bertingkah seperti anak kecil namun Dodo adalah sosok ayah yang baik, yang selalu memberikan usaha terbaik untuk membahagiakan Kartika. Hingga suatu hari, Dodo mendapat musibah yaitu mendapatkan tuduhan pembunuhan dan pelecehan seksual terhadap anak kecil bernama Melati. Dengan keterbatasan yang Dodo miliki, Dodo dipandang sebelah mata sehingga dia tidak bisa membela dirinya, mendapatkan tekanan dan langsung dijebloskan ke dalam penjara. Hal ini menunjukkan adanya ketimpangan sosial yang terjadi pada Dodo.

Film Miracle in Cell No.7 berhasil menarik banyak perhatian dan membuat penonton kagum dan terhanyut dalam menonton film tersebut. Banyak respon positif yang didapat di berbagai sosial media. Hingga saat ini, film Miracle in Cell No.7 meraih 3.5 juta penonton atau 3.543.856 di bioskop. Film ini juga mendapatkan pujian dan apresiasi dari sutradara asli film Miracle in Cell No.7 yaitu Lee Hwan-Kyung. Pemeran utama di Film Miracle In Cell No.7 adalah Vino G. Bastian yang berperan sebagai Dodo Rozak, seorang disabilitas yang pekerjaannya sebagai tukang balon. Sedangkan sosok Kartika diperankan oleh aktris cilik bernama Graciella Abigail. Untuk mendalami karakter yang dia perankan, Vino G.Bastian melakukan riset dan berkonsultasi dengan psikolog untuk mengetahui karakter berkebutuhan khusus.

Melalui film ini, kita bisa merasakan hubungan yang harmonis, kedekatan, kebersamaan dan kehangatan antara ayah dan anak. Hal tersebut dikarenakan chemistry dan ikatan antara Vino dan Graciella sebagai Dodo dan Kartika sangatlah kuat, akting mereka juga mendapat banyak respon positif karna berhasil membuat penonton hanyut dengan momen apapun yang mereka tampilkan. Juga para pemeran lainnya berhasil menghidupkan karakter yang mereka perankan dan menyampaikan berbagai emosi dalam film tersebut. Salah satu hal yang menarik dari film ini adalah adanya lagu Islami yang ditampilkan melalui penampilan anak-anak di penjara.

Hal menarik lainnya, terdapat nasihat dari istri Dodo yang selalu dia jadikan pegangan dalam mengasuh Kartika, salah satunya adalah “Kita gak boleh jadi orang jahat, kalau kita baik sama orang, besok orang baik sama kita”. Nasihat yang ditampilkan dalam film tersebut bisa kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari, bahwa kita harus berbuat baik kepada siapapun karna nantinya akan ada balasan yang baik untuk kita, entah itu dari manusia ataupun dari Tuhan. Dengan adanya film ini, juga diharapkan bahwa tidak ada lagi ketimpangan sosial yang terjadi, tidak terjadi lagi diskriminasi terhadap penyandang disabilitas dan semua pihak harus bersikap adil.

Penulis : Nadiyya Shofa Adhani

Sepakbola dan Politik

Previous article

PRO-KONTRA NETIZEN DENGAN TINGKAH BJORKA

Next article

Comments

Leave a reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *