
Relationship dalam hubungan generasi Z pasti penuh lika-liku. Hubungan Tanpa Status (HTS) selalu menjadi fenomena utama. Sebagian orang memilih HTS dibandingkan pacaran dengan alasan menarik atau justru rumit. Meskipun konsep HTS masih kontroversial di kalangan tradisional, nyatanya banyak yang menjalani hubungan ini dengan sengaja.
Alasan Memilih Hubungan Tanpa Status (HTS)
Salah satu alasan utama banyak orang memilih HTS adalah kebebasan tanpa ikatan formal. Mereka merasa dengan HTS, bisa tetap dekat tanpa harus memikul komitmen. Ini menjadi pilihan bagi mereka yang masih ingin menikmati kebebasan pribadi, seperti mengejar karir, pendidikan, atau waktu untuk diri sendiri. Dalam HTS, kedua pihak biasanya sepakat untuk tidak mengklaim satu sama lain sebagai pasangan resmi, sehingga ada ruang untuk mengeksplorasi hal-hal lain dalam hidup tanpa harus merasa bersalah atau terbebani.
Pacaran sering kali datang dengan tanggung jawab yang lebih besar, seperti saling menjaga perasaan, menghadapi kecemburuan, atau bahkan tuntutan kesetiaan yang lebih ketat. Beberapa orang merasa bahwa pacaran bisa membawa lebih banyak drama daripada kebahagiaan. Ketika tidak ada ikatan formal, harapan dan ekspektasi dalam hubungan, maka bisa lebih mudah untuk diatur.
Beberapa orang sadar bahwa mereka belum siap untuk menjalani hubungan jangka panjang. Dalam keadaan ini, HTS menjadi pilihan yang lebih “aman” daripada pacaran. Mereka bisa menikmati kebersamaan dengan seseorang tanpa merasa harus terburu-buru untuk mencapai tahap yang lebih serius. Alasan lain, karena pernah mengalami patah hati dan enggan untuk memulai hubungan baru dengan cepat.
Tips Komunikasi dalam HTS atau Pacaran
- Luangkan waktu bersama untuk mendengarkan dan tunjukkan bahwa saling peduli.
- Ungkapkan dengan berbagi perasaan, baik positif maupun negatif dengan jujur dan terbuka.
- Menghindari asumsi dan gunakan kata-kata yang jelas agar tidak terjadi salah paham.
- Hargai pandangan dan perasaan yang berbeda dan memberikan umpan balik positif.
- Menjaga komunikasi non verbal seperti bahasa tubuh dan ekspresi wajah.
Nah, sobat MinSik kita perlu merasakan kebebasan untuk menjelajahi sisi emosional dan fisik dari suatu hubungan tanpa rasa takut akan tekanan sosial. Dengan bebas bereksperimen dan mengeksplorasi dinamika hubungan melalui komunikasi kunci hubungan yang sehat, maka ketidakseimbangan ini bisa tidak terjadi, baik dalam HTS maupun pacaran.
Penulis: Aulia Ramadhani
Editor: Maya Maulidia
Comments