
Quarter life crisis atau mungkin sedang mengalaminya sekarang. Fenomena ini biasanya dialami oleh orang-orang berusia 20 hingga 30 tahun ketika mereka menghadapi berbagai tekanan hidup sekaligus, seperti karir, hubungan, keuangan, dan pencarian identitas. Fase ini dimana seseorang merasa cemas dan bingung tentang arah hidupnya, terutama saat beralih dari masa remaja ke dunia dewasa.
Berbeda dengan mid-life crisis, yang umumnya terjadi di usia 40-an atau 50-an, quarter life crisis sering dipicu oleh peralihan besar dari masa kuliah atau sekolah ke dunia kerja. Di masa ini, orang sering kali merasa bingung dengan pilihan karir, tekanan sosial untuk mencapai kesuksesan, dan kebingungan tentang tujuan hidup. Perasaan tidak cukup, meskipun telah bekerja keras, merasa apa yang telah dicapai masih belum cukup.
Gejala yang muncul bisa berupa kebingungan tentang apa yang diinginkan dalam hidup, merasa terjebak dalam rutinitas, serta merasa tidak puas meski telah berusaha keras. Perasaan ini sering diperburuk oleh perbandingan dengan orang lain di media sosial. Selain itu, banyak yang merasakan kecemasan berlebihan terhadap masa depan, keuangan, dan ekspektasi sosial untuk mencapai berbagai pencapaian seperti pekerjaan tetap atau pernikahan.
Penyebab Quarter Life Crisis
- Adanya tekanan dari media sosial, seperti melihat kesuksesan teman sebaya di media sosial dapat menimbulkan perasaan tertinggal dan rendah diri.
- Ekspetasi masyarakat, seperti harapan untuk mencapai kesuksesan dalam karier, keuangan, dan kehidupan pribadi dapat menambah beban mental jika kenyataan tidak sesuai harapan.
- Transisi dari pendidikan ke dunia kerja, seperti adanya hal kompetitif dan culture chock sehingga membuat banyak orang yang tidak siap.
- Tidak memiliki tujuan hidup, seperti kebingungan tentang tujuan hidup dan arah karier dapat menimbulkan ketidakpastian dan frustrasi.
Nah, Sobat MinSik hal ini dapat menjadi tantangan tersendiri. Namun, juga bisa menjadi kesempatan untuk merenung dan berkembang. Mengkomunikasikan perasaan dan kekhawatiran kepada orang terdekat, seperti pasangan atau teman, dapat membantu mengatasi krisis ini. Dengan mengenali tanda-tanda dan menerapkan strategi yang tepat, kamu bisa menghadapi fase ini dengan lebih bijaksana dan optimis. Ingatlah, tidak ada perjalanan hidup yang sempurna; semua yang kamu alami adalah bagian dari proses menuju masa depan yang lebih baik.
Penulis: Aulia Ramadhani
Editor : Maya Maulidia
Comments