Uncategorized

Quarter Life Crisis, How to Deal with It?

Selesai sudah masa menengah atas. Masa yang cukup berat mungkin bagi beberapa siswa. Dihadapi pilihan harus bekerja atau kuliah? Kalau bekerja, harus di mana? Kalau kuliah, harus jurusan apa? Pilihan yang cukup berat untuk sebagian besar orang. Apalagi untuk mereka yang belum memahami passion diri mereka. Apa pun pilihan yang akhirnya kamu ambil, tetap semangat. Tetap tegar menjalani setiap tantangan karena tidak mungkin seseorang untuk tidak diuji. Ingatlah selalu bahwa ujian akan meningkatkan value diri seseorang.

Pilihan setelah lulus dari menengah atas adalah salah satu contoh problem yang dihadapi anak muda. Lalu, apakah semua masalah selesai setelah seseorang melepas masa siswanya? Tentu tidak. Seiring berjalannya hidup, semakin banyak pilihan yang harus kita hadapi. Ada yang bisa kita pilih dengan cepat, ada pula yang membutuhkan waktu untuk dipertimbangkan dan dikaji. Tak ayal pilihan ini diiringi rasa cemas, kesepian, tertekan, dan kekhawatiran tentang masa depan. Kondisi seperti ini dikenal dengan istilah Quarter Life Crisis

Apa Itu Quarter Life Crisis? Istilah Quarter Life Crisis erat kaitannya dengan mereka yang berada di umur 20-30 tahun. Biasanya, mereka yang mengalami Quarter Life Crisis memiliki perasaan cemas, kesepian, bahkan kebingungan akan kehidupan. Bukan tidak mungkin mereka yang mengalami Quarter Life Crisis akan menarik diri dari lingkungan. Allison Black dalam Jurnal Kognisia volume 3 dengan judul “Halfway Between Somewhere and Nothing” menerangkan tentang Quarter Life Crisis. Quarter Life Crisis merupakan kondisi di mana seseorang mengalami krisis emosional dengan ciri tak berdaya, cemas akan kehidupan di masa yang akan datang, dan ragu akan kemampuan diri sendiri. Kalau kamu juga merasakannya, jangan khawatir. Hal ini terbilang lumrah terjadi seiring beban dan kebutuhan hidup yang bertambah. Meskipun lumrah, bukan berarti kamu harus berpasrah diri atas keadaan yang kamu alami saat ini. Seperti halnya firman Allah, “Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri” (Q.S. Ar-Ra’d: 11).

Tanda-Tanda mengalami Quarter Life Crisis adalah hal yang normal namun banyak tidak disadari oleh banyak orang. Karena ketidaktahuannya itulah yang menyebabkan seseorang tidak mampu mengatasi setiap kegelisahan yang dialaminya. Ada beberapa tanda jika seseorang mengalami Quarter Life Crisis:

1. Mulai Bertanya Apa Tujuan Hidup

Kalau kamu mulai mempertanyakan tujuan hidupmu dan juga mungkin eksistensimu di dunia ini, maka mungkin sekali kamu mengalami Quarter Life Crisis. Terkadang, pertanyaan-pertanyaan seperti ini mampu membuat seseorang menjadi frustrasi.

2. Tidak Bahagia

Salah satu tanda lainnya adalah sulit bagi kamu untuk merasa bahagia. Padahal sudah banyak yang kamu lakukan dan pencapaian yang sudah berhasil kamu raih. Tetapi, hal itu rupanya tidak mampu membuat seseorang menjadi bahagia.

3. Tertekan Karena Sosial Media

Meski sosial media awalnya sebagai sarana hiburan, kini tak jarang media sosial menjadi tempat untuk sharing pencapaian seseorang. Postingan seperti ini rupanya mampu membuat seseorang merasa cemas dan juga minder tanpa alasan. Bagi mereka yang ada di kondisi Quarter Life Crisis, mereka akan merasa bahwa dirinya tertinggal dari teman-temannya. Baik dalam pekerjaan, percintaan, sosial, dan lain sebagainya. Pada akhirnya, bukan tidak mungkin bagi seseorang untuk mulai menarik diri dari lingkungan sosial.

Faktor Timbulnya Quarter Life Crisis

Setiap hal yang terjadi pasti ada mulanya. Tak terkecuali Quarter Life Crisis. Maka, apa saja faktor atau penyebab kehadiran Quarter Life Crisis dalam kehidupan?

1. Rasa Takut yang Cukup Berlebih

Rasa takut dan cemas memang hal yang normal bagi manusia. Kendati demikian, rasa takut dan cemas yang berlebih dapat membuat seseorang tidak bisa berpikir dengan jernih.

2. Tidak Ada Tujuan yang Jelas

Selain itu, ternyata tujuan yang belum jelas juga menjadi salah satu penyebab Quarter Life Crisis. Ketakutan berlebih itu hadir karena kamu tidak memiliki tujuan yang jelas. Apa yang akan kamu lakukan setelah lulus kuliah? Target apalagi yang harus kamu capai? Dan lain sebagainya. Memang menentukan tujuan hidup bisa menjadi hal yang sulit untuk beberapa orang. Tapi ada baiknya untuk memiliki tujuan jangka pendek agar tidak mengalami Quarter Life Crisis.

3. Kelelahan dan Kurang Motivasi

Lelah baik secara fisik maupun mental ternyata bisa menimbulkan Quarter Life Crisis. Pasalnya, dalam kondisi itu, seseorang tidak mampu berpikir dengan baik. Selain itu, mulailah menjalani hidup dengan motivasi.

Cara Tepat Menghadapi Quarter Life Crisis

Ada beberapa hal yang bisa kamu lakukan jika kamu berada di kondisi krisis ini:

1. Kenali Diri dengan Baik

Mulailah mengenal diri sendiri. Seperti apa yang ingin kamu lakukan, apa kelebihan dan kekurangan yang kamu miliki. Hal ini akan membantumu untuk mengevaluasi diri dan juga memotivasi dalam menjalani hidup.

2. Berhenti Membandingkan Diri

Rumput tetangga memang selalu lebih hijau. Kita mungkin melihat teman-teman yang sudah bisa bepergian ke luar negeri, karir yang bagus, dan lain sebagainya yang menimbulkan rasa kecil hati di dalam diri kita. Rasa seperti ini jika terus menerus hadir memang sangat tidak baik bagi diri seseorang. Maka dari itu, berhentilah untuk membandingkan pencapaian orang lain dengan diri kita. Ketahuilah bahwa waktu dan jalan sukses setiap orang berbeda-beda.

3. Membuat Rencana dan Terus Berbenah Diri

Kebingungan untuk bertindak memang kerap dirasakan pada masa Quarter Life Crisis. Lalu, apakah kita hanya akan berdiam diri? Lakukanlah aktivitas yang menarik untukmu agar bisa terus bergerak dan tidak hanya merenungi nasib. Kembangkanlah diri dengan kegiatan yang produktif untuk membuat diri menjadi semakin baik. Kesibukan ini akan membuat kita jauh dari pikiran-pikiran negatif yang hanya menghambat diri menuju kesuksesan. Jangan lupa untuk membuat rencana hidup, baik jangka pendek maupun untuk tahun-tahun mendatang. Sembari menyusun rencana, jangan lupa untuk melatih diri agar menjadi sosok yang disiplin, mampu mengenali diri dengan baik, dan fokus untuk mendapatkan hal-hal baru dan bermanfaat. Meskipun kehidupan di masa ini terasa sangat sulit. Yakinlah bahwa kita bisa mendapatkan masa depan yang tidak kalah cerahnya.

Mulailah! Karena apa yang kamu lakukan sekarang, akan menjadi penentu bagi masa yang akan datang.“Mintalah bantuan (kepada Allah) melalui ketabahan dan doa.” (QS. Al-Baqarah: 45).

Penulis: Dian Ayu Safitri (Sharia Economic Forum Universitas Gunadarma)

Penyunting: Hilya Maylaffayza (Tim Redaksi Komuniasik)

Kamu Sering Merasa Lelah Ketika Bekerja? Coba lakukan “Micro Breaks”!

Previous article

What People Say About a Leader, Is It True?

Next article

Comments

Leave a reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *