Semester 7

Lokal vs. Global: The Swerving Lanes Bagi Media Digital Indonesia

Merasa sudah tidak asing dengan Twitter dan Youtube?

Atau bahkan dengan berita mengenai kasus Jessica Wongso dan Mirna yang akan diangkat menjadi film dokumenter Netflix?

Jawaban dari pertanyaan di atas tentu tidak lepas dari fakta bahwa Indonesia telah memasuki fase transisi menuju era masyarakat informasi (Kencana & Meisyanti, 2020). Jika dilihat dengan dekat, telah terjadi perubahan teknologi informasi dan komunikasi yang sangat nyata pada masyarakat Indonesia saat ini, dimana akses terhadap suatu informasi tidak lagi harus menunggu terbitan dan hari tertentu, melainkan dapat diperoleh secara langsung dengan cara yang mudah dan efisien, tidak hanya berbasis kertas dan bersifat one-way communication seperti majalah maupun koran. Hal ini kemudian menciptakan konsep baru, yakni media digital. Pada dasarnya, media digital juga bisa dimaknai sebagai sarana komunikasi secara daring serta sebuah bentuk media yang berbasis telekomunikasi dan multimedia (Batubara et al., 2022). Dengan merujuk pada pengertian media digital secara umum ini, maka aplikasi seperti Whatsapp, Twitter, Netflix, Youtube, bahkan Apple Music dan Spotify juga termasuk media digital. 

Jika kita melihat kembali pertanyaan yang diajukan di awal artikel ini, rasa tidak asing yang dirasakan terhadap berbagai aplikasi media digital merupakan pengaruh dari masuknya media tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Namun, mengapa perusahaan video-streaming raksasa global seperti Netflix tertarik untuk membuat dokumenter mengenai kisah kriminal di Indonesia? Yuk mari kita bahas lebih lanjut pada paragraf berikutnya!

Lanskap media digital di Indonesia ditandai dengan dilema yang menarik, yaitu keseimbangan antara lokalisasi dan globalisasi. Di satu sisi, ada keinginan kuat untuk konten yang mencerminkan budaya, nilai, dan bahasa Indonesia. Di sisi lain, raksasa media digital global dan platform media sosial memberikan pengaruh yang signifikan dengan menawarkan konten internasional. Ketegangan antara memenuhi selera lokal dan merangkul konten global ini menghadirkan tantangan dan peluang bagi platform media digital yang menargetkan pemirsa Indonesia. Berikut tantangan serta peluang yang muncul:

Tantangan:

  1. Relevansi Budaya: Memastikan bahwa konten media digital beresonansi dengan audiens Indonesia dalam hal bahasa, nuansa budaya, dan nilai-nilai sosial. 
  2. Persaingan: Pembuat konten dan platform lokal sering kali bersaing dengan raksasa global yang sudah mapan dalam hal sumber daya, basis pengguna, dan lingkup konten yang luas. 
  3. Rintangan Regulasi: Pemerintah dapat memberlakukan peraturan yang mewajibkan persentase tertentu dari konten lokal pada platform media digital. 

Peluang:

  1. Keaslian Budaya: Konten yang menonjolkan esensi budaya dan cerita Indonesia memiliki potensi untuk beresonansi secara mendalam dengan penonton lokal.
  2. Kolaborasi: Kolaborasi antara platform global dan pembuat konten lokal dapat saling menguntungkan. Dengan bekerja sama, platform global dapat memperoleh akses ke wawasan dan kreator lokal, sementara produsen konten lokal dapat memperluas jangkauan mereka.
  3. Pasar Khusus: Mengidentifikasi dan melayani minat pasar digital di dalam negeri, baik yang berkaitan dengan budaya daerah, bahasa, atau hobi tertentu, dapat menjadi strategi yang menguntungkan bagi platform media digital.
  4. Model Hibrida: Beberapa platform mengadopsi model hibrida, menawarkan konten global dan lokal. Hal ini memungkinkan pengguna untuk memilih dari beragam konten sambil memastikan bahwa preferensi lokal tidak terlewatkan.

Melihat tantangan dan peluang yang ada, berbagai media digital pun meningkatkan strateginya untuk memenuhi minat pasar lokal sekaligus mempertahankan eksistensinya sebagai suatu media yang dipercaya, baik di dalam maupun luar negeri. Merujuk kembali kepada kasus Mirna dan Jessica yang diangkat oleh Netflix, hal ini dilakukan oleh raksasa global tersebut untuk menjawab tantangan relevansi budaya dalam media digital, dimana konten media digital diharapkan dapat beresonansi dengan audiens Indonesia dalam hal bahasa, nuansa budaya, dan nilai-nilai sosial. Kasus Mirna dan kopi sianida yang terjadi di Indonesia tentu menimbulkan rasa familiar sendiri bagi rakyat Indonesia, yang telah mengikuti kasus tersebut. Tentu hal ini akan lebih menarik bagi rakyat lokal, jika dibandingkan dengan pengangkatan kasus serupa yang terjadi di belahan negara lain. Pengangkatan kasus ini menjadi dokumenter yang juga membahas nilai-nilai kemanusiaan (tidak hanya jalannya investigasi dan hukum yang berlaku) juga akan menarik minat penduduk lokal untuk menonton tayangan tersebut. 

Selain menjawab tantangan relevansi budaya, upaya Netflix untuk mengangkat kasus tersebut juga diartikan sebagai kepiawaian dalam melihat peluang bagi media digital, diantaranya kolaborasi dan model hibrida. Pembuatan dokumenter ini turut mengajak kreator konten lokal yang lebih memahami minat rakyat Indonesia, serta terbukanya peluang kerja sama dengan berbagai lapisan masyarakat untuk menyukseskan pembuatan dokumenter tersebut. Masuknya kreator lokal dalam proyek Netflix ini juga menyelesaikan tantangan regulasi pemerintah dan meminimalisasi persaingan antar lokal dan global. Sehingga, dapat ditarik satu benang merah bahwa pengangkatan kasus Mirna-Jessica menjadi sebuah dokumenter yang dapat dinikmati oleh rakyat lokal sekaligus internasional merupakan strategi yang piawai dari raksasa global video-streaming, yakni Netflix untuk mempertahankan eksistensinya sebagai media digital di tengah dilema lokalisasi dan globalisasi konten. Dikarenakan strategi yang tidak mudah dan membutuhkan partisipasi dari berbagai level masyarakat dan pemerintahan, maka strategi untuk menjembatani stakeholders ini dianalogikan sebagai the swerving lanes, yang memiliki arti jalan yang berliku-liku sebagai simbolisasi dari perjalanan yang tidak mudah untuk meningkatkan eksistensi media digital dalam pasar lokal. 

Dilema lokalisasi vs. globalisasi di lanskap media digital Indonesia bukanlah pilihan yang bersifat binary, melainkan interaksi yang kompleks antara identitas budaya, dinamika pasar, dan kemajuan teknologi. Platform media digital yang dapat mengatasi dilema ini adalah platform yang secara efektif dapat memproduksi konten yang relevan secara budaya sembari memanfaatkan peluang global untuk meraih hasil yang maksimal. Seiring dengan ekosistem media digital Indonesia yang terus berkembang, menemukan keseimbangan yang tepat akan lokal dan global menjadi kunci untuk memikat hati para penonton Indonesia.

Penulis: Rahmi Dania

Editor: Adında Nurfadilah

Referensi:

Batubara, S., Maharani, F., & Makhrani, M. (2022). Pengembangan Usaha Umkm Di Masa Pandemi Melalui Optimalisasi Penggunaan Dan Pengelolaan Media Digital. E-Amal: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 2(1), 1023–1032. https://doi.org/10.47492/eamal.v2i1.1237

Kencana, W. H., & Meisyanti, M. (2020). The Implementation of Mass Media Digital Platform in Indonesia. Komunikator, 12(2). https://doi.org/10.18196/jkm.122038

Kepios. (2022). Digital 2022 : Indonesia. https://datareportal.com/reports/digital-2022-indonesia

KETAHUI CARA KERJA DUNIA JURNALISTIK LEWAT DRAMA INI!

Previous article

Bukan Sekadar Berbicara, 55% Gerak Tubuh Ternyata Berpengaruh Besar Dalam Komunikasi

Next article

Comments

Leave a reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *