Taman Nasional Bromo Tengger Semeru adalah Taman Nasional yang terletak di antara wiliyah Kabupaten Pasuruan, Lumajang, Malang dan Probolinggo. Taman Nasional ini sendiri memiliki luas lahan sekitar 50.276,3 hektar, dan Gunung Bromo merupakan salah satu dari lima gunung di rangkaian pegunungan yang terletak di Cemoro Lawang, Desa Ngadisari, Kec. Sukapura, Kab. Probolinggo, Jawa Timur.
Gunung Bromo sendiri memiliki daya tarik yakni gunungnya yang masih berstatus aktif, gunung ini merupakan salah satu fenomena alam yang unik dan dapat tidak ditemukan di tempat lain yakni dengan adanya kawah di tengah kawah dengan lautan pasir yang mengelilinginya. Tidak hanya itu, setidaknya terdapat 1.025 jenis tanaman (flora) yang di dominasi oleh semak belukar, anggrek dan edelweiss, serta setidaknya ada 38 jenis satwa liar (fauna) yang diantaranya aves (burung), mamalia, reptil dan insecta (serangga) yang tersebar luas di kawasan ini.
Gunung Bromo sendiri terkenal dengan hamparan padang sabana (rumput dengan pepohonan) yang luas, yang dimana pada musim kemarau dapat berpotensi terjadi kebakaran hutan yang dapat disebabkan dari panas matahari yang membakar daun atau ranting kering, puntung rokok, dan baru-baru ini kebakaran dipicu akibat dari percikan flare yang dinyalakan oleh pengunjung untuk kebutuhan foto prewedding.
Dalam situasi darurat seperti ini media sosial berperan penting sebagai alat komunikasi yang cukup cepat serta efektif kepada masyarakat luas dan pihak berwenang dalam penyebaran informasi. Informasi terkait perubahan cuaca, peringatan dini, petunjuk evakuasi dan gerakan memanggil relawan guna mempercepat proses pemadaman api, memungkinkan banyak orang yang menggunakan media sosial merespons dengan cepat dan mengambil langkah-langkah yang diperlukan.
Contohnya siaran pers yang diunggah oleh akun instagram @bttnbromotenggersemeru pada tanggal 6 september 2023 yang menyatakan penutupan kawasan wisata Gunung Bromo terkait adanya kebakaran hutan yang terjadi di kawasan tersebut membuat warga internet bersimpati dengan terjadinya bencana ini, akun ini juga memberikan himbauan dan tips agar pengunjung bisa cerdas dan bertanggung jawab terhadap alam khususnya di kawasan wisata Bromo.
Penggunaan hastag #sahabatmentaritengger, #savebromo, #karhutla dan lewat akun instagram @muhammadadamsuni menyampaikan bahwa, visualisasi yang ditangkap oleh citra satelit Sentinel 2A menunjukan hasil dari analisisnya bahwa di kawasan Gunung Bromo Tengger Semeru, area yang terdampak akibat kebakaran di bukit teletubbies sekitar 1.368,63 hektar. Informasi tersebut pastinya penting dan dapat membantu dalam pemusatan atau pengumpulan informasi terkait kebakaran ini sehingga dapat memudahkan warganet dalam mengakses kebaruan informasi terkait kebakaran tersebut.
Sangat jelas bahwa media sosial memiliki dampak yang sangat signifikan terhadap mobilisasi dan bantuan dalam situasi darurat ini. Baik individu, kelompok, atau komunitas dapat menggunakan media sosial sebagai platform untuk mengkoordinasi upaya pemadaman api, penyaluran bantuan, atau distribusi alat-alat penting sehingga mempercepat respons dan pemulihan kawasan ini.
Tidak lupa Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) lewat akun instagram @kementerianlhk menyampaikan upaya dalam rehabilitasi ekosistem di wilayah Bromo, Menteri KLHK Siti Nurbaya Bakar menyampaikan bahwa pemulihan tersebut dilakukan dengan intervensi fokus kepada aspek fisik, ekonomi, sosial dan manajemen serta tidak lupa dengan bagaimana public education dapat terlaksana.
“Apa yang penting sekarang ini menurut saya adalah rehabilitasi atau pemulihannya, dari segala aspek yakni fisik, ekonomi, sosial dan manajemen, kemudian bagaimana public education” ujar Menteri Siti.
Namun, perlu diingat bahwa meskipun media sosial memiliki banyak manfaat dalam komunikasi darurat, pastinya ada potensi dalam penyebaran informasi yang tidak akurat atau mungkin berita bohong (hoax). Oleh karena itu, penting untuk memverifikasi sumber informasi sebelum mengkonsumsi atau menyebarluaskannya lagi. Kesadaran dan penggunaan yang bijak dari media sosial adalah kunci dalam memanfaatkannya dengan efektif dalam situasi darurat.
Dengan memahami dan menerapkan prinsip kemanan dan memverifikasi informasi, diharapkan pengguna media sosial dan pihak lainnya dapat bekerjasama untuk memastikan bahwa informasi yang beredar adalah benar adanya, akurat dan dapat diandalkan. Sehingga dapat membantu dalam pengambilan tindakan oleh pihak berwenang yang aman dan tepat dalam situasi kebakaran ini.
Penulis: Muhamad Rifqi Aymani
Editor: Latifahtul Jannah
Comments