Komunitips

Belajar Sambil Main Game? Bisa Dong!

Tau nggak sih, Akhir-akhir ini, dunia pendidikan sedang ramai membicarakan sesuatu yang disebut “gamifikasi”. Apa sebenarnya gamifikasi itu? Secara sederhana, gamifikasi adalah cara untuk membuat belajar menjadi lebih menyenangkan, seperti bermain game!

Bayangkan ketika kamu sedang memainkan game favoritmu. Pasti seru, bukan? Sekarang bayangkan jika proses belajar bisa seseru itu. Menarik, bukan? Inilah yang saat ini sedang dicoba oleh banyak sekolah dan guru.

Gimana sih caranya?

Caranya sangat sederhana! Misalnya, guru memberikan poin setiap kali kamu menyelesaikan tugas. Semakin banyak poin yang kamu kumpulkan, semakin tinggi “level” kamu. Atau, kamu bisa mendapatkan “badge” keren jika berhasil menyelesaikan tantangan belajar. Seru, bukan?

Contoh lain dapat dilihat dalam pelajaran sejarah. Biasanya, mendengarkan cerita sejarah yang panjang bisa terasa membosankan. Namun, dengan gamifikasi, guru bisa membuat “misi” seperti “Temukan 5 fakta menarik tentang Soekarno!” atau “Pecahkan misteri hilangnya harta karun VOC!”. Dengan begitu, belajar sejarah bisa terasa seperti petualangan dalam game.

Begitu juga dalam pelajaran matematika. Alih-alih hanya mengerjakan soal biasa, kamu bisa menjadi pahlawan yang harus memecahkan teka-teki matematika untuk menyelamatkan dunia dari serangan alien. Seru, bukan?

Kenapa sih harus pake cara begini?

Di era sekarang, banyak hal yang bisa membuat kita kurang termotivasi untuk belajar, seperti gawai, media sosial, hingga YouTube. Dengan membuat belajar seseru bermain game, kita akan lebih bersemangat. Siapa yang tidak ingin mendapatkan “skor tinggi” dalam pelajaran?

Selain itu, gamifikasi juga dapat meningkatkan rasa percaya diri. Bayangkan, saat kamu berhasil naik level atau mendapatkan “badge” yang keren, pasti ada rasa bangga, bukan? Rasa bangga inilah yang membuat kita semakin bersemangat untuk terus belajar.

Udah ada yang nyoba?

Tentu saja! Salah satu contoh yang paling terkenal adalah Duolingo, aplikasi belajar bahasa yang membuat penggunanya ketagihan untuk terus belajar. Itu adalah salah satu contoh sukses penerapan gamifikasi. Selain itu, banyak sekolah yang mulai menerapkan metode ini di kelas mereka.

Ada juga Kahoot!, aplikasi kuis online yang sangat populer. Banyak guru menggunakan Kahoot! untuk menguji pemahaman siswa. Karena formatnya seperti acara game show, para siswa jadi lebih bersemangat untuk berpartisipasi.

Di luar negeri, ada sekolah di New York yang menerapkan sistem “XP” (experience points) untuk menilai siswa mereka. Jadi, bukan hanya mendapatkan nilai A, B, atau C, melainkan siswa memperoleh XP seperti dalam game RPG. Menarik, bukan?

Kapan dan di mana bisa diterapkan?

Gamifikasi dapat diterapkan kapan saja! Biasanya, metode ini paling efektif saat siswa mulai merasa bosan atau mengantuk ketika belajar. Gamifikasi bisa diterapkan di mana saja, mulai dari kelas konvensional hingga pembelajaran daring.

Misalnya, saat belajar di rumah. Alih-alih hanya membaca buku, kamu bisa menggunakan aplikasi belajar yang sudah digamifikasi. Jadi, meskipun sedang bersantai di tempat tidur, kamu tetap bisa “naik level” dalam pelajaranmu!

Atau saat bekerja dalam kelompok bersama teman-teman. Daripada mengerjakan tugas seperti biasa, cobalah membuat kompetisi kecil. Siapa yang paling cepat menyelesaikan bagiannya, dia yang menang. Namun, tetap ingat, kualitas hasil juga penting, bukan hanya kecepatan!

Jadi, intinya apa?

Intinya, belajar tidak harus membosankan! Dengan gamifikasi, proses belajar bisa menjadi seseru bermain game favoritmu. Siapa tahu, kamu bisa menjadi juara kelas sekaligus merasa seperti juara e-sport!

Namun, ingat, gamifikasi hanyalah alat bantu. Yang paling penting tetaplah isi materi yang dipelajari, bukan hanya mengejar badge atau poin semata. Jadi, tetap fokus pada pelajaran, ya!

Sekarang, kamu sudah mengerti apa itu gamifikasi, bukan? Menarik, bukan? Mungkin di masa depan, semua pelajaran akan seseru bermain game. Jadi, jangan heran jika suatu hari kamu mendengar temanmu berkata, “Yes! Aku baru saja naik level di pelajaran Matematika!” atau “Wah, aku baru dapat badge legendaris di pelajaran Biologi!”

Sekarang giliranmu! Coba pikirkan, pelajaran apa yang ingin kamu ubah menjadi game? Fisika jadi game balap mobil? Atau Bahasa Indonesia menjadi game petualangan? Seru, bukan? Yuk, mulai belajar dengan cara yang lebih menyenangkan!

Penulis : Rashif Febriando Dzumalin

Editor : Rafi Fatawa Putra

komuniasik@gmail.com

Fuad 28 Toys: Meraup Puluhan Juta Rupiah dari Konten Anak-Anak di YouTube

Previous article

APAKAH BENAR MIE INSTAN TIDAK BERBAHAYA BAGI TUBUH KITA?

Next article

Comments

Leave a reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *