Korea Selatan dipandang sebagai negara maju dengan teknologi yang mutakhir dan industri hiburannya yang sukses jadi kegemaran di seluruh dunia. Namun, apakah kamu tahu kalau Korea Selatan juga masih tinggi tingkat kesenjangan sosial ekonominya?
Di Korea Selatan ada penggolongan kelas yang berdasarkan pada aset dan tingkat pendapatan dari orang tua. Akibatnya, kesuksesan orang dalam kehidupan secara keseluruhan bergantung pada lahir dalam sebuah keluarga kaya.
Penggolongan tersebut dikenal dengan Spoon Class Theory atau Teori Kelas Sendok. Teori ini merujuk pada gagasan bahwa orang-orang di sebuah negara dapat diklasifikasikan dalam kelas sosio ekonomi yang berbeda.
Teori Kelas Sendok menyatakan bahwa status ekonomi anak ditentukan oleh sendok emas, perak, perunggu, atau tanah tergantung pada kekayaan orang tua mereka.
Teori Kelas Sendok ini jika dibiarkan akan makin menambah kesenjangan. Namun, di balik rasa ingin menghilangkan teori ini ada kenyataan bahwa teori ini sudah sangat melekat di Korea Selatan, bahkan masyarakat Korea Selatan sudah memiliki kelompok nya masing-masing si kaya dengan si kaya, dan begitupun sebaliknya.
Sedikit sekali yang mengetahui jika Korea Selatan memiliki desa kumuh. Guryong, beda sekali kehidupan di desa ini dengan ibu kota Korea Selatan yang dikelilingi gedung-gedung pencakar langit.
Bangunan di Desa Guryong rata-rata dibuat dengan bahan seadanya ini bisa dikategorikan masuk ke kelas sendok tanah. Desa ini jadi pilihan warga untuk tetap bertahan di tengah penggusuran besar-besaran. Pendapatan perbulan mereka sedikit dan keadaan semakin membuat mereka miskin.
Dari sini kita bisa melihat cukup jelas kesenjangan sosial ekonomi yang terjadi di negara Korea Selatan, upaya untuk menggeser kesenjangan ini, tapi kenyataan lebih mendominan di mana individu yang memiliki kekayaan atas orang tua nya sangat mudah untuk menggapai keinginan individu ini sendiri.
Begitupun sebaliknya, individu yang tidak memiliki kekayaan atas orang tua nya akan terasa sulit untuk menggapai keinginan nya. Jadi fakta dan keinginan kerap kali bersimpangan dimana teori kelas sendok ini memiliki pengaruh di Korea Selatan.
Teori kelas sendok juga mengundang perbincangan di platform X, netizen beramai-ramai mengeluarkan pendapat mereka mengenai teori ini.
Kebanyakan dari mereka memberikan tanggapan berupa fakta, bisa disimpulkan sudah banyak sekali pandangan masyarakat mengenai Teori Kelas Sendok ini. Merek bahkan mendebat beberapa fakta yang bisa dijadikan gambaran yang cukup jelas.
Berikut beberapa komentar netizen yang cukup menarik ialah pemilik akun @itsjevy yang memberikan komentarnya.
“Korea Selatan mah masih classist banget, apa-apa berdasarkan kelas. Banyak tuh anak-anak petinggi elit yang bebas hukum karena mereka kaya, contohnya Han Seo Hee (bukan aktris) sama satu lagi aku ingat ada rapper cowok baru-baru ini kena masalah tapi bebas karena orang tuanya kaya,” ujarnya di salah satu postingan bernama @senjatanuklir.
Akun bernama @humbIegoddess ikut mengomentari. “Permasalahan patriarki itu sudah melekat banget di Korea. Bahkan rasisme pun dilakukan ke sesama orang Korea Selatan. Coba deh nonton reality show KBS yang Hello Counselor di YouTube. Bisa dilihat dan jadi tahu bagaimana kehidupan orang Korea Selatan aslinya tidak seindah yang ditunjukkan di drama,” ujarnya.
Segelintir masyarakat yang baru mengetahui Teori Kelas Sendok ini. Bahkan, banyak yang belum mengetahui kalau Korea Selatan menganut Teori Kelas Sendok ini. Teori Kelas Sendok ini pada nyatanya menggambarkan realita Korea Selatan yang jarang diketahui banyak orang. Yang kaya makin kaya dan yang miskin makin miskin. Orang-orang sulit untuk mengubah tingkat kesejahteraannya karena sifatnya struktural dari keturunan harta keluarga dan privilese yang berbeda.
Kita semua menyangka Korea Selatan sangat maju dan jauh dari kata kesenjangan, pada kenyataanya dengan diterapkannya Teori Kelas Sendok tersebut kesenjangan sosio ekonomi pun semakin terlihat nyata di negara Korea Selatan.
Penulis : Fajrul
Editor : Nivaldi
Comments