Uncategorized

Toxic Friendship: Saat Pertemanan Mengikis Kepercayaan Diri dan Mental

Pertemanan seharusnya menjadi tempat seseorang memperoleh kenyamanan, dukungan, dan kebahagiaan. Namun, tidak semua hubungan pertemanan berjalan dengan baik. Dalam beberapa kasus, pertemanan justru menjadi sumber tekanan dan kelelahan emosional. Kondisi ini dikenal sebagai toxic friendship, yaitu hubungan pertemanan yang tidak lagi sehat dan membuat seseorang merasa bersalah, rendah diri, atau kehilangan jati diri. Akibatnya, hubungan semacam ini dapat mengikis kepercayaan diri dan berdampak buruk pada kesehatan mental.

Ciri-ciri pertemanan toksik biasanya terlihat dari perilaku teman yang suka mengontrol, merendahkan, atau membuat seseorang merasa tidak cukup baik. Banyak orang bertahan dalam hubungan seperti ini karena takut kehilangan atau ingin tetap diterima dalam kelompok. Namun, semakin lama hubungan ini dipertahankan, semakin besar pula dampaknya terhadap kondisi psikologis seseorang. Rasa stres, cemas, hingga perasaan tidak berharga dapat muncul dan membuat seseorang kehilangan arah dalam kehidupannya.

Untuk menghindari dampak buruk dari toxic friendship, penting bagi setiap individu memiliki kesadaran diri dan keberanian dalam menentukan batasan sosial. Mengenali tanda-tanda pertemanan yang tidak sehat adalah langkah awal untuk melindungi diri. Selain itu, membangun hubungan dengan orang yang saling menghargai dan mendukung akan membantu seseorang tumbuh secara positif. Dengan memilih lingkungan pertemanan yang sehat, kita dapat menjaga kesejahteraan mental serta menjalani kehidupan sosial yang lebih bahagia dan seimbang.

By Anisya Lutfiah

Pudarnya Harapan di Tengah Inflasi Pendidikan.

Previous article

Budaya Nongkrong dan Ekonomi Kopi: Fenomena Sosial yang Jadi Peluang Bisnis

Next article

Comments

Leave a reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *