Biasanya, kita menemukan mahasiswa di lingkungan perkuliahan yang hidupnya terlihat “wah”, mulai dari segi outfit yang branded, gadget keluaran terbaru, atau liburan ke tempat fancy. Adanya orang-orang dengan lifestyle serba rich ini terkadang membuat mereka yang kondisi ekonomi menengah ke bawah jadi merasa gengsi. Pada akhirnya, banyak dari mereka yang memaksakan diri untuk tampil seolah-olah kaya demi terlihat setara. Dengan demikian, muncul perilaku konsumtif alias hedon. Jadi, hedonisme itu apa?
Hedonisme itu perihal cara menikmati hidup sepenuhnya tetapi dilakukan secara berlebihan atau boros, mulai dari makan enak, liburan, belanja, dan mencari pengalaman seru. Bagi sebagian orang, ini jadi cara buat self reward setelah kerja keras. Tapi masalahnya, kebiasaan ini bisa bikin kantong jebol kalau melebihi batasan. Yang dicari bukan cuma barang, tetapi rasa puas dan bahagia, meski hanya sesaat.
Berbeda dengan hedon yang murni soal kesenangan pribadi, gengsi lebih berhubungan dengan apa yang orang lain pikirkan tentang kita. Gengsi terlalu mengejar validasi dari orang lain, sehingga kita merasa harus punya barang branded atau gaya hidup tertentu agar diakui dan terlihat keren. Mereka berlomba-lomba untuk tampil sempurna di media sosial, meski di balik layar terkadang tak seindah itu.
Di media sosial, terutama Instagram dan TikTok sering banget jadi tempat unjuk gaya. Feeds dan lifestyle yang serba aesthetic bikin kita merasa harus mengikuti standar itu. Alhasil, muncul tekanan sosial untuk terus terlihat hidup dengan kemewahan. Ini jadi salah satu alasan kenapa banyak orang rela berutang atau memaksakan gaya hidup di luar kemampuan.
Ketika hedon atau gengsi telah menguasai diri sendiri, maka akan terasa burnout, baik mental maupun finansial. Kamu bisa merasa lelah secara emosional karena terus mengejar validasi yang tak ada habisnya. Di sisi lain, dompet juga ikut menjerit karena gaya hidup yang tak realistis.
Jadi, hidup balance lebih terasa tenang, bukan? Ikuti tips-tips berikut agar terhindar dari hedonisme.
- Kenali prioritas! Tanyakan ke diri sendiri, “Aku beli ini buat apa? Buat bahagia atau biar terlihat keren?”
- Bijak dengan media sosial! Ingat, yang orang pamerkan di media sosial cuma highlight hidup mereka. Tidak ada yang tau bagaimana kehidupan asli di balik layar.
- Nikmati hidup sederhana karena kebahagiaan tak selalu datang dari hal-hal mewah.
Intinya, boleh punya gaya hidup, asalkan sesuai kemampuan! Kuncinya ada di hidup balance, boleh kok menikmati hidup, asal jangan memaksakan diri. Pada akhirnya, kamu nggak perlu selalu terlihat keren di mata orang lain. Hidup yang autentik dan damai jauh lebih berharga daripada sekadar pencitraan di media sosial.
Jadi, kamu tim nikmatin hidup biasa saja atau tetap hidup gengsi?
Penulis: Putri Layina Isyrofa
Editor: Rafiq SubhI Sahfi
Comments