AI (Artificial Intelligence)
Tanpa kita sadari, telah datang dimana teknologi yang serba canggih ini merambah pada dunia perilustrasian. Sebut saja Artificial Intelligence atau kian disebut sebagai AI. Kecerdasan buatan yang kemampuannya hampir serupa dengan kemampuan berpikir yang tadinya hanya dimiliki oleh manusia saja. Kini, AI tidak hanya sebagai “google kedua” lagi. Dunia ilustrasi, para artist, dan penikmat ilustrasi gambar sudah menjadi salah satu targetnya.
Dari kejadian tersebut, tentulah akan timbul banyak pandangan yang mendukung dan sebaliknya. Segala pernyataan yang nanti muncul di bawah ini adalah murni opini penulis dengan membahas sisi kedua-duanya, baik dan buruk. Selanjutnya, tulisan ini bisa saja untuk dijadikan bahan renungan tentang masa depan AI untuk ilustrasi. Apakah terus akan dilestarikan dan abai dengan keunikan kemampuan gambar para seniman khususnya di Indonesia? Atau sebaliknya?
Nay! AI untuk ilustrasi.
Mari kita bahas tentang sisi buruk penggunaan AI sebagai tokoh utama dalam ilustrasi. Salah satunya yang sudah disinggung di atas, yakni tentang pengabaian kemampuan para seniman. Setiap lukisan atau gambar yang dilahirkan langsung dari tangan seorang seniman pastilah memiliki ciri khas dan ceritanya masing-masing. Kombinasi dari setiap tarikan garis, lengkung dan titiknya tersimpan kesan tersendiri menyesuaikan karakteristik gambar dari seorang seniman tersebut. Maka, hal itulah yang tidak dimiliki oleh sebuah AI. Karya gambar AI dengan seorang seniman sangatlah tidak bisa dibandingkan satu sama lain karena tidak ada proses penghayatan di dalamnya. Proses tersebut hanya bisa dilakukan oleh tenaga seorang manusia. Sedangkan poin menarik dari sebuah karya gambar terletak pada makna atau pesan dibalik gambar tersebut. AI cerdas, tapi tak punya hati.
Yay! AI untuk ilustrasi.
Awal mula diciptakannya AI adalah karena digunakan untuk bisa efisien dalam waktu atau bahasa yang lebih mudahnya terjadi secara instan. Berbeda dengan hasil gambar yang diciptakan oleh seorang tulen seniman yang membutuhkan waktu berhari-hari untuk menyelesaikan hasil karyanya, AI bisa melakukannya dengan waktu lima kali lebih singkat dari itu. Maka, hal inilah yang biasanya dijadikan sebagai bahan pertimbangan di negara yang kebutuhannya ingin disajikan serba cepat.
Penggunaan AI untuk ilustrasi di masa depan bisa jadi tetap dilestarikan mengingat kemudahan yang ditawarkan sangat menggiurkan. Namun, kita sebagai warga negara yang baik, tak ada salahnya jika kita terus menghargai dan memberikan apresiasi terhadap para seniman. Tak ada salahnya untuk bisa tetap melestarikan karya-karya tangan anak bangsa agar tak hilang digerus zaman.
Penulis: Melda Wulandari
Editor: Diah Ayu
Penggunaan AI dalam Mendeteksi Gaya Belajar Siswa untuk Meningkatkan Hasil Pembelajaran
Comments