Cerita Komunikasi

Nostalgia 90-an: Pop Culture dan Kritik Sosial Dalam Game GTA

GTA San Andreas atau “Grand Theft Auto: San Andreas” dirilis pada 26 Oktober 2004 oleh Rockstar Games. Game ini mengajak pemain menjelajahi versi fiksi dari Amerika Serikat pada era 90-an, lengkap dengan kritik sosialnya dan representasi culture pop yang kuat. Dari hip hop, rasisme, korupsi polisi, hingga narkoba, GTA: San Andreas berhasil menghadirkan dunia yang penuh dinamika sosial yang mengingatkan kita pada realitas yang terjadi di dunia nyata.

Grand Theft Auto (GTA) (Sumber: Freepik.com)

San Andreas sendiri adalah wilayah fiksi dalam game ini, terinspirasi dari negara bagian California dan Nevada, dengan tiga kota besar yang mewakili kota yang nyata. Los Santos, misalnya, jelas terinspirasi dari Los Angeles, dengan kawasan seperti Vinewood yang mencerminkan Hollywood. Di sini, pemain bisa merasakan suasana mewah industri hiburan, sekaligus kekerasan geng yang mirip dengan konflik geng nyata di Los Angeles pada tahun 90-an, seperti perang antar geng Bloods dan Crips. San Fierro juga versi fiksi dari San Francisco, dengan Golden Gate Bridge versi game yang dinamakan Gant Bridge. Sementara itu, Las Venturas mewakili Las Vegas, dengan dunia perjudian dan kasino yang jadi daya tarik utamanya.

Banyak kejadian nyata yang menginspirasi lingkungan game ini, seperti kerusuhan LA 1992 setelah insiden pemukulan Rodney King oleh polisi. Di game, tema rasisme dan kekerasan polisi diangkat lewat karakter polisi korup, Frank Tenpenny, yang dengan licik mengendalikan banyak aksi kejahatan di kota.

Kritik Sosial dan Budaya Pop Amerika

GTA San Andreas sangat erat dengan budaya hip hop era 90-an. Soundtrack yang penuh dengan lagu-lagu dari artis seperti 2Pac dan N.W.A memberi nuansa kuat bagi game ini. Hip hop di era 90-an adalah suara perlawanan, dan dalam game, musik ini mewakili kehidupan di jalanan, ketidakadilan, dan kerasnya realitas yang dihadapi oleh komunitas kulit hitam di Amerika. 

Karakter utama, Carl “CJ” Johnson, harus kembali ke Los Santos setelah kematian ibunya, dan dia menemukan kampung halamannya yang kacau oleh kekerasan geng dan narkoba. Hal ini terinspirasi dari kehidupan nyata di LA, di mana masalah geng dan pengaruh narkoba merusak komunitas-komunitas urban. GTA: San Andreas menggambarkan bagaimana geng bukan hanya tentang kejahatan, tetapi juga tentang perlindungan komunitas di tengah kekerasan dan ketidakadilan.

Salah satu tokoh yang menonjol dalam game adalah Frank Tenpenny, seorang polisi korup yang mengambil keuntungan dari sistem untuk mengendalikan geng dan mengintimidasi komunitas. Karakter ini terinspirasi dari banyak kasus nyata dimana polisi menggunakan kekuasaan mereka secara berlebihan, seperti skandal LAPD “Rampart” yaitu skandal besar yang melibatkan divisi anti-geng LAPD (Los Angeles Police Department) yang dikenal sebagai Rampart Division. Skandal ini terungkap pada akhir 1990-an dan mengungkapkan kasus korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan oleh sejumlah petugas polisi yang bekerja di divisi tersebut, khususnya dari unit CRASH (Community Resources Against Street Hoodlums), yang bertugas menangani geng jalanan. 

Lewat Tenpenny dan situasi yang dihadapi CJ, GTA: San Andreas menggambarkan bagaimana rasisme institusional dan kekerasan sistemik menghancurkan kehidupan banyak orang. Pada era 90-an, isu rasisme masih sangat kental di Amerika, dan game ini secara cerdas mengangkat tema tersebut ke dalam alur cerita tanpa terasa dipaksakan.

Lebih dari sekadar game biasa, GTA: San Andreas memberikan pengalaman yang penuh nostalgia bagi mereka yang hidup di era 90-an. Mulai dari gaya hidup, musik, hingga kekacauan sosial yang mewarnai dekade itu, semua elemen tersebut ada dalam game. Pemain tidak hanya menikmati aksi, tetapi juga merasakan atmosfer dan dinamika sosial yang sangat khas dengan Amerika di tahun-tahun itu.

Sebagai contoh, masalah narkoba yang menjadi salah satu tema sentral di game mencerminkan krisis narkoba yang terjadi di banyak kota besar Amerika pada masa itu. Di GTA: San Andreas, CJ harus menghadapi ancaman geng yang terlibat dalam perdagangan narkoba, sebuah refleksi dari bagaimana obat-obatan terlarang mempengaruhi komunitas miskin dan minoritas di dunia nyata.

Karya Lebih dari Sekadar Hiburan

GTA: San Andreas adalah sebuah karya yang lebih dari sekadar hiburan. Rockstar selaku pengembang GTA berhasil memadukan kritik sosial dengan pengalaman bermain yang luar biasa, yang dengan jenius menggambarkan realitas kehidupan Amerika di era 90-an. Para kreator dengan cerdas menghadirkan isu-isu kompleks seperti rasisme dan korupsi polisi, membuat game ini menjadi medium pembelajaran yang kuat, bukan hanya hiburan. Kejeniusan para pengembang terlihat dalam cara mereka mengemas isu-isu penting ini dalam narasi yang menarik dan mendalam, menjadikan GTA: San Andreas sebagai bukti bahwa video game dapat memiliki dampak intelektual yang besar.

GTA San Andreas menjadi media yang sangat kuat dalam menyampaikan pesan-pesan sosial melalui narasi, karakter, dan lingkungan dalam game. Game ini tidak hanya berfungsi sebagai hiburan, tetapi juga sebagai sarana komunikasi massa yang mengangkat isu-isu sosial seperti rasisme, kekerasan polisi, dan ketidakadilan sistemik. Dengan menggunakan pendekatan storytelling interaktif, GTA San Andreas memungkinkan pemain untuk mengalami realitas sosial yang kompleks secara langsung, membuat mereka terlibat secara emosional dan intelektual. Ini menciptakan ruang untuk refleksi, diskusi, dan pembelajaran tentang bagaimana budaya pop dapat mencerminkan realitas sosial dan politik suatu era, khususnya di Amerika tahun 90-an.

Penulis : Bilal Irfani

Editor : Maya Maulidia

komuniasik@gmail.com

Mengapa Kita Punya Akun Kedua? Yuk Ulik Alasan di Balik Identitas Ganda di Media Sosial!

Previous article

Pelajaran Hidup Kaluna yang Relate Bagi Kaum Gen Z Usia 20-an

Next article

Comments

Leave a reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *