Entertainment

Seberapa Relevan Juicy Lucy dengan Generasi Z?

Per tahun 2024, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa hampir 10 juta penduduk Indonesia dari Generasi Z, dengan rentang usia 15-24 tahun, tergolong dalam kategori not in employment, education, and training (NEET), yaitu mereka yang tidak bekerja, tidak bersekolah, dan tidak mengikuti pelatihan. Menurut data Kompas.com, separuh dari jumlah tersebut tinggal di kota-kota besar.

Fenomena ini dipengaruhi oleh berbagai faktor. Banyak dari mereka yang tidak terlibat dalam aktivitas apapun bukan karena tidak memiliki keinginan, melainkan karena berbagai kendala, seperti rasa malas dan kurangnya motivasi. Faktor-faktor psikologis, seperti perasaan galau, juga menjadi pemicu.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), galau berarti pikiran yang kacau atau tidak karuan. Dalam era digital saat ini, kata “galau” semakin luas maknanya, terutama di kalangan anak muda. Hal ini terlihat dari konten di media sosial seperti Instagram dan TikTok, di mana ungkapan kegalauan sering kali menjadi tema utama. Salah satu media yang paling sering membangkitkan perasaan galau di kalangan Gen Z adalah musik.

Salah satu band yang sedang populer dan sering dikaitkan dengan perasaan ini adalah Juicy Lucy. Band yang dipimpin oleh vokalis Julian Kaisar ini sering merilis lagu-lagu yang beresonansi dengan perasaan pendengarnya, terutama dari kalangan anak muda.

Juicy Lucy memulai karir pada tahun 2015 dengan single debut mereka yang berjudul “Aku Cinta Dia yang Cinta Pacarnya”. Lagu ini menceritakan tentang seseorang yang terjebak dalam cinta bertepuk sebelah tangan—tema yang sangat akrab bagi banyak anak muda saat ini.

Sejak saat itu, popularitas Juicy Lucy terus meningkat, terutama di kalangan Gen Z. Banyak pendengar yang merasa bahwa lagu-lagu mereka mewakili perasaan yang mereka alami dalam kehidupan nyata, seperti harapan cinta yang tak terbalas dan perasaan menjadi pilihan kedua.

Lagu terbaru mereka, “Lampu Kuning,” yang dirilis pada tahun 2024, kembali menghadirkan lirik yang sangat relevan dengan dinamika percintaan anak muda. Lagu ini menggambarkan fase PDKT (pendekatan) yang sering berujung pada kekecewaan karena harapan yang terlalu tinggi. Liriknya berbunyi, “Mengapa ku tancap gas dan melaju, padahal lampu kuning telah peringatkanku, bahaya di depanku, hati-hati kecewa kan menunggu, lagu lama yang aku tahu.” Bait ini sangat cocok dengan pengalaman banyak orang yang terus mengejar cinta, meskipun tanda-tanda kegagalan sudah jelas terlihat.

Dengan lirik yang dekat dengan keseharian anak muda, tak heran jika Juicy Lucy menjadi salah satu band yang paling relate di kalangan Gen Z. Lagu-lagu mereka tidak hanya menjadi hiburan, tetapi juga cerminan dari perasaan dan pengalaman pribadi pendengarnya.

Jadi, seberapa Juicy Lucy kamu?

Penulis: Muhammad Sayyid Rachman

Editor: Rafiq Subhi Sahfi

komuniasik@gmail.com

Cut Off Pertemanan: Kapan dan Mengapa Diperlukan?

Previous article

Komunikasi Dalam Sebuah Keluarga

Next article

Comments

Leave a reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *