Cerita KomunikasiKomunitips

Toxic Friendship di Circle? Cut Off aja!

Toxic friendship atau pertemanan yang beracun semakin sering terdengar, terutama di kalangan Gen Z yang lebih peka terhadap kesehatan mental dan kualitas hubungan. Setiap orang membutuhkan teman untuk berbagi cerita, dukungan, dan tawa dalam kehidupan sehari-hari. Namun, tidak semua lingkaran pertemanan membawa energi positif. Jika kamu merasa terjebak dalam pertemanan yang membuatmu stres, kecewa, atau merasa tidak berharga, mungkin inilah saatnya untuk “cut off” dan melangkah pergi.

Side view girl wearing headphones
Toxic Friendship Dalam Satu Circle (Sumber: Freepik.com)

Apa Itu Circle Toxic?

Circle toxic adalah istilah yang menggambarkan lingkungan pertemanan di mana interaksi yang terjadi lebih banyak merugikan daripada menguntungkan. Di dalam lingkaran ini, seseorang mungkin mengalami manipulasi, drama, ketidakjujuran, atau tekanan emosional yang berlebihan. Alih-alih memberikan dukungan dan kenyamanan, teman-teman dalam lingkaran toxic cenderung membawa energi negatif, mengkritik tanpa alasan, atau bahkan membuat seseorang merasa tidak cukup baik.

Beberapa tanda bahwa kamu berada di dalam circle toxic antara lain Selalu merasa tertekan atau cemas saat berinteraksi dengan teman-teman tersebut. Kerap menjadi bahan candaan atau olokan yang menjatuhkan. Hubungan tidak seimbang, di mana kamu selalu menjadi pendengar atau yang berkorban. Ada manipulasi emosional atau tekanan untuk selalu menuruti kemauan mereka.

Trus Kenapa Harus di Cut Off?

Meninggalkan circle toxic bukanlah tindakan egois, melainkan bentuk perlindungan diri. Seperti halnya dalam hubungan asmara yang tidak sehat, pertemanan yang beracun bisa sangat mempengaruhi kesehatan mental dan emosional. Jika dibiarkan terlalu lama, hubungan ini dapat menguras energi, menurunkan rasa percaya diri, dan mengganggu fokus hidup.

Mengutamakan kesehatan mental, circle toxic sering kali membuat seseorang merasa tidak nyaman secara emosional. Cut off  lingkaran yang beracun berarti kamu memilih untuk menjaga kesehatan mentalmu. Memperbaiki hubungan dengan diri sendiri, ketika berada di lingkungan yang toxic, kita sering kali lupa bahwa kita juga layak mendapatkan hubungan yang sehat dan positif.

Dengan keluar dari lingkaran tersebut, kamu memberi ruang bagi diri sendiri untuk tumbuh dan menemukan hubungan yang lebih baik. Membuka ruang untuk pertemanan yang positif setelah memutuskan hubungan dengan teman-teman yang toxic, kamu memberi ruang untuk bertemu orang-orang baru yang bisa membawa energi positif dan mendukung pertumbuhanmu. Pertemanan yang sehat akan membantu kamu berkembang, baik secara pribadi maupun profesional.

Bagaimana Cara Melakukan Cut Off dengan Sehat?

Meninggalkan circle toxic tentu tidak mudah. Namun, ada beberapa cara yang bisa sobat MinSik lakukan untuk melakukannya dengan cara yang sehat dan tidak berlebihan. Tunjukan bahwa keluar dari lingkaran toxic bukan penghalang bagimu untuk bersinar!

  1. Tetap tenang dan melakukan komunikasi yang terbuka.
  2. Memiliki batasan yang tegas untuk mengurangi interaksi yang tidak sehat.
  3. Fokus pada pengembangan diri dengan menjalani kegiatan produktif.

Penulis: Aulia Ramadhani

Editor: maya Maulidia

komuniasik@gmail.com

Anak Bungsu, Si Harapan Terakhir Keluarga

Previous article

Frugal Living Bikin Kaya Atau Malah Pelit?

Next article

Comments

Leave a reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *