Silent treatment atau perilaku diam di sebuah hubungan adalah bentuk komunikasi pasif-agresif yang mana seseorang dengan sengaja mengabaikan atau tidak merespon orang lain. Walaupun mungkin terlihat sebagai sebuah cara yang “aman” untuk menghindari konflik, silent treatment sebenarnya bisa membawa banyak bahaya, terutama dalam hubungan interpersonal. Silent treatment seringkali digunakan sebagai taktik manipulasi untuk mengontrol atau menghukum seseorang dalam sebuah hubungan.
Hal ini dapat berdampak pada orang yang menerimanya merasa tidak dihargai, tersakiti, kebingungan, dan tidak penting.
- Memicu Stres dan Tekanan Emosional Disaat seseorang diperlakukan silent treatment, mereka akan merasa bingung dan tidak tahu bagaimana memperbaiki keadaan. Ketidakpastian tersebut bisa menyebabkan peningkatan stres dan tekanan emosional yang berkelanjutan. Hal ini juga dapat memicu perasaan marah, frustasi, dan ketidakberdayaan.
- Merusak Kesehatan Mental Diperlakukan dengan silent treatment dapat sangat merusak kesehatan mental seseorang. Lantaran hal ini bisa membuat individu yang diabaikan merasa tidak dihargai, tidak berharga, atau bahkan meragukan diri sendiri. Bila dilakukan dalam jangka panjang, ini bisa mengarah pada perasaan rendah diri, kecemasan, dan depresi.
- Meruntuhkan Kepercayaan dalam Hubungan Silent treatment bisa merusak kepercayaan dalam hubungan. Komunikasi yang terbuka dan jujur merupakan fondasi paling utama dari hubungan yang sehat. Disaat seseorang memilih untuk diam dibanding menyelesaikan permasalahan, ini menunjukkan ketidasediaan untuk berkomunikasi dengan baik, sehingga membuat hubungan terasa tak aman dan tidak stabil.
- Membuat Konflik yang Lebih Besar Walaupun silent treatment awalnya mungkin terlihat sebagai taktik dalam menghindari konflik, namun kenyataannya, hal ini sering kali memperburuk konflik yang ada. Dengan tidak membicarakan masalah secara langsung, ketegangan dan emosi yang tidak terungkap bisa menumpuk dan meledak di kemudian hari.
- Membuat Jarak Emosional Dibanding memperbaiki masalah, silent treatment memicu jarak emosional yang lebih besar antara pasangan ataupun anggota keluarga. Disaat komunikasi terputus, sulit untuk memahami perasaan serta kebutuhan bersama, yang berakibat dapat memperburuk hubungan dan mengurangi kedekatan.
- Bentuk Kekerasan Emosional Silent treatment bisa digolongkan sebagai bentuk kekerasan emosional karena bertujuan untuk memanipulasi, mengendalikan, atau menghukum orang lain. Ketika seseorang secara terus-menerus dicuekan atau dihindari dalam sebuah hubungan, mereka mungkin bisa merasa diasingkan dan tertekan secara emosional.
- Menghilangkan Rasa Aman dalam Hubungan Ketika silent treatment dilakukan secara berulang kali dalam sebuah hubungan, hal ini bisa menyebabkan hilangnya rasa aman. Pasangan atau anggota keluarga mungkin mulai merasa bahwa mereka tidak pernah tahu kapan atau mengapa mereka akan diabaikan, yang dapat menciptakan rasa takut dan ketidaknyamanan dalam jangka panjang.
- Menghambat Penyelesaian Masalah Salah satu faktor terburuk dari silent treatment adalah dapat menghentikan proses penyelesaian masalah. Tanpa komunikasi secara terbuka, masalah tidak akan pernah teruraikan, dan perasaan negatif akan terus berlanjut tanpa penyelesaian. Dalam mengatasi silent treatment, penting untuk memprioritaskan komunikasi terbuka dan saling menghargai. Jika berada dalam hubungan di mana silent treatment sering kali terjadi, sangat penting untuk membicarakan hal tersebut dengan pasangan atau pun pihak terkait untuk mencari solusi bersama dan membangun komunikasi yang lebih sehat.
Berikut ini merupakan beberapa bahaya silent treatment:
Penulis: Irma Haudia
Editor: Muhammad Sayyid Rachman
Comments