Melihat orang-orang gak suka sama hal-hal populer sudah menjadi santapan pasti dari generasi ke generasi. Tiap generasi pasti punya formasi sekelompok orang yang betul-betul berusaha menjaga boundaries mereka terhadap hal-hal yang banyak orang suka.
Kalian pernah gak punya teman, atau bahkan mungkin kalian sendiri yang suka dengerin musisi yang jarang orang tahu, dan begitu musisi itu sudah berkembang dan populer, kalian jadi menghindari mendengarkan karya-karyanya meskipun sebetulnya kalian sangat suka.
Orang-orang kaya gini biasanya punya kebanggaan tersendiri karena nggak terbawa arus trending, dan biasanya punya hobi buat jadi social judges terhadap selera musik orang yang cenderung mengarah ke hal-hal populer, termasuk musisinya yang biasanya semakin populer maka semakin dijauhi oleh orang-orang seperti ini, tapi kenapa?.
- Fenomena Bandwagon dan Anti-Bandwagon
Ketika suatu hal termasuk musik menjadi sangat populer, banyak orang yang akan ikut-ikutan menyukai mereka hanya karena mereka populer dan menganggap bahwa mengikuti merek akan memberi exposure tersendiri ke diri mereka, ini disebut bandwagon.
Orang-orang yang membenci hal-hal populer akan menjaga diri mereka baik-baik dari hal tersebut karena mereka memiliki kecenderungan untuk menolak untuk terlihat berbeda atau unik. Hal ini dikenal dengan fenomena anti-bandwagon yang membuat mereka berbeda dari massa.
- Ingin Terlihat Edgy
Edgy sendiri merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan sesuatu yang dianggap provokatif, menantang, atau tidak konvensional. Biasanya, hal-hal yang dianggap edgy akan dinilai kontroversial atau melanggar norma sosial.
Orang-orang yang ingin terlihat edgy memiliki kecenderungan ingin terlihat berbeda, walaupun secara psikologi sosial, manusia merupakan makhluk sosial yang cenderung mengikuti kelompok. Mereka ingin selera musik mereka terlihat lebih unik atau underground untuk memvalidasi perasaan superior mereka yang membuat mereka berusaha tidak menyukai musik-musik populer sekalipun sebenarnya mereka menyukainya.
- Musik Populer Sebagai Simbol Status
Musik kerap dianggap sebagai simbol status sosial atau identitas kelompok tertentu. Ketika sebuah band atau penyanyi menjadi sangat populer, orang-orang yang ingin dianggap bagian dari kelompok tersebut akan cenderung menyukai mereka. Hal ini juga berusaha dijauhi oleh orang-orang yang merasa dirinya underground. dan menolak menjadi bagian dari penggemar-penggemar mereka.
- Pengaruh “Circle”
Teman-teman dekat yang berkelompok atau biasa disebut “circle” memiliki peran besar terhadap bagaimana seseorang memandang sesuatu. Jika kebanyakan orang di lingkup tersebut menyukai sebuah band, maka besar kemungkinan teman lainnya akan menyukai band tersebut pula agar diterima dalam kelompok, begitupun jika kebanyakan orang di lingkup tersebut tidak menyukai sebuah band.
- Efek Komersialisasi dan Persepsi Kualitas
Terkadang, musik akan kehilangan jiwanya jika musik tersebut menjadi terlalu komersial sehingga banyak orang yang tak lagi merasa terhubung ke musiktersebut saat mendengarkannya sehingga mereka mencari alternatif lain yang dianggap lebih organik.
Pemasaran yang gila-gilaan terhadap sebuah karya musisi jug memberi dampak besar terhadap bagaimana musik tersebut diterima di publik. Bisa dibilang seperti dipaksakan diterima lewat algoritma padahal secara kualitas bisa jadi tidak berbanding lurus dengan popularitas musisi tersebut.
Dari faktor-faktor diatas, bisa disimpulkan kalau orang-orang yang menolak diri dari pop-culture ingin terlihat berbeda dari massa dan terlihat unik, meskipun beberapa diantara mereka ada yang murni memang memiliki selera yang berbeda dan tak terkekang faktor apapun. Tapi biasanya, orang yang murni memiliki selera berbeda tak akan menjadi social judges dalam urusan selera orang, terutama musik, toh mereka mendengarkan musik murni untuk kesenangan mereka.
Intinya, semua orang punya selera musik masing-masing, mereka punya hak untuk nggak menyukai hal-hal mainstream, tapi mereka juga gak punya hak untuk menghakimi selera musik orang, apalagi membandingkan dengan selera musik mereka yang dianggap underground. Kayanya gak ada yang peduli, bro.
Penulis: Muhammad Shidqi Aldiansah
Editor: Rafiq Subhi Sahfi
Comments