Semester 7

Waspada Fenomena Digital Amnesia. Ini Cara Mencegahnya

KomuniasikSeperti narasi mainstream pada umumnya, kita sudah paham  betul bahwa adanya kemajuan dan perkembangan teknologi bukan hanya membawa dampak yang positif, tetapi di sisi lain juga selalu berdampingan dengan dampak negatif yang menyertainya. Namun, sudah seberapa jauhkah pemahaman dan kepedulian kita tentang pengaruh negatif dari perkembangan teknologi?

Pertanyaannya, apakah Anda tahu atau pernah mendengar istilah digital amnesia? Baik jawaban “Ya” maupun “Tidak”, tulisan ini akan berusaha membuka cakrawala berpikir dan samudera wawasan yang luas supaya kita tetap waspada, karena digital amnesia itu nyata.

Pada tahun 2015 perusahaan software keamanan siber dan antivirus multinasional yang berkantor pusat di Rusia dengan nama Kaspersky Lab telah melakukan sebuah penelitian kepada 6000 responden yang bekerjasama dengan Arlington Research. Hasil temuannya mencetuskan suatu istilah modern, yaitu digital amnesia.

Digital amnesia adalah fenomena yang menggambarkan adanya kecenderungan seseorang untuk mengalihkan daya ingatan dan menyimpan informasi mereka ke perangkat digital (KASPERSKY LAB, 2015).  Asumsinya adalah bahwa ketergantungan akan teknologi dan internet dapat menjadi alasan atau pemicu yang menyebabkan perilaku digital amnesia.

Berkaca pada hasil penelitian yang dilakukan Kaspersky Lab menunjukkan bahwa  44% pekerja kantoran membuat catatan digital pada saat rapat. Dampaknya adalah mereka sering kali gagal memahami secara kontekstual tentang pembahasan atau makna yang dibicarakan ketika rapat. Di sisi lain, 13% hasil survei lainnya mengungkapkan bahwa kehilangan catatan digital dapat menyebabkan kebingungan bagi mereka (KASPERSKY LAB, 2015). Maka persoalan digital amnesia secara umum adalah karena terlalu  bergantung pada pemanfaatan teknologi digital sebagai ‘pengganti’ otak dalam menyimpan memori. Mulai dari hal sederhana seperti nomor telepon, tanggal lahir seseorang, alamat e-mail, hingga informasi-informasi penting lainnya, semuanya sengaja disimpan di dalam note maupun aplikasi lain yang ada dalam perangkat digital (Satriyo, 2019), hingga apabila suatu saat lupa maka bisa dengan mudah untuk mencari dan mengetahuinya hanya dengan membuka gawai. Termasuk juga dalam hal pencarian jawaban atas apapun yang ingin diketahui dengan mengandalkan internet. Akhirnya digital amnesia menyebabkan individu lebih bergantung pada internet sebagai sumber informasi utama dibandingkan dengan mengandalkan pengetahuan dan pengalaman pribadi.

Akibat terlalu bergantung pada internet maupun perangkat digital sebagai hasil dari perkembangan teknologi ini akan berdampak pada memori jangka panjang manusia. Permasalahan inilah yang mesti kita waspadai. Sebab kecenderungan pemanfaatan teknologi maupun internet mengakibatkan terhambatnya mekanisme ingatan jangka panjang pada otak dan membuat otak menjadi tidak terasah hingga akhirnya mudah lupa. Padahal semestinya otak perlu sering dilatih untuk merangsang pembentukan sel saraf baru. Otak yang jarang diasah akan berdampak pada menurunnya kemampuan mengingat, baik kemampuan ingatan jangka pendek maupun jangka panjang serta rasa malas untuk berpikir karena merasa segala sesuatu bisa terjawab dengan hanya mengandalkan internet atau searching di Google saja (Satriyo, 2019). 

Menilik akan data yang diperoleh dari Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), pada tahun 2022 pengguna internet di Indonesia mencapai sekitar 210 juta (Dewi, 2022). Dari data tersebut dapat diketahui bahwa sudah banyak masyarakat yang melek teknologi dan menggunakan internet, termasuk mengekspresikan dirinya dan mengakses ragam sajian informasi di media digital. Mengambil contoh dari dunia akademik misalnya, tak dapat dipungkiri bahwa masih adanya siswa maupun mahasiswa yang kerap menggunakan cara instan untuk menjawab pertanyaan dan mengabaikan kemampuan kognitif untuk berpikir secara kritis dalam mengingat pembelajaran yang telah berlangsung atau yang telah dipaparkan guru maupun dosen. Bahkan akibat terbiasa mengandalkan internet hingga akhirnya membuat penguatan informasi dan kekuatan memori untuk mengingat atau recall menjadi lebih rendah. Akhirnya diri menjadi mudah lupa, bahkan kepada hal-hal kecil yang seharusnya mudah diingat di luar kepala, maka perilaku tersebut merupakan fenomena digital amnesia.

Sayangnya tidak banyak masyarakat yang tahu atau aware terhadap permasalahan dan resiko perilaku digital amnesia itu sendiri. Terbukti dari minimnya berbagai studi atau kajian penelitian terdahulu yang mengangkat fenomena digital amnesia di Indonesia serta masih terbilang asingnya istilah tersebut. Oleh karena itu, kita mesti waspada dan mengetahui cara ataupun langkah yang bisa dilakukan untuk mencegah digital amnesia. Adapun cara yang bisa dilakukan untuk mencegah digital amnesia sebagai berikut (Septiani, 2022) :

  1. Kurangi ketergantungan pada teknologi dengan menerapkan batas penggunaannya

Upayakan untuk tidak terlalu bergantung pada perangkat digital dan internet dalam rutinitas harian, yakni dengan menentukan batasan waktu dan frekuensi penggunaan yang berlebihan. Berikan waktu bagi otak untuk beristirahat dan melakukan aktivitas lain untuk mengisi waktu luang, seperti membaca buku atau berinteraksi langsung dengan teman.

  • Lakukan Latihan Memori Otak

Meningkatkan kemampuan otak dalam mengingat informasi dengan beragam metode, seperti menghafal nomor telepon, alamat, tanggal penting, kosakata, atau fakta penting secara rutin. Manfaatkan teknik-teknik memori seperti pengulangan, asosiasi, atau visualisasi.

  • Lakukan Latihan Kognitif

Lakukan beragam latihan kognitif seperti memecahkan teka-teki, bermain permainan otak, atau melakukan aktivitas kognitif lainnya untuk menjaga otak dalam kondisi aktif dan kuat.

  • Mencatat dengan Tangan

Ketika mendapat informasi, sebaiknya mencatat secara manual dengan pena dan kertas daripada menggunakan perangkat digital.

  • Pertajam Kemampuan Berpikir Terhadap Informasi

Bangun kebiasaan untuk mengevaluasi kredibilitas informasi yang ditemui di internet. Latih diri untuk memilih sumber-sumber akurat  yang dapat dipercaya untuk menghindari penyebaran informasi palsu atau hoaks.

  • Gunakan Gawai Secara Bijak

Manfaatkan teknologi dengan bijak. Jangan hanya mengandalkan perangkat digital untuk mengingat informasi penting, tetapi juga latih otak untuk mengingatnya secara mandiri. Gunakan perangkat digital sebagai alat bantu, bukan sebagai pengganti otak.

  • Simpan Informasi Penting dengan Bijak

Usahakan hanya menyimpan informasi atau data yang penting saja, seperti kata sandi, nomor telepon, dan alamat di perangkat digital. Terapkan aplikasi keamanan atau sandi yang kuat untuk melindungi informasi sensitif tersebut.

  • Pertahankan Keterampilan Sosial

Ambil bagian secara aktif dalam interaksi sosial. Lakukan komunikasi langsung dengan orang lain dan terlibat dalam suatu percakapan untuk menjaga kemampuan memori sosial.

  • Menjaga asupan gizi

Penting untuk memperhatikan asupan nutrisi yang seimbang demi kesehatan otak. Pastikan Anda mengonsumsi makanan yang kaya akan vitamin dan mineral esensial untuk otak, seperti ikan, kacang-kacangan maupun buah-buahan dalam pola makan.

  1. Gunakan Teknologi sebagai Alat, Bukan Pengganti

Usahakan untuk mengingat informasi penting secara mandiri sebelum mencarinya secara digital. Gunakan teknologi sebatas untuk membantu Anda mengingat informasi, tetapi jangan hanya terus bergantung atau mengandalkan teknologi saja.

  1. Jam Tidur Yang Baik Dan Cukup

Kurang tidur dapat berdampak pada kinerja otak dalam mengingat informasi. Pastikan Anda mendapatkan istirahat yang cukup setiap malam untuk memastikan otak Anda berfungsi secara optimal.

  1. Jalani Hidup Seimbang

Selain memprioritaskan teknologi, alokasikan waktu untuk melakukan aktivitas fisik, menikmati hobi, dan berpartisipasi dalam kegiatan sosial. Gaya hidup yang seimbang akan membantu menjaga kesehatan otak dan daya ingat Anda.

Demikian beberapa cara atau langkah yang bisa dilakukan untuk mencegah digital amnesia. Dengan konsisten menerapkan langkah-langkah seperti yang telah dipaparkan di atas maka akan dapat membantu mencegah digital amnesia dan meningkatkan penguatan otak untuk mengingat informasi secara efektif. Hingga akhirnya kita bisa lebih waspada dan lebih bijak lagi dalam menyikapi perkembangan teknologi serta penggunaan pemanfaatan internet.

“Kemampuan teknologi menyimpan informasi tak terbatas, tetapi kemampuan kita untuk mengingat dan memahami secara dalam adalah yang sebenarnya berharga. Jangan sampai teknologi mengambil alih fungsi otak kita. Kita harus tetap memiliki kendali atas apa yang kita ingat percayai. Digital amnesia mengingatkan kita untuk tidak lupa akan pentingnya memori otak kita”. -Anonym

Penulis : Emilia Fitri Komalasari

Editor : Dini Fauziah

SADARI 4 JENIS MANIPULASI PSIKOLOGI YANG SERING TERJADI DALAM HUBUNGAN

Previous article

MARKETPLACE FACEBOOK MASIH MENJADI TEMPAT JUAL BELI PALING BANYAK DIGUNAKAN OLEH ORANG BU, APAKAH BENAR?

Next article

Comments

Leave a reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *