kasi dalam kehidupan sehari-hari. Komunikasi menjadi salah satu kunci penting dalam sebuah hubungan, baik hubungan asmara, keluarga, pertemanan, persahabatan, pekerjaan, dan lain lain.
Dalam sebuah hubungan, setiap orang menginginkan hubungan komunikasi yang baik. Namun disisi lain, komunikasi juga bisa terjadi dengan tidak baik atau biasa disebut dengan Toxic Communication.
Toxic communication merupakan penggunaan tata bahasa yang tidak pantas kepada lawan bicara.
Namun, ternyata masih banyak orang yang tidak menyadari bahwa dirinya salah satu dari orang yang melakukan toxic communication, berikut adalah bentuk-bentuk dari toxic communication :
Tidak Ragu Dalam Mengucapkan Kata-Kata Kasar
Dalam sebuah percakapan seseorang mungkin tidak sadar ketika ia mengucapkan kata-kata kasar kepada lawan bicaranya tanpa memikirkan perasaan dari lawan bicaranya. Entah itu sebuah candaan terhadap teman, keluarga, ataupun pasangan, hal ini bisa menjadi sebuah kebiasaan buruk dan terbawa dalam situasi formal
Tidak Ingin Disalahkan
Sikap tidak ingin disalahkan atau defensif adalah sikap dimana seseorang yang bersalah menyalahkan lawan bicaranya yang sebenarnya tidak salah. Sikap ini bisa memicu konflik semakin meningkat karena tidak ada yang mau mengalah, dan masalah tidak terselesaikan.
Tidak Ingin Menjadi Pendengar
Bercerita biasa terjadi dalam interaksi sebuah hubungan. Namun, terkadang lawan bicara enggan untuk mendengarkan cerita dari lawan bicara tersebut. padahal mendengarkan lawan bicara merupakan salah satu yang mempererat sebuah hubungan
Kritikan Berlebih Terhadap Lawan Bicara
Sebuah kritikan bisa membangun seseorang merubah dirinya menjadi lebih baik. Tetapi, kritikan berlebih bisa membuat mental seseorang menurun.
Merendahkan dan Menghinakan Lawan Bicara
Merendahkan dan menghina lawan bicara biasanya disebabkan oleh seseorang yang merasa bahwa dirinya superioritas dari lawan bicaranya. Salah satu contohnya adalah mengejek dan mencibir lawan bicara. Interaksi tersebut rentan dilanda konflik, bahkan untuk hal-hal sepele.
Ingin Dipahami Sepihak Oleh Lawan Bicara
Hal ini tidak bisa dipungkiri bahwa pasti ada saja orang yang memiliki sifat pasif-agresif dimana orang tersebut ingin dipahami oleh lawan bicaranya tanpa mengungkapkan. Ia merasa bahwa lawan bicaranya harus tahu apa yang diinginkan dan dirasakan olehnya tanpa memberi tahu lawan bicaranya. Ia kerap kali menolak untuk berbicara, melakukan kontak mata atau mengatakan hal-hal seperti “ aku tidak apa-apa”, “aku baik-baik saja”, “lakukan hal yang kamu mau, aku tidak peduli”.
Hal-hal diatas tentu saja perlu kita hindari demi menjalin komunikasi yang baik dalam sebuah hubungan.
Penulis : Nabila Husnul Aini
Editor : Furqon
Comments