By Tangerang – Semaraknya gaungan migrasi siaran TV Analog ke siaran TV Digital masih terlaksana. Sesuai dengan rancangan Kementrian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) peralihan siaran TV dilaksanakan dalam tiga tahap dengan mempertimbangkan kondisi geografis, luas wilayah, keterbatasan frekuensi radio dan kemampuan teknologi siaran digital.
Apa itu Migrasi Siaran TV Analog ke Siaran TV Digital?
Migrasi siaran TV analog ke siaran TV digital atau Analog Switch Off (ASO) merupakan proses peralihan teknologi penyiaran dari TV analog yang dikonversikan menjadi siaran TV digital. Jadi, siaran TV analog secara bertahap akan ditiadakan dan beralih menjadi siaran TV digital. Perancangan digitalisasi penyiaran pada konferensi International Telecommunication Union (ITU) pada forum Geneva Agreement di Genewa tahun 2006, telah disepakati bahwa masa transisi perpindahan dari sistem analog ke digital berlaku mulai tahun 2015. Migrasi sistem siaran TV telah diimplementasikan terlebih dahulu di Eropa, Amerika, dan Asia. Indonesia melalui Peraturan Menteri Kominfo No. 05 Tahun 2012, menetapkan DVB-T2 sebagai standar penyiaran televisi digital teresterial penerimaan tetap tidak berbayar (free–to–air) menggantikan standar DVB-T.
Kapan Tahap Penghentian Siaran TV Analog?
Waktu peralihan menuju siaran TV digital sesuai dengan Peraturan Menteri Kominfo No. 6 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Penyiaran Pasal 63 bahwa tahapan pertama dilakukan pada 30 April 2022, tahapan kedua dilakukan pada 25 Agustus 2022, dan tahapan ketiga dilakukan pada 2 November 2022. Wilayah Indonesia yang terdampak penghentian siaran TV analog juga dilakukan secara bertahap agar peralihan sistem siaran TV terlaksana secara merata.
Apa Bedanya dengan TV Analog?
Saat menonton siaran TV analog, kerap terjadi saat menonton program yang disiarkan mengalami gangguan yang menyebabkan buruknya kualitas gambar atau yang sering disebut “semut”. TV analog identik dengan penggunaan antena sebagai alat untuk menjangkau sinyal pemancar TV yang ada. Selain itu, apabila semakin jauh dari stasiun pemancar TV, maka sinyal akan semakin lemah yang berakibat pada kualitas gambar yang menjadi buruk dan berbayang. Sedangkan TV digital dapat memberikan pengalaman menonton yang nyaman dengan kualitas gambar dan suara yang jauh lebih baik. Hal ini dikarenakan sinyal yang dikirimkan adalah sinyal digital atau siaran digital (Digital Broadcasting). Beberapa manfaat yang diperoleh setelah beralih ke siaran TV digital, yaitu:
- Kualitas sinyal siaran lebih stabil
- Memberikan pilihan channel dan program
- Mendukung siaran dengan resolusi gambar HD, Full HD, dan UHD 4K
- Tidak perlu berlangganan untuk siaran digital.
Masyarakat tidak perlu cemas mengenai migrasi siaran TV analog ke siaran TV digital. Hal yang harus diperhatikan masyarakat adalah mengetahui apakah perangkat TV yang dimiliki mampu untuk menangkap siaran TV digital secara otomatis atau belum. Untuk mendapatkan siaran TV digital tidak perlu mengganti TV, melainkan tetap bisa menggunakan antena UHF dan cukup menambah alat bantu Set Top Box (STB). Selain itu, tidak ada pungutan biaya apapun untuk menikmati layanan siaran TV digital.
Set Top Box (STB) bisa didapatkan di e–commerce dengan berbagai merek atau gratis melalui distribusi dari pemerintah. Berikut syarat untuk mendapatkan bantuan alat Set Top Box (STB):
- Memiliki perangkat TV analog
- Verifikasi dan validasi KTP dan KK calon penerima yang terdaftar di Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) oleh petugas migrasi TV digital
- Merupakan wilayah terdampak penghentian siaran TV analog sesuai jadwal
- Dapat memperlihatkan surat pengantar dan atau surat keterangan dari RT/RW
- Petugas memberikan tanda terima yang sah dan dapat dipertanggungjawabkan berupa berita acara tanda terima atau berupa dokumen elektronik.
Dengan adanya migrasi siaran TV analog dan TV digital diharapkan mampu meningkatkan kualitas siaran dan pertelevisian di Indonesia. Juga, dapat memberikan masyarakat pengalaman yang nyaman dan menyenangkan pada siaran TV digital.
Penulis: Afifa Galuh Fatiha Editor: Mohammad Ali Marzuki
øke banget artikelnya, makasih ya infonya