Festival kolaborasi “IniJakarta” kini hadir lagi dengan mengusung tema “Raya Rasa Kota Kita”. Festival “IniJakarta” dilaksanakan di kawasan Kota Tua, Jakarta Barat. Festival ini digelar selama tiga hari, mulai dari tanggal 16 hingga 18 September 2022. Festival ini ada untuk menyediakan wadah bagi para komunitas agar dapat bertemu dan berinteraksi. Tak berhenti sampai disitu, para komunitas ini juga dapat menciptakan sebuah kolaborasi untuk memajukan kota sehingga bisa menjadi lebih baik.
Kota tua sebagai ikon wisata sejarah dan budaya yang terkenal di ibu Kota Jakarta, tentunya menyimpan banyak sekali informasi penting tentang sejarah kota yang harus di jaga. Terlebih baru-baru ini telah dilakukannya revitalisasi di beberapa kawasan yang ada di Kota Tua. Dengan adanya revitalisasi ini menciptakan ruang publik yang lebih nyaman untuk pengunjung. Kota tua sebagai ruang publik yang memiliki nilai sejarah ini menghadirkan berbagai festival dalam memeriahkan kembalinya kota tua, salah satunya festival “IniJakarta” yang merupakan wadah kolaborasi untuk para kolaborator dan juga sebagai ruang untuk warga atau pengunjung untuk saling berinteraksi antara satu dengan yang lainnya.
Festival “IniJakarta” menggandeng ratusan kolaborator yang berasal dari berbagai kalangan mulai dari komunitas, seniman, hingga pelaku UMKM ikut serta dalam meramaikan dan membumikan semangat kolaborasi. Festival ini terdiri dari berbagai acara kegiatan, mulai dari Collaborators’ Meetup, Temu Rasa Karya, hingga Temu Raya Irama. Dalam festival ini tentunya menghadirkan berbagai kegiatan yang mempunyai dampak positif, seperti dalam kegiatan Collaborators’ Meetup yang berisikan kegiatan forum diskusi bersama dengan berbagai komunitas mengenai bahasan yang beragam. Tak hanya itu, dalam festival ini juga terdapat aktivasi komunitas yang berisikan kegiatan interaktif dengan berbagai pihak.
Setiap sudut kota tua terpampang dengan jelas tulisan papan nama dari setiap komunitas yang berkolaborasi dalam festival ini, sehingga mempermudah pengunjung untuk dapat mengenal dan berinteraksi dengan para kolaborator atau komunitas tersebut. Salah satunya seperti komunitas Tuli SilangHub, komunitas ini mengajak pengunjung untuk belajar bersama mengenai bahasa isyarat dan berinteraksi dalam acara ngobrol bareng tuli bersama dengan content creator penyandang tuli. Dengan banyaknya orang yang belajar bahasa isyarat ini, maka akan sangat membantu teman-teman tuli yang mengalami kesulitan dalam berkomunikasi. Selain itu, dalam acara ngobrol bareng tuli ini, tentunya terdapat penerjemah yang membantu dalam proses interaksi.
Dalam festival ini, Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi DKI Jakarta menghadirkan pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) sebanyak ±25 tenant yang menjual dan memperkenalkan produknya kepada pengunjung. Kegiatan ini bernama Temu Rasa Karya. Produk yang di jual dalam festival ini mempunyai harga yang terjangkau untuk setiap makanan dan minumannya. Tak hanya itu, festival ini juga memamerkan beragam karya yang dimiliki oleh komunitas atau seniman.
Festival ini juga menyediakan hiburan dengan nama Temu Raya Irama yang menampilkan beragam musisi tanah air, seperti Adhitia Sofyan, Bale Buku Jakarta, Institut Musik Jalanan, Lalahuta, Reality Club dan lain sebagainya. Adanya Temu Raya Irama ini tentunya dapat menghibur pengunjung yang sedang menikmati acara festival ini, terlebih lagi untuk masuk ke dalam festival pengunjung tidak dipunggut biaya sepeserpun. Pengunjung hanya perlu menunjukan Nomor Induk Kependudukan (NIK) dan status vaksinasi.
Adanya festival “IniJakarta” diharapkan bisa mendorong kota tua sebagai ruang publik dapat menjadi wadah untuk berkarya dan berkumpulnya anak muda atau para kreator dalam menyalurkan kreativitasnya dan juga sebagai tempat terciptanya kolaborasi antar warga atau komunitas yang ada. Tak hanya komunitas, untuk pelaku UMKM juga diharapakan untuk dapat tumbuh dengan adanya ruang publik di Kota Tua ini. Terlebih lagi akan lebih baik jika hal ini mempunyai dampak berkelanjutan, tak hanya berhenti sampai festival “IniJakarta” saja.
Penulis : Aqfifyana Balqiatus Sholechah
Comments