“Kejarlah ilmu sampai ke negeri Cina” peribahasa tersebut sering digunakan oleh akademisi untuk melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi. Namun terkadang takdir tidak berpihak kepada sebagian orang tertentu, seperti anak-anak jalanan yang kurang mampu untuk melanjutkan pendidikannya ke tingkat atas. Hal tersebut disebabkan oleh banyak faktor, salah satunya faktor ekonomi yang kurang
memumpuni untuk membiayai sekolah mereka.
Rumah Harapan Genre atau sering disebut dengan RHG merupakan tempat belajar dan bermain anak jalanan yang didirikan oleh para duta genre kabupaten Bogor guna untuk menyetarakan pendidikan di Indonesia. Angginun Juwita selaku ketua umum sekaligus founder RHG mengatakan bahwa tujuan didirikannya Rumah Harapan Genre ini agar anak-anak dapat belajar dan bermain disela-sela waktu mereka mencari uang di pasar.
Sangat disayangkan jika seusia mereka, yang seharusnya fokus untuk belajar, kini malah sibuk mencari uang untuk membantu orang tua mereka menafkahi kehidupan keluarganya. Sebagian mereka mencari uang dengan cara mengumpulkan barang bekas, ada juga yang berjualan kantong kresek, bahkan ada pula yang menawarkan jasa untuk membawakan barang-barang belanjaan sampai ke tepi angkot. Hal itu mereka lakukan demi mendapatkan uang untuk membantu keluarganya. Tidak ada yang salah dengan membantu perekonomian keluarga, yang salah itu, ketika kita meninggalkan pendidikan di usia kita yang belum punya kewajiban untuk bekerja.
Sadar atau tidak sadar, pendidikan di Indonesia belum begitu baik dan belum merata. Masih banyak diluaran sana, anak-anak yang belum mendapatkan pendidikan yang wajar. Untuk itu Rumah Harapan Genre ini bisa dijadikan sebagai wadah pendidikan non formal, yang dapat memberikan asupan ilmu pengetahuan bagi mereka yang terkendala dalam pendidikan melalui setiap kegiatannya.
Kegiatan Rumah Harapan Genre dilakukan setiap hari minggu dari puku 09.00 WIB setelah mereka melakukan aktiivitasnya di pasar sampai dengan selesai di Aula Pasar Leuwiliang lantai 3. Adapun rangkaian kegiatan mereka ialah bermain sambil belajar, biasanya pembelajaaran diawali dengan mengaji bersama, yang kemudian dilanjutkan dengan materi atau pembahasan yang akan dikaji.
Terkadang pembelajaran mereka lakukan di luar seperti pembelajaran di pusat pemadam kebakaran, pengenalan profesi pemadam kebakaran, bagaimana cara memadamkan api yang benar dan lain sebagainya. selain itu mereka juga melakukan kegiatan praktik berenang di kolam wisata dengan gratis dan lain sebagainya. Hal itu dilakukan agar anak-anak tidak merasa bosan karena telah banyak melakukan pemebelajaran di dalam ruangan dan bisa merasakan pendidikan sebagaimana semestinya.
Dengan adanya Rumah Harapan Genre (RHG) ini mudah-mudahan bisa membawa dampak lebih baik lagi buat anak bangsa. Untuk mereka yang beruntung dari segi perekonomian, semoga bisa terus bersyukur karena bisa sekolah formal dengan semestinya dengan biaya yang cukup. Sedangakan untuk anak-anak yang kurang beruntung dari segi ekonomi, dengan adanya RHG ini bisa membangkitkan semangat mereka dalam belajar dan mengejar cita-cita yang diharapkan. Karena jika dilihat dari semangatnya untuk belajar, mereka ada kemauan untuk berusaha hadir disetiap kali pembelajaran dilakukan, dan merekapun memiliki cita-cita tinggi yang ingin mereka gapai. Bukan hanya kurangnya pemerataan pendidikan di wilayah tersebut, tapi kurang juga edukasi tentang pentingnya pendidikan bagi kehidupan. Hidup memang bukan hanya tentang pendidikan, tapi pendidikan bisa mengarahkan kemana jalan hidup kita.
Penulis: Ahmad Ripai Editor: Ahmad Ripai
Comments