Di era modern ini, mestinya kita sudah tahu bahwa media sosial sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari kita. Tapi tahu nggak si? belakangan ini banyak Gen Z yang terlihat sering menutup akun sosial media mereka saat merasa stress atau overwhelmed. Apa sih yang sebenarnya mendorong mereka untuk mengambil langkah baru ini? Yuk kita selami fenomena ini dan cari tahu alasan serta dampaknya.
1. Pengaruh Media Sosial dan Tekanan Sosial
Arus teknologi membuat kita berpacu pada media sosial sehingga sudah mulai jarang ditemukan orang-orang terutama Gen Z yang tidak memainkan media sosial. Media sosial menjadi tempat mereka berinteraksi, berbagi, dan mendapatkan informasi. Namun, tekanan sosial dari platform ini bisa sangat berat. Melihat feeds yang penuh dengan kehidupan yang dibuat sempurna, pencapaian orang lain yang tiada batasnya, dan standar kecantikan yang tidak realistis bisa memicu perasaan stress dan cemas. Saat perasaan ini menumpuk, menutup akun media sosial sering kali jadi cara mereka untuk menghindari tekanan dan mencari ketenangan.
2. Kebutuhan untuk Menghindari Burnout Digital
Perkembangan teknologi melahirkan pekerjaan-pekerjaan baru yang memanfaatkan media sosial sehingga menjadikan kita sering terlibat dengan aktivitas di dunia maya. Dengan begitu, satu hal yang sering terjadi adalah burnout digital yakni rasa lelah dan kewalahan akibat penggunaan media sosial yang berlebihan. Gen Z mungkin merasa tertekan oleh kebutuhan untuk selalu terhubung, mengupdate status, atau mengikuti tren terbaru. Dengan menutup akun sosial media, mereka memberi diri mereka ruang untuk beristirahat dan mengurangi dampak negatif dari overload informasi.
3. Mempertahankan Kesehatan Mental
Kesehatan mental memang menjadi perhatian utama bagi banyak orang, terutama di kalangan Gen Z. Jika mereka merasa media sosial sudah mulai memengaruhi kesehatan mental mereka seperti meningkatkan perasaan cemas, depresi, atau rendah diri, menutup akun bisa menjadi langkah yang baik untuk menjaga keseimbangan emosional.
4. Menemukan Ketenangan di Dunia Nyata
Ketika media sosial menjadi sumber stress, menutup akun memberikan kesempatan untuk fokus pada dunia nyata. Hal itu dapat memberikan ruang baru untuk menikmati aktivitas offline seperti berkumpul dengan teman-teman, berolahraga, atau mengejar hobi yang menyenangkan. Ketenangan dan kebahagiaan sering kali lebih mudah ditemukan di lingkungan nyata daripada di dunia virtual.
5. Mengelola Prioritas dan Fokus
Menutup akun sosial media juga bisa membantu Gen Z untuk mengelola prioritas mereka dengan lebih baik. Terkadang terjadi pada beberapa orang yang terlihat pressure ketika melihat sebuah notifikasi dan ingin menghindarinya. Tanpa gangguan dari notifikasi dan pembaruan terus-menerus, mereka bisa lebih fokus pada pekerjaan atau tujuan pribadi mereka. Selain itu juga dapat mengurangi distraksi dan meningkatkan produktivitas serta kesejahteraan.
6. Mencapai Work Life Balance
Dengan menutup akun sosial media, Gen Z sering kali mencari cara untuk membangun hubungan yang lebih mendalam dan bermakna dengan orang-orang di sekitar mereka. Tanpa gangguan dari media sosial, mereka bisa lebih fokus pada interaksi tatap muka yang lebih personal dan bermanfaat.
Fenomena menutup akun sosial media saat stress bukan hanya sekadar trend, tapi juga merupakan cara Gen Z mengelola kesejahteraan mereka di dunia yang semakin terhubung. Dengan memahami alasan di balik fenomena ini, kita bisa lebih menghargai langkah-langkah yang diambil untuk menjaga kesehatan mental dan menciptakan keseimbangan antara dunia digital dan kehidupan nyata.
Penulis: Putri Layina Isyrofa
Editor: Rafiq Subhi Sahfi
Comments