Sering kita temui beberapa orang masih terkendala dalam berkomunikasi terutama pada orang orang yang kehilangan kemampuan mendengar. Orang yang kehilangan pendengaran disebut juga tunarungu. Lantas bagaimana orang-orang yang mengidap gangguan pendegaran dapat berkomunikasi? mereka bahkan tidak dapat mendengar dan memahami apa yang orang normal lainnya bicarakan. Nah untuk menjawab persoalan tersebut mari kita simak lebih lanjut mengenai cara berkomunikasi orang yang mengidap gangguan pendengaran.
Salah satu cara termudah untuk mengatasi hal tersebut yaitu dengan menggunakan alat bantu pendengaran. Alat bantu dengar ini memiliki beragam jenis, antara lain Model BTE (Behind The Ear), Model Mini BTE (On The Ear), Model ITE (In The Ear), Model ITC (In The Canal) dan Terakhir Model CIC (Completely In the Canal). Alat bantu tersebut dirancang sedemikian rupa untuk membantu orang-orang yang memiliki gangguan pada pendengaran. Namun, alat tersebut tidak sepenuhnya menjamin untuk mengembalikan pendengaran menjadi normal. Alat bantu itu hanya dapat meningkatkan pendengaran serta memperkuat suara yang sulit di dengar saja.
Selain menggunakan alat bantu pendengaran, mereka juga bisa berkomunikasi dengan membaca pergerakan bibir, akan tetapi hal tersebut dianggap terlalu sulit dan ribet, karna tidak semua orang berbicara dengan kecepatan yang sama terlebih pergerakan bibir mereka pun berbeda beda. Sebenarnya, mereka bisa saja menggunakan tulisan untuk berkomunikasi, namun tulisan dianggap terlalu memakan waktu apalagi kedua belah pihak diharuskan untuk menulis apa yang ingin disampaikan.
Karena cara diatas terlalu banyak hambatan maka diciptakanlah bahasa isyarat agar memudahkan tunarungu untuk berkomunikasi. Bahasa isyarat merupakan bahasa yang diciptakan khusus untuk orang difabel atau orang berkebutuhan khusus supaya tetap dapat berkomunikasi dengan sesama manusia tanpa mengeluarkan satu kata pun. Bahasa isyarat biasanya digunakan oleh orang yang bisu dan tuli. Cara penggunaanya pun hanya dengan menggunakan tangan atau jemari kita untuk membentuk suatu pola atau huruf untuk menyampaikan pesan ke orang lain.
Ada 2 metode Bahasa Isyarat yang digunakan di Indonesia yaitu ada SIBI (Sistem Isyarat Bahasa Indonesia) dan BISINDO (Bahasa Isyarat Indonesia). SIBI biasanya dipakai oleh SLB dan dianggap lebih sulit karna mengandung kosakata yang baku dan juga rumit sedangkan BISINDO lebih mudah dipahami orang awam untuk memahami dasar bahasa untuk dapat berkomunikasi dengan Tunarungu.
Karna SIBI dianggap lebih rumit dan terlalu baku, maka BISINDO lebih banyak digunakan oleh Tuna Rungu karna lebih mudah digunakan dalam kegiatan sehari hari dan lebih tersampaikan maksud mereka. Komunikasi yang terjalin antara orang normal dengan penyandang tunarungu juga nggak bisa dikatan gampang lho!. Komunikator dan komunikan harus punya kesepakatan makna terhadap bahasa isyarat yang digunakan saat berkomunikasi. Kesepakatan makna dibuat agar tidak terjadi kesalahan dalam penafsiran suatu lambang non-verbal. Sebab, komunikasi non-verbal memiliki sifat ambigu yang dapat dimaknai berbeda sesuai sudut pandang orang yang menafsirkannya.
jadi pada intinya, orang yang mengidap gangguan pendegaran atau yang biasa disebut juga tunarungu masih bisa berkomunikasi layaknya orang normal walaupun adanya keterbatasan tapi tidak menghalangi mereka untuk tetap berkomunikasi. Maka dari itu kita sebagai manusia normal harus mau belajar bahasa isyarat untuk tetap bisa berkomunikasi dengan orang tunarungu agar mereka merasa dihargai dan menumbuhkan rasa percaya diri mereka untuk tetap berdampingan dengan kita sebagai manusia normal.
Tags:
#Komuniasik
#Tunarungu
#Komunikasi
#Trending
Tim editor:
Penulis: Amrina Rosadah
Editor: Diah Ayu
Comments