Uncategorized

JOURNALING UNTUK KESEHATAN MENTAL MAHASISWA

Apakah kamu adalah satu dari sekian banyak mahasiswa yang belakangan mengaku mengalami stres akibat rutinitas akademik?


Data dari sebuah jurnal yang terbit pada tahun 2021 menunjukkan bahwa angka stres pada mahasiswa di Indonesia selama perkuliahan jarak jauh memiliki rata-rata sebesar 55,1%. Artinya ada lebih dari setengah mahasiwa di Indonesia yang mengalami stres selama pembalajaran daring. Fauziyyah dkk. (2021) menyebutkan bahwa stres yang dialami mahasiswa sebenarnya memiliki pemicu atau stressor yang sangat beragam. Jika disederhanakan, terdapat setidaknya empat sumber stress pada mahasiswa diantaranya yakni interpresonal, intrapersonal, akademik, dan lingkungan (Ross, Niebling, & Heckert, 2008).


Para ahli menyebutkan bahwa stres dalam kadar tertentu bisa berdampak positif, yakni membantu individu untuk produktif dan berkambang. Namun jika stres sudah melampaui kadar optimalnya, hal inilah yang kemudian menimbulkan dampak negatif baik terhapap fisik maupun mental. Terhadap fisik misalnya, stres akan mengakibatkan menurunnya energi dalam tubuh secara terus-menerus, menyebabkan berkurangnya nafsu makan, menyebabkan sakit kepala dan mempengaruhi kerja lambung. Tingginya tingkat stres juga berpengaruh terhadap kecemasan bahkan depresi, keinginan untuk bunuh diri, pola hidup yang buruk, gangguan pola tidur, sakit kepala, dan perasaan tidak berdaya. Kalau sudah demikian, tugas-tugas dan tanggungjawabmu sebagai mahasiswa tidak mungkin bisa maksimal.


Ada banyak hal yang disarankan para ahli untuk mengurangi dampak stres yang berlebihan. Satu diantaranya adalah journaling. Mungkin kamu ingat dengan buku dairy yang pernah kamu miliki saat duduk di bangku SD atau SMP dulu? Kurang lebih kegiatan penjurnalan atau jurnaling mirip dengan menulis buku dairy. Di mana kita menuliskan bagaimana perasaan kita, isi pikiran kita, dan apa emosi yang kita rasakan hari demi hari. Dengan menjadikan journaling sebagai kebiasaan, kamu akan lebih memahami dirimu, kamu bisa mengidentifikasi apa yang kamu rasakan, dan dengan menuangkan isi kepalamu di media lain hal ini dapat mengurangi beban di kepalamu.


Ada banyak manfaat yang bisa kamu dapat dengan melakukan aktivitas journaling secara rutin. Mengutip dari WebMD.com, journaling atau menuliskan isi kepala dan perasaan dapat membantu meningkatkan kesehatan mental karena dapat mengurangi kecemasan, mengatur emosi, meningkatkan self-awareness dan membantu meningkatkan kesehatan fisik. Tak ada salahnya bagimu untuk mencoba aktivitas journaling sebagai upaya meningkatkan kesehatan mentalmu kan?


Secara umum ada dua jenis jurnal yang dapat kamu coba yakni reflection journal dan gratitude journal. Sederhananya, reflection journal adalah jurnal yang berisi refleksi dari kejadian sehari-hari yang kita alami. Sementara gratitude journal, adalah jurnal yang berisi ungkapan rasa syukur kita atas apa saja yang sudah terjadi. Kamu bisa melakukan journaling secara manual dengan bolpen dan buku khusus yang kamu sediakan atau kamu juga bisa melakukannya secara digital di gadgetmu. Tak ada aturan baku mengenai membuat jurnal. Namun jika kamu pemula dan tertarik untuk mencobanya kamu bisa memulainya dengan mencari tema tulisan menggunakan keyword “Journaling Prompt” atau kamu juga bisa memulai gratitude journal pertamamu dengan mengunjungi link ini.

Oleh: Fatimah Azzahra (Mahasiswa KPI 7C)

Kerap Salah Diartikan, Kenali Perbedaan Anxiety Disorder Vs Panik Attack

Previous article

GENSHIN IMPACT: VIDEO GAME YANG PERLAHAN MENGUASAI DUNIA

Next article

Comments

Leave a reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *