Uncategorized

Fomo Vs Jomo: Mengenal 2 Fenomena Viral yang Bertolak Belakang

Manusia merupakan makhluk hidup yang bisa merasakan emosi. Mulai dari senang, sedih, takut, marah, kecewa, dan sebagainya. Semua emosi tersebut dapat dikontrol. Karena itulah muncul kata sabar, poker face, dan sebagainya seiring perkembangan jaman. Jaman sekarang dimana teknologi sudah lebih maju komunikasi sudah lebih maju, munculah media sosial yang merupakan akses untuk kita menemukan informasi baru, hingga berkomunikasi dengan jarak jauh dengan orang yang kita kenal maupun tidak, juga bisa kita akses dimanapun dan kapanpun selama kita memiliki jangkauan internet.

Dengan adanya perkembangan tersebut terkadang dengan mudahnya kita melihat postingan orang lain dan kita merasakan emosi tersebut entah senang, sedih, terharu, hingga iri, dan takut. Yang kemudian mucul banyak sekali fenomena-fenomena baru yang terjadi pada manusia salah satunya fenomena psikologi yang sedang hangat-hangatnya diperbincangkan saat ini, yaitu FOMO dan JOMO.

Apa Itu FOMO dan JOMO?

FOMO atau Fear of Missing Out merupakan istilah baru untuk menjelaskan emosi seseorang yang merasa khawatir akan dirinya tertinggal oleh berita tertentu dan pengalaman tertentu, juga selalu merasa harus mengikuti trend yang terbaru. FOMO dapat berdampak buruk pada kesehatan mental karena jika seseorang sudah merasa FOMO maka ia akan membandingkan dirinya dengan orang lain dan tidak bisa fokus pada diri sendiri, juga akan selalu merasa kurang update. Pemicu fenomena ini yang terbesar adalah dari media sosial, kareana media sosial adalah cara tercepat untuk kita mendapatkan informasi dan trend terbaru. Biasanya orang yang FOMO akan selalu mengecek social medianya dan tidak bisa jauh dari smartphone-nya.

Bertolak belakang, JOMO atau Joy Of Missing Out adalah kebalikan dari pengertian FOMO, yaitu perasaan dimana seseorang sudah merasa cukup dengan dirinya dan tidak terlalu peduli dengan apa yang orang lain lakukan dan trend apa yang sedang viral saat ini apalagi di media sosial. Biasanya jika seorang JOMO melihat atau mendengar berita dan informasi terbaru ia lebih bersikap tidak peduli jika ia anggap berita tersebut tidak penting dan bagi mereka yang jomo biasanya akan lebih fokus pada apa yang mereka senangi daripada apa yang mereka takuti.

Bagaimana cara mengatasi FOMO?

Cara mengatasinya adalah dengan menjalankan JOMO, namun tentu saja untuk berubah tidaklah mudah, maka mulailah dengan hal-hal kecil sebagai berikut:

  1. Kurangi Dan Batasi Penggunaan Media Sosial.

Pemicu FOMO terbesar adalah media sosial salah satunya maka kamu harus menguranginya dan selalu ingat bahwa apapun postingan orang lain di media sosial tidak selalu sama degan kenyataan terkadang ada yang bertolak belakang.

2. Selalu Ingat Bahwa Kamu Tidak Tertinggal.

Setiap orang pasti punya waktu yang tepat dan begitu pula sebaliknya. Masih banyak orang yang lebih dan kurang dari dirimu karenanya tak perlu merasa tertinggal dengan apapun.

3. Fokus Pada Diri Sendiri.

Tak perlu pusing dengan orang lain yang sudah memiliki ini dan itu, juga tak perlu membandingkan dirimu dengan mereka. Kamu pasti punya kelebihan yang mereka tidak miliki, lebih baik kamu bersyukur dan fokus padanya.

Perlu diingat dan di perhatikan jika menerapkan JOMO bukan berarti kamu akan menjadi orang yang kudet atau kurang update dan gaptek atau gagap teknologi. Dengan menerapkan JOMO kamu tetap menggunakan media sosial hanya saja kamu tau batasan dan tau sampai mana penggunaannya tidak mengganggu kesehatan mental-mu. Karenanya, marilah sama-sama kita menerapkan JOMO,,,,

Penulis: Katya Najwa Nuffus Riad

Mengenal Apple Cheeks yang Sedang Tren, Jadi Tren Kecantikan Baru ?

Previous article

Viral Video Di Tiktok, Bisa Bikin Kaya ?? Ini Caranya !!

Next article

Comments

Leave a reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *