Cerita Komunikasi

5 Cara Mengatasi BurnOut Ala Gen Z

Generasi Z dikenal sebagai generasi digital dan multitasking. Perkembangan zaman juga arus informasi yang semakin cepat, tidak heran jika banyak dari mereka merasa lelah dan jenuh, atau dikenal dengan istilah burnout. Burnout adalah kondisi kelelahan fisik, emosional, dan mental yang diakibatkan oleh tekanan berlebihan dalam jangka waktu yang lama.

Mengatasi burnout Dengan Cara Unik

1. Detoks Digital

Sebagai generasi yang tumbuh di era internet dan media sosial, Gen Z sangat akrab dengan dunia digital. Meski menyenangkan, paparan media sosial yang terus-menerus dapat membuat seseorang kewalahan, terutama jika digunakan secara berlebihan. Untuk mengatasi burnout, banyak dari mereka mulai melakukan detoks digital atau berhenti menggunakan media sosial atau mengurangi waktu online untuk fokus pada diri sendiri. Hal ini dapat membantu mengurangi overstimulasi dan kecemasan yang sering muncul dari membandingkan diri dengan orang lain. Tipsnya dapat mencoba aktifkan fitur time limit di ponsel untuk mengatur waktu penggunaan aplikasi sosial media.

2. Mengekspresikan Diri Melalui Konten Kreatif

Gen Z dikenal kreatif dalam mengekspresikan perasaan mereka. Banyak yang menemukan pelepasan emosi melalui konten kreatif, seperti membuat video TikTok, vlog, atau tulisan blog. Hal ini tidak hanya menjadi outlet kreatif tetapi juga menjadi cara untuk berkomunikasi dengan orang lain yang mungkin relate. Membagikan pengalaman burnout atau bagaimana cara mengatasinya dapat memberi rasa kepuasan pribadi dan dukungan sosial. Bukan hanya dapat mengekspresikan yang dirasakan, tetapi cara ini juga dapat memberi motivasi ke orang lain yang mengalami hal serupa. Cara ini dapat diawali dengan membuat jurnal digital atau video diary untuk mendokumentasikan perasaan dan perkembangan diri, sehingga dapat membantu memahami dan mengatasi emosi.

3. Memprioritaskan ‘Self-Care’ dan Kesehatan Mental

Bagi Gen Z, perawatan diri atau selfcare bukan lagi sekadar tren, melainkan kebutuhan. Mereka sadar akan pentingnya menjaga kesehatan mental dan fisik di tengah tekanan hidup. Selfcare dapat beragam bentuknya, mulai dari skincare routine, tidur yang cukup, hingga berbelanja. Selain itu, banyak dari mereka juga tidak ragu mencari bantuan dari psikolog atau terapis melalui layanan konseling online jika merasa kewalahan. Coba sisihkan waktu setidaknya 10-15 menit setiap hari untuk aktivitas self-care yang sederhana, seperti meditasi, mandi air hangat, atau membaca buku favorit.

4. Membangun Koneksi dan Komunitas Positif

Burnout sering kali dapat membuat seseorang merasa terisolasi. Namun, salah satu kekuatan Gen Z adalah kemampuan mereka membangun komunitas dan jaringan pertemanan yang positif. Dengan berbagi pengalaman, saling mendukung, dan mendiskusikan masalah bersama, Gen Z mampu menciptakan ruang yang aman untuk membicarakan kesehatan mental. Baik itu melalui komunitas online atau grup pertemanan kecil, rasa kebersamaan ini membantu mereka merasa tidak sendirian dalam menghadapi tekanan hidup. 

5. Mindfulness dan Meditasi dengan Aplikasi

Meskipun sangat terhubung dengan teknologi, Gen Z juga mengadopsi cara tradisional untuk menjaga kesehatan mental, seperti mindfulness dan meditasi. Dengan bantuan aplikasi seperti Headspace atau Calm, mereka dapat dengan mudah melakukan meditasi kapan saja dan di mana saja. Teknik ini membantu Gen Z untuk lebih fokus pada momen sekarang, mengurangi stres, dan meningkatkan kesadaran diri.

Mengatasi burnout bukanlah hal yang instan, tetapi dengan cara-cara yang inovatif dan kreatif, Gen Z mampu menghadapinya dengan penuh kesadaran. Baik melalui detoks digital, konten kreatif, self-care, hingga meditasi, mereka memiliki banyak strategi untuk menjaga kesehatan mental di tengah tekanan yang terus berkembang. Yang terpenting, Gen Z memahami bahwa mengatasi burnout adalah tentang mendengarkan diri sendiri dan memberi prioritas pada kesejahteraan pribadi.

Penulis : Fadhilah Khairunnisa

Editor : Maya Maulidia

komuniasik@gmail.com

Tanggapan Al-Qur’an Dalam Menghadapi Fenomena Berita Hoaks

Previous article

Lagu You’re On Your Own, Kid Merayakan Perjalanan Hidup

Next article

Comments

Leave a reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *